Jelajah Gizi Bogor 2019, Aksi Kita Menentukan Masa Depan
Foto dokumentasi Dadang Triippo |
Sejujurnya sempat maju mundur ikut seleksi Jelajah
Gizi 2019 ini karena destinasinya kota
Bogor, yang secara geografis tidak jauh dari tepat saya tinggal di kab. Bogor.
Ehm seru ga ya? Lagipula kuliner Bogor rasanya udah nyoba semua dech secara
pernah beberapa kali main ke kota Bogor .
Ehm tapi kan ini beda, selain kuliner pasti ada
misi lain, dengan teman – teman berbeda pula (yang kebanyakan belum saya
kenal), pastinya jadi pengalaman baru. Jadilah mulai post foto di tanggal 10
pas deadline, eh ternyata diperpanjang sampai tanggal 12. Alhamdulillah sempat
posting 3 foto untuk seleksi ini.
Daannnn…ternyata walaupun di Bogor, keseruan,
petualangan dan inspirasinya diluar ekspektasi. Penasaran seperti apa? Yuk lanjut baca blog
post ini.
Tentang Jelajah Gizi
Sebelum ngebahas keseruan dan beragam kisah
inspiratif Jelajah Gizi Bogor 2019, saya mau menjelaskan tentang apa itu
Jelajah Gizi dan tujuan dari Jelajah Gizi yang diadakan sejak tahun 2012. Jelajah Gizi adalah kegiatan tahunan yang digagas dan diselenggarakan Nutricia
– Sarihusada (grup Danone) yang mengajak Blogger, jurnalis dan pegiat media
sosial untuk mengulik makanan lokal beserta sejarahnya, mengulas gizi dan
pangan lokal sehingga mereka dapat menyebarkan informasi terkait potensi pangan
lokal ke masyarakat luas.
Tahun ini Jelajah Gizi yang ke – 7,
setelah sebelumnya menjelajah berbagai daerah di Indonesia seperti Gunung Kidul
(Jawa Tengah), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Denpasar (Bali), Menado
(Sulawesi Utara), Malang (Jawa Timur) dan Semarang (Jawa Tengah).
Jelajah Gizi 2019, Eksplorasi Pangan Berkelanjutan : Aksi Kita Tentukan Masa Depan
Sejalan dengan tema Hari Pangan Sedunia yang
jatuh tanggal 16 Oktober, yaitu Aksi Kita Menentukan Masa Depan, Jelajah
Gizi Nutricia – Sarihusada eksplorasi potensi pangan Kota Bogor dan mendorong
implementasi healty diets untuk Bumi dan Masyarakat yang lebih sehat.
Hal ini tak lepas dari kondisi pemenuhan gizi
masyarakat Indonesia yang masih kurang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
Nasional tahun 2018, anak usia balita masih dihantui masalah gizi kurang dan
gizi buruk (17.7%), bahkan stunting (30.8%).
Padahal pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, terhitung sejak
dalam kandungan hingga anak usia 2 tahun, adalah kunci penting yang menentukan
kesehatan mereka di masa depan. Oleh karena itu diperlukan kerjasama
multisektoral, termasuk aksi dari setiap individu dalam menentukan pilihan dan
pola makanan yang sehat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Prof. Ahmad Sulaeman, MS. PhD selaku Pakar Gizi
dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor menekankan,”Hunger atau kekurangan gizi
terjadi akibat kurang memadainya asupan pangan, baik kuantitas maupun kualitas
pangan yang juga bisa disebabkan karena rendahnya literasi pangan dan gizi sehingga
kurang mampu memanfaatkan sumberdaya pangan yang ada dengan baik. Maka dari itu
berbagai pihak yang terlibat dalam proses pangan mulai dari produsen, konsumen,
hingga penjual makanan memiliki peran dan tanggung jawab penting dalam
mengaplikasikan konsep – konsep healty diets untuk mendukung Zero Hunger dari Food
and Agriculture Organization (FAO).
