Teman-teman yang suka traveling pasti sudah tidak asing dengan
nama Arus Liar, salah satu rafting yang ada di Citarik Sukabumi. Tapi Arus Liar
tidak hanya menawarkan rafting lho, juga penginapan dengan tiga nuansa berbeda;
camping ground, saung tepi sungai
(serasa tinggal di desa), atau bungalow walaupun letaknya di tepi sungai namun
nuansa sunyinya lebih terasa. Untuk yang hanya berlibur sekeluarga saya kurang merekomendasikan di bungalow
karena area terlalu luas kecuali di bungalow ada tamu lain yang menginap.
Bungalow lebih cocok untuk acara gathering kantor karena dilengkapi tanah
lapang untuk acara/permainan.
Saya memilih menginap di Saung
tepi sungai yang disebut Kampung Ngaloen, dengan pertimbangan tempatnya pas tepi
sungai jadi anak – anak bisa bermain dan bisa denger gemericik air sepanjang
hari. Waraas pokokna mah.
Tarif dan Fasilitas
Soal tarif cukup bersahabat, Rp
200.000,- permalam/orang sudah termasuk dua kali makan, pagi dan malam. Belum
termasuk tarif rafting sebesar 200 (tarif sudah termasuk makan siang).
Usia minimal untuk bisa ikut rafting 10 tahun. Kok murah amat? Karena
yang ditawarkan penginapan ala – ala menginap di perkampungan jadi fasilitasnya
sederhana, tapi tenang, kalau teman – teman pake provider dari si merah yang
memang rada mihil, sinyal untuk internetan kuat hehehe. Bandingkan dengan
provider lain yang saya juga pake (double sim) di tempat tinggal saya sekarang
aja, pinggiran kab. Bogor dan Tangsel, sinyalnya lelet.
Memang tidak ada wifi? Di camp
arus liarnya wifi gratis tapi kalau di penginapan harus beli.
Selain makan dua kali sehari,
tempat tidur layak, tersedia air mineral
dan kamar mandi bersih. Tanpa tv, jadi yang terdengar hanya gemericik
aliran air sungai, pokoknya terasa tinggal di desa jaman dulu. Cocok untuk niis
dan rehat sejenak dari keriuhan dan kesibukan kota.
Karena anak-anak masih dibawah
usia 10 tahun, saya tidak bisa ikutan rafting. Padahal pengen banget rafting
secara terakhir kali rafting ya pas acara kantor 10 tahunan lalu. Semoga next
time ada kesempatan. Tapi walaupun nggak bisa ikut rafting seneng banget karena
liat anak-anak antusias dan sukacita main di tepi sungai. Di kota mana bisa kayak gini?
Jadi inget masa kecil, sesekali
liat teman-teman yang kalau pulang sekolah berenang di Cikapundung kebetulan
sekolah saya tidak terlalu jauh dari sungai tersebut dan banyak teman-teman
yang rumahnya sekitar sungai Citarum. Karena saya tidak bisa berenang dan tidak
punya nyali buat turun ke sungai jadi cuma lihat dari atas saja hahaha.
Saung terletak tepat di tepi sungai jadi sementara Pak Suami dan
teman-temannya rafting saya menemani anak-anak main di sungai. Sungai yang juga
merupakan jalur rafting jadi saya sekalian nungguin Bapaknya anak – anak lewat.
Sungainya asli jernih tanpa
sampah. Oh ya penginapan berupa saung yang diberi nama Kampung Ngaloen berjumlah 10 saung. Dari camp Arus Liar
(tempat administrasi) sekitar 1 km dan hanya bisa dilewati jalan setapak, jadi
mobil parkir di camp Arus Liar. Tak perlu khawatir soal keamanan di Kampung
Ngaloen karena ada satpam yang menjaga 24 jam plus ada warung kecil yang
menyediakan kebutuhan darurat seperti sikat gigi, sabun, kopi dan mie rebus.
