Judul buku :
Pendidikan Karakter Nabawiyah
Penulis :
Abdul Kholiq
Penerbit :
Mutiara Qur’an
Tahun :
Agustus 2017
Halaman :
322 hal – Hard Cover
Mendidik anak adalah sebuah proses panjang, tidak mudah, akan selalu
ada tantangan, itu sebabnya semuanya harus dikembalikan pada Allah SWT, berdoa
untuk kebaikan anak. Karena Dia - lah pendidik sebenar – benarnya yang tidak
pernah salah. Yang dilakukan kita, orang tua, hanyalah ikhtiar.
“Tiga doa yang mustajab dan tidak
ada keraguan di dalamnya, yaitu; doa orang yang terdzalimi, doa orang yang
dalam perjalanan serta doa orang tua kepada anaknya.” (HR Tirmidzi).
Setiap anak terlahir beriman,
pembelajar, berbakat dan tumbuh. Sub
judul buku yang membangkitkan optimisme para orang tua untuk mendidik anak –
anak dengan maksimal agar sukses dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Ukuran
sukses dalam kehidupan bermasayarakat yang tentunya tidak dinilai berdasarkan
materi saja tapi taat pada Allah swt,
bahagia lahir batin, bermanfaat bagi
masyarakat, dan mandiri. Seimbang dan
sejalan antara hablum minallah dan hablum minannas.
Dari membaca judul bukunya,
mungkin teman – teman bertanya, apa sih Pendidikan Karakter Nabawiyah?
Pendidikan Karakter Nabawiyah adalah cara mendidik anak dengan mencontoh
bagaimana Rasullulah saw mendidik anak – anak pada masa itu dan bersumber dari
alquran. Kitab petunjuk dari sang pencipta anak – anak (manusia). Kalau istilah
jaman now, Alquran itu user manual - nya.
Sebagai analogi saat kita membeli barang pasti dilengkapi user manual. Nah begitupun kita, manusia, diciptakan lengkap dengan
user manualnya yaitu Alquran.
Mengenal dasar – dasar pendidikan Islam
Dalam Islam, pendidikan seorang
anak adalah tanggung jawab orang tua sepenuhnya, karena kelak di akhirat orang
tualah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Guru atau ustadz hanya membantu
mendidik. Ini berdasarkan pada firman Allah swt QS At-tahrim : 6 "wahai orang - orang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat - malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Dan hadist,"Setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya, Imam adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepempimpinannya, seorang laki - laki adalah pemimpin keluarganya dan akan diminta pertanggungjawabannya, seorang perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya akan dimintai pertanggungjawabannya tentang kepempimpinannya, dan seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepempimpinannya. Ketahuilah setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya (HR Al - Bukhari - Muslim)
Pendidikan apa yang perlu
diberikan? Ali bin Abi Thalib menjelaskan ayat tersebut bahwa pendidikan yang
dimaksud adalah ilmu dan adab.
Allah swt memerintahkan untuk
mengajarkan pendidikan (ilmu dan adab) dengan
2 tujuan; pertama beribadah kepadaNya, kedua, agar menjadi Khalifah – pemimpin
dan penjaga bumi dari kerusakan. Kedua tujuan itu termaktub dalam QS Adz-Dzariyat : 56. “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepada – ku”. Dan QS Albaqorah : 30 “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : sesungguhnya Aku
hendak menjadikan di bumi seorang Khalifah.”
Jadi pendidikan yang diberikan
pada anak harus sesuai dengan tujuan penciptaan manusia.
Secara luas tujuan penciptaan
manusia menjadi Khalifah di muka bumi adalah memberi manfaat/berkontribusi pada
peradaban di muka bumi. Sebagaimana para sahabat di jaman Nabi Muhammad SAW,
mereka berkontribusi pada lahirnya peradaban Islam yang terus berkembang dari
generasi ke generasi sampai lahir para ilmuwan muslim pertama yang penemuannya
berkontribusi besar pada peradaban saat ini.