Arif Mujahidin selaku corporate communication director Danone Indonesia menjelaskan, “Aksi
terkait pangan sangat berkaitan dengan gerakan revolusi pangan dari visi One
Planet One Health dari Danone, dimana kami percaya setiap pihak dapat melakukan
aksi dan pilihan terkait pangan untuk tentukan masa depan kesehatan anak – anak
dan bumi yang lebih baik. Salah satu usaha edukasi kami adalah melalui ‘Jelajah
Gizi’ yaitu kegiatan eksplorasi ragam potensi pangan di sebuah daerah yang
mengangkat berbagai isu – isu pangan berbeda setiap tahunnya.”
Arif Mujahidin dari Danone Indonesia |
Jelajah Gizi 2019 jatuh pada kota Bogor karena
kota Bogor memiliki ragam kuliner khas dengan sumber bahan dari pangan lokal
yang diolah secara inovatif menjadi berbagai jenis makanan, mulai talas, pala,
soto mie, sampai asinan. Dan kota Bogor dikunjungi wisatawan 7900 setiap
tahunnya.
Selama perjalanan Jelajah Gizi ini kita didampingi Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, Ms. PhD, selaku Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor, yang akan menjelaskan kandungan gizi dan nutrisi makanan yang kita nikmati selama perjalanan Jelajag Gizi. Ehm, kenyang iya, nambah ilmu sudah pasti dan bertemu teman – teman baru. Gimana ga seru dan inspiratif!
Selama perjalanan Jelajah Gizi ini kita didampingi Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, Ms. PhD, selaku Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor, yang akan menjelaskan kandungan gizi dan nutrisi makanan yang kita nikmati selama perjalanan Jelajag Gizi. Ehm, kenyang iya, nambah ilmu sudah pasti dan bertemu teman – teman baru. Gimana ga seru dan inspiratif!
Menurut rekomendasi FAO (Food and Agriculture Organization), selain diversifikasi
pangan, cara produksi, pemasokan hingga konsumsi makanan harus berubah sesuai
dengan kebutuhan healty diet dan
kesehatan masyarakat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi healty diet adalah makan dengan
kuantitas cukup, aman, bergizi dan beragam. Hal tersebut berkaitan dengan
konsep pangan gizi seimbang, keamanan pangan (food safety), food waste hingga
ketahanan pangan (food security).
Selama Jelajah Gizi 2019, peserta akan diajak melihat bagaimana konsep healty diet tersebut diimplementasikan pada proses pangan mulai dari penanaman (kunjungan ke Boja Farm dan kebun Talas Situ Gede), pengolahan (pengolahan Talas Situ Gede dan buah pala di Muarasari), penjualan (berbincang dengan pedagang kuliner di Bogor) hingga konsumsi pangan jadi.
Selama Jelajah Gizi 2019, peserta akan diajak melihat bagaimana konsep healty diet tersebut diimplementasikan pada proses pangan mulai dari penanaman (kunjungan ke Boja Farm dan kebun Talas Situ Gede), pengolahan (pengolahan Talas Situ Gede dan buah pala di Muarasari), penjualan (berbincang dengan pedagang kuliner di Bogor) hingga konsumsi pangan jadi.
Jelajah Gizi hari ke
1, dari Soto Mie Kesatuan sampai Bojo Farm
Soto Mie Kesatuan
Bicara kuliner Bogor tak akan lepas dari Soto
Mie. Kuah daging dengan isian irisan daging, mie, bihun, potongan kroket, tomat
dan lobak. Salah satu kedai Soto Mie legendaris di kota Bogor adalah Soto Mie
Kesatuan yang ada di jalan Rangga Gading tak
jauh dari jalan Suryakencana.
Foto dokumentasi pribadi |
Ulasan lengkap Soto Mie Kesatuan ada DI SINI Jelajah
Gizi Bogor 2019; 4 Kuliner Legendaris kota Bogor
Atau versi vlognya di sini
Atau versi vlognya di sini
Boja Farm Integrated Organic Farming
Salah satu perjalanan Jelajah Gizi yang bagi
saya unpredictable adalah kunjungan ke Boja Farm. Perjalanannya cukup menegangkan, off road.
