Semilir Ecoprint, pemberdayaan perempuan melalui produk ramah lingkungan
Seiring waktu, kesadaran masyarakat akan isu
lingkungan meningkat, terlebih saat ini dampak dari kerusakan lingkungan sudah
sangat terasa. Polusi udara, cemaran air sungai, global warming yang berdampak
pada kekeringan dan bencana lain.
Produk semilir artisan ecoprint |
Menggusung gaya hidup ramah dan peduli
lingkungan menjadi tren dan merambah pada banyak gaya hidup, termasuk soal
pemilihan pakaian. Mulai mengurangi pakaian dengan bahan kain hasil print dengan
pewarna sintesis dimana limbahnya sukar terdegradasi (terurai) sehingga mencemari
air sungai atau air tanah. Bagi kebanyakan perempuan mengenakan pakaian tanpa
warna atau motif bagai makan tanpa garam. Anyep dan datar. Seperti sebuah
ungkapan, perempuan itu indah dan menyukaikeindahan, tak heran ragam busana
wanita lebih banyak dari pria.
Tapi bagaimana mau berpakain styles dan indah
tanpa menambah kerusakan lingkungan?
Produk ramah lingkungan dengan kearifan lokal
Alvira Oktaviani menyadari hal itu, dimulai dari
ketertarikannya mengenal dan mencoba ecoprint, lalu membuat produk, tak
disangka direspon sangat baik orang-orang sekelilingnya. Hal ini kemudian
memantapkannya untuk mengkomersilkan hasil produk ecoprintnya secara luas.
keberadaan internet sangat membantu mengenalkan produk secara lebih luas ke
seluruh Indonesia. Produk yang dibuat Alvira berpijak pada kearifan lokal yaitu
batik ecoprint.
Dari bahan alam |
Seperti apa sih batik ecoprint? Dan bedanya
dengan batik pada umumnya? Sebelumnya kita mengenal tiga teknik membatik yaitu
batik tulis, batik cap dan batik print (cetak). Batik tulis umumnya dibuat
dengan pewarna alami dari tanaman, tak heran batik ini harganya mahal karena
proses pembuatannya yang handmade baik membatiknya maupun perolehan pewarnanya.
Sedangkan batik cap dan batik print umumnya dengan pewarna tekstil. Namun pada
beberapa batik cap ada yang menggunakan pewarna alami.
Kini muncul teknik batik ecoprint. Eco berasal dari ekosistem yang merujuk pada alam
dan print yang berarti mencetak, jadi batik dengan teknik ecoprint iatu batik
yang dibuat dengan cara mencetak motif dan warnanya dari alam sekitar. Motif
dan warna untuk mencetak biasanya dari daun, bunga, biji, akar dan rerumputan dan
tanpa menggunakan bahan kimia sintesis sehingga ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan pencemaran air dan tanah. Perpaduan serat daun atau bunga dan
pewarna alami dari bahan alam tersebut menjadikan kerajinan ecoprint otentik dan eksklusif. Untuk baha berupa
tumbuhan dan daun sebagai pewarna dan motif berburu secara langsung di alam,
jika awalnya hanya daun jati dan daun lanang, Alvira mulai mencoba tanaman lain
seperti bunga air mata pengantin, legundi dan heplaliptus.
Alvira membranding produknya dengan nama
Semilir Ecoprint Artisan. Adapun produknya berupa kain, kemeja, syal, tempat tissue,
dompet dan lain sebagainya. Untuk medianya selain kain, Alvira menggunakan
kulit lantung.
Pemilihan nama semilir terinspirasi saat
mencari tanaman untuk bahan ecoprint
yang biasanya di alam terbuka, Alvira selalu merasakan semilir angina,
jadilah diambil nama semilir.
Produknya sudah dijual secara online untuk
workshopnya sampai saat ini masih bertempat di rumah Alvira yaitu di Perum
Griya Asri Pratama Sleman Yogyakarta.
Memberdayakan lingkungan sekitar
Untuk produknya, Alvira memberdayakan ibu-ibu
di sekitar tempat tinggalnya sehingga menaikkan tingkat ekonomi para ibu.
Kerjasama dilakukan secara terbuka dengan sistem konsinyasi di mana pembayaran
akan dilakukan jika barang sudah laku terjual. Alvira juga mengijinkan para ibu
yang bekerja sama dengan dia membuat produk sendiri dan menjualnya sendiri. Ini
sebagai bentuk dukungan agar smeua ibu maju dan mandiri.
Semilir Ecoprint pernah mengikuti beberapa
pameran. Menurut Alvira keuntungan mengikuti pameran tidak hanya meningkatkan penjualan juga menjalin relasi dan korabolasi.
Untuk dari produk Semilir Ecoprint ini bervariasi tergantunh bahan dan tingkat kesulitan membuatnya. Proses mewarnai serat alami tidak instan asal celup tapi berulang-ulang setelah proses pengeringan.
Sarjana S1 Farmasi lulusan Universitas Ahmad
Dahlan (UAD) Yogyakarta ini memulai bisnis ecoprint tahun 2017. Karena perannya
sebagai umkm dengan produk ramah lingkungan, Alvira mendapat penghargaan dari
PT Astra International Tbk dalam ajang Satu Indonesia (SIA) tahun 2022 di
bidang kewirausahaan. Alvira tidak menyangka usahanya akan mendapat menghargaan
dari Astra.
sumber tulisan dan gambar
Fb semilir artisan ecoprint
Jayakartanews
kompasiana.com
Tidak ada komentar