Empat fitrah yang diberikan Allah swt pada setiap anak
Ada empat karakter / fitrah yang
diberikan Allah swt pada setiap anak sejak lahir yaitu;
Karakter Iman – fitrah keimanan, bahwa setiap anak terlahir dengan
membawa fitrah keimanan, dalam keadaan baik, percaya pada Allah swt.
QS Al A’raf : 172 artinya; Dan
(ingatlah) ketika Rabmu mengeluarkan anak – anak adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka (seraya berfirman); “Bukankah Aku ini Rab kalian?” benar (engkau)
Rab kami, kami menjadi saksi.
Karakter Belajar – fitrah belajar, setiap anak dilahirkan
pembelajar, punya rasa ingin tahu besar dan dengan gaya belajar yang berbeda
antar anak satu dengan lainnya.
Surat Thaha; 105, An Nazi’ah:42
dan Al Isra: 75 adalah beberapa ayat dalam Al Qur’an yang menunjukkan tentang
rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu yang ada di alam ini. Karakter belajar
meliputi gaya belajar anak yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditory dan
gaya belajar kinestetik. Orang tua harus mengetahui gaya belajar anak agar saat
mendampingi anak belajar tahu cara yang tepat sehingga pelajaran mudah dipahami
anak.
Karakter Bakat – fitrah bakat, setiap anak dibekali bakat atau
kecerdasan yang berbeda – beda. Jadi tidak ada istilah anak tidak cerdas tidak
berbakat.
QS Al Isra’ : 84 ; Katakanlah
Muhammad bahwa setiap orang akan berbuat
sesuai bakat pembawaanya, maka Rabbmu lebih mengetahi siapa yang lebih benar
jalannya.
Karakter perkembangan – fitrah perkembangan, anak akan berkembang sesuai perkembangan
usia yang pada dasarnya menjadi pribadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Karakter Perkembangan QS Al Hajj
: 5
Keempat karakter tersebut
ditanamkan orang tua pada anak berdasarkan
prioritas dan dominan harus didahulukan dan sesuai perkembangan anak.
Jadi bukan berarti saat karakter keimanan ditanamkan pada usia 0 – 7 tahun
karakter lain tidak ditanamkan hanya porsinya yang berbeda, pada usia ini
dominan menanamkan karakter keimanan. Saat karakter keimanan sudah kuat
tertanam, di usia selanjutnya hanya tinggal melanjutkan dan mengarahkan.
Karakter Iman dikembangkan pada
anak mulai usia 0 – 7 tahun
Dimulai saat pembuahan, saat
suami istri hendak melakukan hubungan intim diharuskan berdoa. Seperti yang
disabdakan nabi Muhammad saw; “Jika salah seorang diantara kalian mendatangi
istrinya (untuk berjima) maka ucapkanlah; Allahuma janibnaa Syaithoona
wajannibi Syaithoona maa rojaktanaa
“Ya Allah, jauhkanlah kami dan apa (anak) yang kau karuniakan kepada
kami dari Syaitan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keimanan ini dilanjutkan hingga
selama masa kehamilan, melahirkan dan ketika anak lahir.
Pada usia ini cara berpikir anak
masih didominasi otak kanan (perasaan), sehingga mudah menerima ajaran
keimanan. Karena yang dibutuhkan untuk menumbuhkan keyakinan/keimanan adalah
hati bukan logika.
Menanamkan keimanan pada usia ini
adalah bukan dengan pemaksaan tapi pengenalan, pembiasaan dan menanamkan. Tidak
fokus pada ritual tapi pembiasaan dan mengaitkan kehidupan sehari – hari dengan
keberadaan Allah swt. Misal bahwa rejeki dari Allah swt tapi melalui tangan
kita orang tua, kesembuhan sakit dari Allah swt tapi melalui perantara obat dan
dokter. Ada ikhtiar sebelum tawakal.
