Yang berbeda di Ramadan tahun ini
Ramadan Mubarak…
Alhamdulullah dipertemukan lagi dengan Ramadan, anak-anak di rumah selalu antusias menyambut bulan Ramadan, walaupun si anak bujang yang masih duduk di sekolah dasar, saat puasa kadang suka ngeluh lapar, haus hehehe.
Menyambut Ramadan saya tidak
memiliki persiapan khusus menyangkut masak-memasak seperti membuat food
preparation dll. Karena rute antar jemput anak sekolah melewati pasar saya
mampir ke pasar sesukanya, tidak seminggu sekali karena bagi saya belanja di
pasar tradisional itu menyenangkan.
Untuk menu masakanpun tidak
terlalu direncanakan, tergantung yang saya temui di pasar atau warung sayur.
Jika pas di pasar lihat kacang merah dan pengen sayur kacang merah, berarti
hari itu saya masak sop kacang merah. Jika berencana mau goreng sambal ati
ampela tapi ternyata di pasar habis, adanya ikan, ya masak ikan hehehe.
Persiapannya memastikan ke anak-anak puasa dan tarawih full (kecuali di kaka yang sudah ada
halangan), si adik menambah hapalannya (insyallah sedang ikut program tahfiz).
Tapi ada tiga hal yang membuat
bulan Ramadan ini berbeda dari tahun
sebelumnya bagi saya.
Mulai puasa senin atau selasa?
Saya dan pak suami mengawali
pertama berpuasa berbeda hari. Saya dan si anak bujang senin, pak suami dan
anak sulung hari selasa. Saya mengikuti
penanggalan Muhammadiyah sedangkan suami mengikuti penanggalan yang ditetapkan
pemerintah. Biasanya kami selalu mengikuti penanggalan pemerintah.
Tahun ini si anak bujang keukeuh ingin memulai puasa sesuai penanggalan Muhammadiyah (anak-anak bersekolah dasar di perguruan Muhammadiyah Setiabudi Pamulang Tangsel). Tahun sebelumnya diapun minta mulai puasa sesuai penanggalan Muhammadiyah tapi karena saya tidak mau ribet, tidak diijinkan tapi tahun ini si anak makin besar, makin paham, saya juga belajar mendengar dan menghargai pendapatnya. Jadilah saya ikut puasa hari senin untuk menemaninya plus jika idul fitri jatuhnya tidak bersamaan dengan penanggalan pemerintah, saya bisa menemaninya sholat Ied di masjid Muhammadiyah yang lumayan jauh dari rumah.
Gimana rasanya puasa berbeda hari
dalam keluarga? Biasa saja, si Kaka menghargai si adik yang puasa duluan, si
Adik tidak tergoyahkan dengan candaan si kaka untuk mulai puasa barengan. Ini jadi permulaan kami sama-sama belajar
menghargai perbedaan pendapat dan mereka jadi lebih paham tentang perbedaan
pendapat dalam agama islam. Berbeda tapi tetap berpedoman pada alquran dan
hadits Nabi Muhammad saw. Kedua
penanggalan ada dalilnya dan disarankan Rasullullah saw. Saya memberi penjelaskan
kenapa penanggalan Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah. Muhammadiyah menetapkan
berdasarkan perhitungan, sedangkan pemerintah berdasarkan keterlihatan bulan
yang harus terlihat di atas 3 derajat.
Kenapa sih nggak disamain aja? Kalau
soal keyakinan tidak bisa dipaksakan sama apalagi kedua penetapan tanggal tidak
bertentangan dengan alquran dan hadits, keduanya benar.
Sebenarnya soal adanya beberapa perbedaan pendapat dalam menjalankan
aturan/syariat/anjuran dalam beragama sudah anak-anak rasakan sejak menginjak
sekolah dasar di Muhammadiyah, misal dari bacaan sholat yang berbeda dengan
yang saya ajarkan sejak tk, perayaan maulidan (hari kelahiran Nabi Muhammad
SAW) yang tidak pernah disinggung di sekolah sementara di lingkungan masjid rumah
perayaan maulidan selalu ditandai dengan acara khusus di masjid.
Selain dari sekolah saya pun
turut menjelaskan kenapa perbedaan pendapat itu terjadi dan menjadi hal biasa
selama berpedoman pada alquran dan sunnah.
Dari sini anak-anak belajar ‘dewasa’ memahami perbedaan pendapat dalam
agama islam. Tidak untuk dibanding-bandingkan atau paling merasa benar tapi
menghargai perbedaan.
Rekomendasi buku religi
Selain tadarus dan tarawih, saya menargetkan
sehari membaca beberapa lembar dari buku Riyadus Sholihin, buku kumpulan hadits
yang memuat sekitar 1090 hadits dan buku tafsir al-mishbah M.Quraish Shihab
jilid 2.
Buku kumpulan hadits dilengkapi
daftar isi sesuai tema hadits yang dibahas jadi bisa dibaca acak sesuai
kebutuhan atau keingintahuan. Satu hadist bisa terdiri dari beberapa redaksi
yang berbeda karena diriwayatkan oleh orang berbeda, hadits seperti ini mengindikasikan bahwa hadist itu kuat karena
didengar oleh lebih dari 2 sahabat nabi Muhammad saw.
Buku tafsir Quraish Shihab
terdiri dari tafsir surat Ali Imran dan Annisa. Agak lelah bacanya karena
disertai penjelasan perkata dalam bahasa arabnya hehehe. Biar bacanya enjoy
saya skip tafsir yang runutannya ke bahasa jadi langsung ke tafsir intinya.
Keduanya bukan buku baru, tapi buku yang sudah ada di rak buku
saya selama belasan tahun. Yap kedua buku ini saya miliki sebelum punya anak (usia anak saya sekarang 15
tahun) tapi tapi baru dibaca beberapa
lembar. Tahun ini saya menargetkan membaca buku-buku bantal yang saya
miliki-total ada 5 buku bantal (buku yang tebalnya di atas 500 halaman), biar
tidak mubajir dan menambah ilmu hehehe.
Kedua buku ini rekomended banget untuk teman-teman yang
ingin menambah ilmu tentang keislaman, insyallah menambah keimanan.
Doa untuk saudara-saudara di Palestina
Bulan ke 6 genosida terjadi di
Palestina. Sejujurnya speechless melihat
kekejaman yang terjadi di sana. Media lokal
tidak banyak memberitakan, kejadian sebenarnya bisa dilihat di akun-akun
jurnalis atau activist kemanusiaan yang ada di sana. Membuat suasana hati melow namun saat
bersamaan mendapat banyak hikmah. Hanya bisa mendoakan.
Mungkin ini yang dimaksud:
“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim)
Mengikuti yang terjadi di
Palestina sejak intifada ke 2, tahun 2000 saat saya kuliah. Mencari tahu dengan membaca buku dan mengikuti diskusi
tentang timur tengah. Konflik yang terjadi di Palestina tidak terjadi mulai
Oktober 2023 tahun sejak 1948.
Semoga segera terjadi gencatan
senjata permanen. Aamiin.
Itulah cerita ramadan minggu pertama saya, apa nih cerita teman-teman.