Off road |
Tentu saja ini jadi pengalaman baru untuk kami
yang biasa kemana – mana melalui jalan mulus.
Sampai di Boja farm kami disuguhkan pemandangan
hijau dan udara khas pegunungan yang menyegarkan.
Boja Farm terletak di Tajur Halang Cijeruk Bogor.
Boja Farm terletak di Tajur Halang Cijeruk Bogor.
Saya juga dibuat takjub dengan luasnya lahan
dan pengemasan produk jadinya yang sudah modern. Dan pertanian di sini dikelola
dengan cara organik, artinya tidak menggunakan pestisida untuk membasmi hama,
begitupun pupuk yang digunakan alami, tidak menggunakan pupuk kimia.
Pak John Tumiwa foto dokumentasi pribadi/rinasusanti |
Seperti
dituturkan pak John Tumiwa fouder Boja Farm, perlu kesabaran untuk merubah
pertanian yang biasa menggunakan bahan kimia ke organik. Tanah perlu
menyesuaian sekitar 3 tahun untuk
kembali subur secara organik jika sebelumnya terbiasa dengan paparan bahan
kimia, dalam hal ini pestisida dan pupuk kimia. Artinya petani harus sabar pada masa
penyesuaian itu jika gagal panen.
Konsep pertanian organik yang digagas pak John
bukan tanpa alasan, selain karena hasil pertanian lebih sehat, konsep pertanian
organik juga membuat bumi lebih sehat.
“Tidak ada perbedaan rasa antara sayuran
organik atau tidak, tapi ada efek jangka panjang,” jelas pak John. Sudah
menjadi pengetahuan masyarakat luas kalau pestisida dalam makanan dapat
mengganggu kesehatan dalam jangka panjang. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia
secara terus menerus pun menyebabkan tanah rusak.
green house herb Boja farm foto dokumentasi pribadi |
Pak John berbagi tips membedakan antara pangan organik dan bukan organik,
diantaranya; Hasil pertanian organik seperti sayuran atau buah – buahan,
testurnya tidak mulus, ada bekas gigitan serangga atau ulat dan tidak mengkilap. Untuk hasil olahan seperti gula pasir,
penampakan tidak putih mulus tapi agak kekuningan. Penampilan sayur/buah –
buahan organik yang ‘biasa’ tapi kualitasnya lebih baik.
foto dokumentasi pribadi |
foto dokumentasi pribadi |
Beragam hasil
pertanian dari Boja Farm
Luas lahan di Boja Farm sekitar 15 hektar dan
ditanami beragam tanaman pangan, beragam herb, rempah – rempah, pohon buah – buahan (durian) dan kopi. Tapi
untuk pohon buah – buahan dan kopi masih dalam tahap perawatan (belum lama
ditanam).
Salah satu herb yang
mencuri perhatian peserta Jelajah Gizi adalah Stevia, herb bercitarasa manis dan bisa
digunakan sebagai pengganti gula.
diskusi tentang stevia foto dokumentasi pribadi |
Untuk dibuat sirup, daun stevia direbus dalam
air lalu saring.
Tanaman stevia di rumah Oleh -oleh dari Boja Farm |
Menurut Prof. Ahmad, rasa manis dari Stevia
tidak mengandung kalori sehingga cocok dikonsumsi penderita diabetes sebagai
pengganti gula. Stevia sudah dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh FDA. Namun
Stevia tidak cocok untuk bayi karena tidak mengandung kalori, padahal bayi
membutuhkan kalori untuk tumbuh kembangnya.
Herb lain yang mencuri perhatian adalah bawang
dayak, sekilas umbinya mirip bawang merah biasa tapi rasanya pahit jadi tidak
bisa buat memasak. Bawang dayak memiliki khasiat kebugaran pada tubuh.
bawang dayang foto dokumentasi pribadi |
Pemasaran produk Boja
Farm
Produk pertanian Boja Farm sudah masuk ke
supermarket seperti Transmarket, untuk produk kemasan kering sudah dijual
secara online di marketplace. Walaupun kemasannya eksklusif harga bersaing
dengan produk serupa malah memiliki nilai lebih yaitu ditanam secara organik.
