Assalamualaikum, Ramadan hari ke 20
Selain
pernah kesiangan bangun sahur, saya punya kegiatan seru lainnya di bulan
Ramadan ini. Tapi sebelumnya, ada yang sudah pernah kesiangan bangun sahur, kah?
Saya sudah 2x kesiangan bangun sahur, pertama ga sadar matiin alarm begitu
berbunyi (ga inget itu alarm bangun sahur) akhirnya terbangun sekitar 5 menit
sebelum imsak, Alhamdulillah masih bisa sahur, makan nasi dan lauk dingin.
Kesiangan kedua, tidur pulas jadi saat alarm bunyi tidak terdengar tapi
Alhamdulillah masih bisa sahur di menit-menit terakhir. Iya kalau saya atau pak
suami bisa tetap puasa walaupun tidak sahur tapi anak-anak?
Oh
ya, kegiatan seru yang saya maksud ini adalah tentang dunia per-tanaman alias
bercocok tanam dari rumah. Sejak pandemi Covid-19, kegiatan bercocok tanam ini
seperti menjadi hobi baru selain mendampingi anak-anak PJJ, sholat tarawih, dan
tadarus.
Mencoba mengolah limbah organik rumah
tangga menjadi kompos
Untuk mengisi kegiatan positif di bulan ramadan, saya coba mengikuti challenge bercocok tanam dari Instagram @Berintani.id. Kali ini saya mencoba hal baru nih, masih nyambung sama usaha tanaman yang saya geluti yaitu membuat kompos/pupuk dari limbah organik rumah tangga. Keinginan untuk mencoba membuat kompos ini sebenarnya udah lama ada, tapi banyak alasan hingga hanya ide tanpa eksekusi. Alasannya, tidak tahu caranya (padahal tinggal googling), tidak ada waktu (ya ada kalau niat pasti ada waktu). Akhirnya, ada momen yang memaksa mengeksekusi ide ini, ya kadang harus dipaksa untuk melakukan sesuatu yang baik itu hehehe.
Membuat kompos sendiri selain hemat dan ramah lingkungan juga satu satu cara mengurangi sampah. Kegiatan ini bisa banget lho mengikutsertakan anak-anak agar mereka juga lebih aware terhadap lingkungan dan terbiasa me-reuse dan me-reduce sampah.
Saya mencoba hal baru nih, masih nyambung sama usaha tanaman yang saya geluti yaitu membuat kompos/pupuk
dari limbah organik rumah tangga. Keinginan untuk mencoba membuat kompos ini
udah lama ada tapi banyak alasan hingga hanya ide tanpa eksekusi. Alasannya, tidak
tahu caranya (padahal tinggal googling), tidak ada waktu (ya ada kalau niat
pasti ada waktu). Akhirnya, ada momen yang memaksa mengeksekusi ide ini, ya
kadang harus dipaksa untuk melakukan sesuatu yang baik itu hehehe.
Membuat kompos sendiri selain hemat dan ramah
lingkungan juga satu satu cara mengurangi sampah. Kegiatan ini bisa banget lho
mengikutsertakan anak-anak agar mereka juga lebih aware terhadap lingkungan dan terbiasa me-reuse dan me-reduce
sampah.
Manfaat kompos
Merupakan sumber hara makro dan mikro untuk
tanaman
Dalam jangka panjang kompos bisa memperbaiki pH
tanah yang asam
Mengandung humus yang dibutuhkan untuk
meningkatkan hara makro dan mikro tanah.
Memperbaiki struktur tanah yang padat menjadi
gembur
Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh
tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
Menekan pertumbuhan/serangan hama
Kalau search
di google gampang cara membuatnya, tapi mari kita lihat ya, ini pertama kalinya
saya membuat kompos semoga tidak gagal. Memang bisa gagal? Kalau menurut yang
saya baca bisa gagal, indikasinya campuran adonan kompos jadi berbau tak sedap,
karena jika berhasil jadi kompos, tidak akan berbau.
Oh ya proses mengkompos berlangsung 1 minggu.
Bahan yang dibutuhkan
Bahan kompos; sampah
organik rumah tangga
Bahan kompos yaitu limbah organik rumah tangga
seperti sisa potongan sayur-sayuran, makanan sisa dll. Bahan ini dicacah/potong
kecil.
Untuk tambahannya saya gunakan sekam mentah,
bisa juga tanah atau bubuk gergaji atau pupuk kandang sapi. Komposisi antara
sekam (dan atau tanah/bubuk gergaji) dan limbah organik 20 : 80.
Wadah untuk memproses
Untuk wadahnya saya gunakan ember plastik
bertutup ukuran 5L. Saya gunakan ukuran kecil karena masih percobaan.
Starter/aktivator EM4 Pertanian dan gula pasir
EM4 Pertanian yaitu zat yang akan mengaktifkan
kerja organisme pengurai untuk mempercepat proses pembusukan dan penguraian
bahan organik.
EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung organisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat, bakteri Fotosintetik, Actinomycetes Sp, Streptomyces, ragi dan jamur pengurai selulosa untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organic yang mudah diserap oleh akar tanaman.
EM4 ini banyak kegunaannya, selain untuk starter membuat pupuk organic juga bisa digunakan sebagai pupuk tanaman, baik tanaman hias, buah maupun sayuran. Takaran dan penggunaanya bisa teman-teman baca di label kemasan atau di website.
Harga satu botol EM4 ukuran 1L kisaran 20 – 25
ribu tergantung. Saya membelinya secara online di Tokopedia.
Cara membuat
Cacah limbah organik campur dengan sekam, larutkan dalam 1L air yang sudah diberi 1mL EM4. Aduk rata. Tutup. Cek setiap setengah hari. Jika suhu panas, buka tutupnya. Panas menyebabkan proses pembusukan berlangsung cepat dan menggagalkan proses mengkompos.
Setelah kurang lebih seminggu, kompos siap digunakan. Tunggu update tulisan saya berikutnya ya untuk melihat apakah berhasil? Semoga berhasil, kalau tidak saya akan coba buat lagi.