Assalamualaikum Teman,
Yang menggoda dari new normal ini bukan
pengen ngemall atau jalan-jalan tapi pengen pulkam. Dan sepertinya hal ini
bukan hanya dirasakan saya, tapi banyak orang.
Dari obrolan beberapa grup WA, ada beberapa teman yang sudah pulkam, ada
yang ke Bandung, Sukabumi bahkan Jawa Tengah.
“Udah nggak ada pemeriksaan, ga perlu surat
bebas covid,” jelas teman, seperti menyemangati saya untuk mudik. Tapi saya
masih nahan diri, pertama masih khawatir apalagi kedua orang tua sudah lansia,
nenek saya sudah usia 80 lebih. Khawatir secara tidak langsung kami membawa
virus untuk mereka, atau sebaliknya, kami membawa virus dari sana, padahal anak
kedua saya punya asma.
Satu lagi yang memberatkan saya pulkam, ada
aturan di kantor suami untuk melarang karyawan ke luar kota, kalau urgent harus laporan. Dan jika di kantor ada yang
positif kantor akan tutup .
Duh tanpa ada yang positif aja, perusahaan
tempat suami kerja sudah terimbas, jangan sampai deh di kantornya ada yang
positif.
Sebagian orang beranggapan new normal ya
menjalani kehidupan seperti biasa hanya pake masker (face shield) dan bawa hand sanitizer. Tapi menurut
saya anggapan ini kurang tepat mengingat jumlah yang positif masih
meningkat tajam.
Sebagian orang beranggapan, biasa saja.
Biasanya orang-orang santuy ini dan merasa covid-19 hanya ada di ‘kota’ yang
kampungnya aman, tidak ada teman dan tetangga yang kena jadi merasa semua
baik-baik saja. Ini yang saya rasakan di kampung tempat saya tinggal, di
pinggiran kota. Saking santuynya, orang pake masker diledekin. Untungnya
anak-anak woles, efek 3.5 bulan di rumah aja dan corona jadi obrolan
keseharian, mereka woles kalau diledek teman atau tetangga (dewasa) karena kalau
main maskeran. Oh ya sudah 3 minggu ini anak –anak diperbolehkan main sepeda dan
layangan sama teman-temannya (anak tetangga) tapi pake masker. Karena main
sepeda dan layangan otomatis jaga jarak.
Cara Saya Menyikapi New Normal
Melakukan protokol kesehatan, maskeran kalau ke
luar rumah dan bawa hand sanitizer. Belanjaan langsung dicuci-cuci sebelum masuk
kulkas dan tempat penyimpanan bahan makanan kering.
Masih manut sama nasehat, kalau tidak penting
tidak kemana-mana. Jadi selama new normal ini masih belum pernah ke mall atau
toko besar favorit seperti gramedia dan toko perabot , aslinya udah kangen
pengen cuci mata ke sana hahaha.
Tetap produktif, ga kemana-mana bukan berarti
ga produktif donk apalagi jaman internet seperti sekarang. Alhamdulillah masa pandemi
ini orang jadi suka tanaman, jualan online tanaman saya kecipratan rejeki ini. Boleh intip-intipnya instagramnya anggrek.hias
|
Mini monstera koleksi anggrek.hias |
Mengusir kebosanan dengan mencoba hal baru.
Bosan banget di rumah, kalau mau jujur saya stress. Kalau udah stress sampai
ubun-ubun pengennya lari pulkam ke rumah ibu. Penyebab stressnya terlalu
pribadi untuk dibahas hehehe. Yang pasti every family has own battle terlebih
di masa pandemi seperti ini. Salah satu
stress release saya menyibukkan diri dengan tanaman dan moto-moto makanan.
Lumayan efektif karena jadi sibuk dan capek.
Kelonggaran yang saya dan keluarga lakukan saat
new normal ini, ke pasar, kalau biasanya hanya ke warung sayur
kini seminggu sekali ke pasar dan toko bahan kue. Anak-anak boleh main sepedaan
sama temannya.
Kebiasaan yang sudah jadi keseharian, mencuci barang belanjaan termasuk saat
anak-anak jajan. Lucunya mereka jajan eskrim terus dicuci, es krimnya jadi cair
lalu mereka masukin ke kulkas beberapa jam baru dimakan.
Bagaimana nih cara teman – teman menyikapi new normal? Yuk dishare