Jadi tak usah khawawatir kelaparan jika malam-malam, tinggal pesan indomie saja
. Maklumlah kalau ke jalan raya medannya
tidak asik jika di tempuh malam-malam, horror hahaha.
Menurut cerita dari bu warung dan Pak satpam, salah satu
rahasia bersihnya sungai Citarik karena pemilik rafting (pemilik rafting di
sekitar Citarik bukan hanya Arus Liar) turut mengedukasi masyarakat untuk
menjaga kebersihan sungai dengan melarang buang sampah ke sungai dan melarang
masyarakat menangkap ikan dengan cara diracun atau disetrum.
Masyarakat menuruti himbauan ini
karena kehadiran rafting membuka lapangan kerja dan ekonomi terdongkrak.
Terbukti di sekitar tempat – tempat rafting ada kios – kios yang menjual barang
keperluan rafting seperti sandal gunung dan koas.
Rafting
Tarif rafting sebenarnya ada
beberapa macam, tergantung panjang pendeknya jalur rafting yang kita pilih,
makin ke hulu tarif bertambah karena berarti jalur rafting makin panjang. Pada
saat-saat tertentu (sesi liburan atau cuaca sedang bersahabat) ada pilihan finish rafting di pantai Pelabuhan Ratu.
Jarak Arus Liar ke Pelabuhan Ratu sendiri jika di tempuh dengan kendaraan
pribadi hanya 1 jam. Jadi bisa banget nginep dan rafting di Arus Liar terus
menikmati sunrise atau sunset di Pelabuhan Ratu.
Tarif rafting dengan jarak
menengah sebesar 200 ribu/orang, jika ingin finish sampai pelabuhan rabu nambah
100 ribu/orang.
Kami ke sini sekitar bulan Mei
lalu, sebenarnya ini acara Pak Suami dan team di kantornya - acara atas
inisiatif teamnya dalam rangka refresing jadi biaya pribadi. Hanya Pak Suami dan satu
temannya yang membawa keluarga tapi temannya belum memiliki anak.
Jalan Cikidang
Teman-teman tahu donk jalur ke
Sukabumi itu macet. Untuk mencapai Arus Liar teman-teman bisa lewat jalur
alternatif Cikidang, namun jalannya berkelok naik turun dengan tikungan atau
turunan/tanjakan cukup tajam jadi tidak direkomendasikan untuk yang masih
belajar nyetir. Bonusnya lewat sini, udaranya sejuk karena kanan kiri, kebun
sawit, kebun karet, tanah – tanah yang masih perawan selain perkampungan. Perjalanan
dari Bogor ke Citarik memakan waktu sekitar 3 jam jika jalan lancar. Saat kami
kemari jalan tidak macet hanya di beberapa titik tersendat karena ada pasar
atau perbaikan jalan.
Anak – anak Sungai
Sungai di depan penginapan
Kampung Ngaloen karena landai dan berbatu jadi tempat main favorit anak – anak lokal
terutama pada hari minggu (libur sekolah). Jangan merasa terganggu dengan
kehadiran mereka karena mereka sekedar main, berenang, mencari ikan dan melihat
orang – orang yang rafting lewat. Seru banget lihat wajah – wajah ceria mereka
main air dengan leluasa dan tidak kenal takut berenang menantang arus. Mungkin
mereka generasi penerus pemandu rafting atau seperti ini masa kecil para
pemandu rafting saat ini, jadi mereka kenal betul arus Citarik. Tapi semoga
mereka kelak buka hanya jadi pemadu tapi pemilik hehehe. Saat ini kebanyakan
pemilik rafting orang – orang kota besar malah ada orang bule, cerita Ibu
pemilik kios.
Add caption |
Add caption |
So, jika teman – teman berencana
berlibur ke tempat berbeda, menikmati keindahan alam, budget minimal, namun tidak terlalu jauh dari Jabodetabek,
wisata ke Sukabumi bisa jadi alternatif.