Pendidikan karakter keimanan yang
diberikan pada usia ini bukan berarti mengabaikan pendidikan selain agama.
Beragam stimulasi tetap harus dilakukan
untuk menumbuhkembangkan kecerdasan lain pada diri anak. Mengenalkan pada
huruf, kejadian yang terjadi di alam dsb.
Mengamati bagaimana perkembangan
kecerdasan majemuk anak dan menstimulasinya.
Karakter belajar dikembangkan pada anak usia 7 – 10
“Ajarilah sholat pada anak yang
berumur 7 tahun, dan pukullah jika tidak sholat pada umur sepuluh tahun.” (HR
Tirmidzi)
Jika stimulas yang diberikan pada
usia 0 – 7 tepat, saat usia anak 7 – 10 tahun, karakter belajarnya sudah
terbentuk dan pada fase ini hanya mengembangkan. Rasa ingin tahu, sikap kritis
dan gaya belajar sudah terlihat. Minat akan beragam, banyak hal yang ia sukai.
Ada 3 macam gaya belajar anak
yaitu;
Gaya belajar visual, gaya belajar
yang mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya kemudian
mempercayainya.
Gaya belajar auditori, gaya
belajar yang mengandalkan pendengaran, dari mendengar dia mengingat dan
memahami.
Gaya belajar kinestetik, gaya
belajar yang mengandalkan praktik, menyentuh atau melakukan sesuatu sehingga anak
paham dan mengerti.
Pada usia ini orang tua harus
sudah tahu bagaimana gaya belajar anak sehingga orang tua dapat menyesuaikan
bagaimana menanamkan pendidikan pada anak yang disesuaikan dengan gaya
belajarnya.
Karakter bakat dikembangkan pada anak usia 10 – 14
Pada usia ini bakat dan minat
anak sudah terlihat, orang tua tinggal mengembangkan sehingga anak mantap dan
percaya diri dengan minat dan bakat ia pilih. Pada usia ini disarankan orang tua
menstimulasi anak sesuai bakat dan minatnya dengan memberi anak projek yang
dilakukan berkesinambungan. Orang tua juga disarankan mendampingi anak membuat
porto folio sesuai bakat dan minatnya.
Karakter perkembangan dikembangkan pada usia lebih dari 14
(baliqh)
Pada usia ini permulaan seorang
anak menjadi seseorang yang telah dewasa dan berkedudukan sama dalam syariat
sebagaimana kedudukan orang – orang dewasa.
Penanaman pendidikan yang tidak
tepat pada usia sebelum 14 berpengaruh besar pada kedewasaan, dan kemandirian anak.
Dengan pendidikan yang tepat pada usia ini anak sudah paham betul artinya taat
pada Allah swt, ada rasa takut. Pada usia ini seharus anak siap dan mandiri
lahir batin, sebagaimana para sahabat pada jaman Rasulullah saw.
Secara lengkap menanamkan pendidikan
keempat karakter yang dicontohkan
Rasulullah Muhammad saw terdapat dalam Bab VI sampai Bab VII. Dilengkapi
langkah pembelajaran yang diberikan pada anak sesuai perkembangan karakternya.
Pada Bab VIII terdapat tes
psikologi yang bisa dilakukan orang tua untuk memetakan bakat dan minat anak,
semacam quisioner yang biasa diberikan para psikolog saat akan mengetes bakat
dan minat anak. Walaupun tentu tidak 100% tepat setidaknya orang tua akan memiliki
gambaran bagaimana gaya belajar anak, bakat dan minatnya sehingga orang tua
mudah mengarahkan anak. Dengan gambaran ini pula diharapkan orang tua tidak
memaksakan kehendaknya pada anak – anak.
Harga buku ini sekitar 80 ribu,
teman – teman bisa mencarinya di toko buku online.
kayaknya penting untuk dibaca
BalasHapusmba saya zin copas tulisannya untuk d cantumkan d goodreads ya
BalasHapusSilahkan mba
Hapus