Pelestari Buah Lokal khas Kalimantan Selatan
Tanah Surga
Orang bilang tanah
kita tanah surga
tongkat kayu dan batu
jadi tanaman
Kalimat di atas adalah kutipan sebuah lagu dari
Koes Plues grup band yang tenar sekitar tahun 80 an. Yang saya ingat lagu ini
kerap dinyanyikan Bapak saya sambil bermain gitar. Sebuah lagu yang menggambarkan
betapa Indonesia, tanah air kita, subur tanahnya, itu belum termasuk perut
buminya yang kaya mineral.
Pelestari buah khas Kalimantan Selatan, Mohamad Hanif Wicaksono |
Memperbincangkan kesuburan tanah Indonesia, saking suburnya tanpa ditanamipun tumbuh
aneka tumbuhan hingga ribuan jenis. Bahkan Indonesia termasuk negara yang
disebut ‘mega center’ keanekaragaman hayati dunia, menurut buku Melestarikan
Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna.
Menurut data ada sekitar 6000 jenis tumbuhan,
1000 spesies hewan dan 100 spesies jasad renik. Dari 6000 tumbuhan itu termasuk
di dalamnya tanaman buah. Untuk tanaman bunganya, Indonesia terkenal dengan keanekaragaman
anggreknya, bisa dibilang setiap hutan di Indonesia memiliki jenis anggrek endemik.
Jika teman-teman jalan-jalan ke kota Bogor
teman-teman akan menemui penjual buah bisbol. Buah yang mulai langka
keberadaannya. Teman-teman generasi 80-90
an yang tinggal di daerah Jawa Barat dan Jakarta, mungkin familiar dengan buah
kecapi, sekarang sulit sekali mencari buah ini pasaran bahkan hampir tidak ada.
Itu hanya contoh dua buah khas Indonesia yang mulai langka di Jawa Barat.
Menengok pulau lain, kita akan dibuat amazing dengan aneka buahnya yang langka
dan unik. Terutama buah-buahan yang tumbuh di hutan. Keberadaan tanaman buah
ini terbatas bahkan langka dan sayangnya masyarakat sekitarnya pun kurang
mengenalnya.
Buah lokal khas Kalimantan Selatan
Adalah seorang Mohamad Hanif Wicaksono, pria
asal Blitar kelahiran 1983 yang merantau ke Kalimantan dan mengembangkan buah
lokal khas Kalimantan di sana.
Pria yang berprofesi sebagai ASN ini bertugas
memberi penyuluhan keluarga berencana di kabupaten Balangan, pekerjaan yang
mengharuskannya keluar masuk desa melewati hutan untuk memberi penyuluhan, membuatnya
melihat dan merasakan buah yang unik, buah yang hanya ia temui di Kalimantan. Hal
ini menerbitkan rasa penasarannya, membuat Mohamad Hanif mulai menjelajah hutan
untuk mencari tanaman buah lain yang unik dan langka. Di luar dugaanya, ia
menemui banyak sekali buah yang bisa dimakan dan hanya ada di hutan Kalimantan,
bahkan keberdaaan beberapa buah-buahan ini
tidak disadari masyarakat sekitar.
Mohamad Hanif memutuskan menseriusi kegiatannya
masuk dan keluar hutan untuk mencari tanaman buah-buahan yang selama ini belum
teridentifikasi dengan mendirikan Kelompok Usaha Tunas Meratus di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dengan kegiatan utama konservasi tanaman buah asli
Kalimantan pada tahun 2012. Jadi buah-buahan lokal yang ditemukan Mohamad Hanif
di hutan setelah diindentifikasi dibudidayakan baik secara vegetative maupun generative.
Saat menemukan tanaman buah baru, Mohamad Hanif
mendokumentasikannya lalu mencari literature untuk menemukan nama buah
tersebut, jika belum ada diliterature ia akan bertanya pada pakar-pakar
biologi. Mohamad Hanif membekali dirinya dengan banyak bacaan mengenai tanaman
buah. Selain itu ia juga mencocokan kesahan datandarI buah yang ditemukannya ke
herbarium online internasional.
Dalam pendidentifikasian buah lokal Mohamad Hanif juga melalukan uji
coba dengan mencicipi tanaman buah dan pengalaman yang tak pernah ia lupakan
adalah ia pernah mengalami mati rasa selama 3 hari setelah mencoba makan buah
tertentu. Mohamad Hanif pun pernah terseesat di hutan berhari-hari dalam
penjelajahannya mencari buah lokal.
Dalam proses mengidentifikasi buah-buahan lokal
Kalimantan Selatan Mohamad Hanif berhasil mengidentifikasi 160 jenis buah.
Mohamad Hanif juga membukukan buah-buahan lokal
Kalimantan yang ditemukannya dengan judul “Buah Hutan Kalimantan Selatan sei
1-6”. Untuk penyusunan bukunya Mohamad Hanif menggandeng para pakar buah-buahan
seperti Mohammad Reza Tirtawinata dari Mekarsari, sebuah eduwisata yang berisi
aneka tanaman buah lokal.
Mengenal Beberapa Buah Khas Kalimantan Selatan
Sebagai pecinta buah-buahan (makan) saya sangat penasaran dengan buah khas
Kalimantan Selatan dan akhirnya googling. Ini dia beberapa buah khas Kalimantan
Selatan;
Berikut beberapa tanaman buah khas Kalimantan
Selatan yang makin bikin penasaran karena belum pernah melihat dan mencicipinya
langsung;
Buah Kelendang
Buah yang mirip buah cempedak tapi berukuran
lebih kecil tapi tidak beraroma tajam seperti nangka atau cempedak, jadi bisa
nih buat teman-teman yang ga pernah makan buah nangka, cempedak atau durian
karena ga kuat aromanya yang tajam, coba makan buah ini.
Buah lahung
Mirip dengan buah durian perbedaan pada warna
kulit buah dan daging, jika durian berwarna kuning buah lahung berwarna merah.
Soal rasa mirip dengan durian.
Buah Kapul
Buah serupa buah manggis jika manggis kulitnya berwarna ungu, buah kapul kecoklatan seperti kayu dan buahnya kekuningan. Soal rasa mirip manggis.
Buah Kasturi
Buah yang mirip mangga namun seukuran buah sawo. Aromanya lebih menyengat daripada mangga. Saat matang kulit buah berwarna hijau kehitaman, rasanya seperti mangga, manis segar.
Buah Ihau
Buah dengan kulit berbintik, buah dalamnya
seperti kelengkeng, tah heran orang menyebutnya buah kelengkengnya Kalimantan.
Buah Ramania
Buah berbentuk bulat berwarna hijau jika matang
warnanya berubah kekuningan, buahnya tumbuh bergerombol dalam satu ranting.
Buah Lokal untuk Ketahanan Pangan
Referensi.
www.IDNtimes.com
www.id.wikipedia.org
www.satu-indonesia.com
Tidak ada komentar