Teman Autis, Edukasi dan Informasi Seputar Autis
Belajar memahami anak autis
Ada dua anak berkebutuhan khusus di kelas KAE,
anak kami yang masih SD. Ini bukan tahun pertama dia sekelas dengan anak
berkebutuhan khusus jadi dia bisa menyesuaikan diri dan berteman dengan mereka.
Sekolah anak-anak walaupun belum menerapkan sekolah insklusi tapi menerima
anak-anak berkebutuhan khusus dengan jumlah terbatas, disesuaikan dengan fasilitas
dan kemampuan guru. Beberapa anak berkebutuhan khusus didampingi guru
pendamping atau shadow teacher.
Dari beberapa kali bertemu saat acara sekolah
atau mengantar jemput, saya jadi tahu dua anak berkebutuhan khusus di kelas KAE
adalah autis, saya tidak begitu paham tipe (spekturum autis) mereka.
Teman-teman sekelasnya sudah cukup baik
memahami mereka jadi bisa main/komunikasi walaupun kadang menurut anak kami,
KAE, sikap keduanya kadang tidak terduga. Misal bisa sangat marah untuk hal
sepele, tidak paham becanda. Jika itu terjadi beberapa teman-teman sekelasnya berusaha
menenangkan walaupun tidak selalu berhasil seperti cerita KAE kemarin, temannya
marah lalu dilerai malah meludahi, kalau sudah tidak bisa dihandle baru mereka
lapor ke guru.
Banyak pelajaran yang saya lihat dengan adanya
teman sekelas yang istimewa seperti
mereka, anak-anak menjadi lebih memiliki empati, belajar sabar dan memahami teman
dengan kondisi seperti itu walaupun ada beberapa teman (biasanya dari kelas
lain) yang suka sengaja membuat anak ini marah, kalau ini terjadi teman-teman
sekelasnya membela dan lapor pada guru.
Kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia mengenai
autis menjadikan anak autis dilabeli hal negative seperti anak nakal karena
suka ngamuk, anak bodoh karena tidak perhatian.
Apa itu autis dan bagaimana ciri-cirinya?
Autisme adalah istilah untuk menjelaskan kondisi neurodevelopment
disorders (gangguan perkembangan neurologis) seseorang. Autisme ditandai
dengan kesulitan penderita untuk fokus
pada sesuatu, tidak paham ekspresi wajah atau perasaan orang lain, dan kurang mampu
berkomunikasi. Dari sini bisa dipahami kenapa anak autis ada yang suka ngamuk
(tidak semua) mungkin mereka kesulitan mengungkapkan perasaannya atau salah
memahami lawan bicaranya, sehingga marah.
Anak autis hanya terganggu perkembangan
neurologisnya tapi tidak dengan kognitif atau kecerdasannya. Anak autis memiliki
EQ normal, malah mereka memiliki kelebihan yang tidak bisa dimiliki anak normal
yaitu jika memiliki minat pada suatu hal mereka akan gigih untuk mencapainya dan tidak mudah dialihkan
artinya mereka bisa fokus pada bidang
yang mereka sukai.
Saya ingat, saat mengambil rapot anak sulung
tahun lalu, gurunya cerita jika bertahun lalu ada anak didiknya yang autis dan
hobi menggambar, dan kini anak itu sudah kuliah di Fakultas Seni Rupa sebuah
PTN.
Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai autis, salah satunya karena kurangnya informasi yang benar mengenai autis. Banyak orang tua dengan anak autis kebingungan memilih sekolah dan tempat terapi.
Teman Autis
Atas dasar ini Alvinia Christiany mendirikan Teman Autis pada April 2018 yang bertujuan memberikan berbagai macam edukasi dan informasi untuk para orang tua yang memiliki anak autis.
Teman Autis dididirikan oleh Ratih dan Alvinia
sebagai co-founder beserta 6 anggota lain dengan beragam latar belakang
diantaranya guru anak berkebutuhan khusus, dunia digital marketing, legal counselling
dll.
Teman Autis |
Teman Autis membuat website www.temanautis.com
yang berisi informasi mengenai autis. Website Teman Autis memiliki navigasi yang cukup baik sehingga informasi
mudah diakses, desainnya sederhana membuat pengunjung mudah fokus pada
informasi yang ada di web dan artikel ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami.
Teman Autis juga menjadi wadah untuk saling
support karena stigma autis yang masih negatif di masyarakat beberapa orang tua
malu mengakui anaknya autis akibatnya
penanganan/terapi tidak tepat atau
terlambat. Padahal dengan penanganan cepat dan tepat anak dengan autis bisa
bersikap layaknya anak normal walaupun tidak 100% sehingga kelak bisa berbaur
di lingkungan masyarakat dan bisa menemukan potensi dirinya.
Tidak hanya menyebarkan dan sharing informasi mengenai autis, Teman Autis
juga bekerjasama dengan 100 lebih klinik, tenpat terapi dan sekolah dengan begitu orang tua
yang memiliki anak autis bisa mendapat referensi untuk sekolah dan terapi
anaknya di Teman Autis.
Ratih sebagai founder Teman Autis adalah
seorang corporate legal counsel lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga
dan Master of Laws dari University College London.
Karena kekonsistenannya mendampingi dan mengedukasi
orang tua yang memiliki anak autis dan masyarakat luas tentang Autis, Alvinia
Christiany mendapat penghargaan Semangat Astra Terpadu dari SATU Indonesia
Awards 2022 dari PT Astra International Tbk.
Referensi
www.IDNTImes.com
www.goodsnewsfromIndonesia.id
www.satu-indonesia.com
Tidak ada komentar