Boja Farm membuka kesempatan terutama generasi milenial untuk belajar
menanam organik. Dan seperti dingkapkan pak John, kita bisa mulai menanam dari
rumah, sesuai dengan kebutuhan kita. Berani mulai beraksi untuk bumi yang lebih
baik?
Pada kunjungan ke Boja Farm juga, Bapak Arif Mujahidin selaku corporate communication director Danone
Indonesia menjelaskan harapannya terkait
kegiatan Jelajah Gizi, dimana Danone
Indonesia mengadopsi tema FAO Healty Diets – Action is Our Future. “Kami
berharap kegiatan ekplorasi dan edukasi
seperti Jelajah Gizi dapat terus memberikan gambaran potensi pangan, dan
meningkatkan kesadaran berbagai pihak mengenai pentingnya pemenuhan gizi bagi
ibu dan anak, serta berbagai lapisan masyarakat di Indonesia.”
Talk Show Healty Diet dengan Prof. Ahmad Sulaeman. MS, PhD
Healty Diet adalah gizi seimbang, susunan
pangan sehari –hari yang mengandung zat gizi yang jenis dan jumlahnya sesuai
dengan kebutuhan, dengan memperhatikan Pedoman Gizi Seimbang dan 4 Pilar Gizi
Seimbang yaitu mengkonsumsi beranekaragam pangan, membiasakan berperilaku
bersih dan sehat termasuk menjaga keamanan pangan, melakukan aktivitas fisik,
pemantauan berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.
Salah satu cara memperoleh pangan untuk Healty Diet adalah dengan menanam
sendiri; memanfaatkan pekarangan, membangun ‘roof top garden’ atau tabulapot
dan ikut kegiatan KRPI (kawasan rumah pangan lestari). Cara ini salah satu aksi
menciptakan bumi yang lebih baik di masa depan.
“Money is your but resources belong to the society.”
Dan seperti diungkapkan Prof. Ahmad,”Makanya,
berbagai pihak terkait seperti produsen, konsumen, sampai penjual makanan punya
peran dan tanggung jawab penting dalam mengaplikasinya konsep healty diets.”
Jelajah Gizi hari pertama ditutup dengan makan malam di sebuah restoran steak.
Jelajah Gizi hari pertama ditutup dengan makan malam di sebuah restoran steak.
Jelajah Gizi hari ke -
2; Warung Anak Sehat, Talas Situ Gede,
olahan Pala Kelompok Wanita
Tani Muarasari dan kuliner legendaris
Soto Kuning Pak Yusuf di Suryakencana
WAS adalah projek sosial yang dilakukan oleh
Nutricia – Sarihusada berupa program pendampingan dan edukasi kepada ibu kantin
di sekolah – sekolah agar menjual jajanan sehat dan bernutrisi kepada anak di sekolah tersebut.
Sampai di SDN Dewi Sartika kami disambut Kepala
Sekolah, dan menjelaskan WAS yang selama ini sudah berjalan di sekolahnya.
Beliau juga menambahkan keberadaan WAS tidak serta merta membuat anak – anak
steril dari jajanan tidak sehat, karena di luar gedung sekolah masih banyak
pedagang jajanan yang kurang sehat (tidak terpantau kebersihan dan bahan
jajanan yang digunakan) tapi dengan adanya WAS anak – anak menjadi punya
alternatif jajanan sehat dan mereka pun jadi paham apa itu jajanan sehat, karena
anak – anak diedukasi mengenai jajanan sehat. Anak – anak jadi tahu ciri –ciri jajanan sehat yaitu jika jajanan
dalam bentuk kemasan tercantum tanggal kadaluarsa. Jika makanan tanpa kemasan,
tidak memakai pewarna, tidak memakai pengawet dan tidak menggunakan minyak
berlebihan, tidak dibungkus koran atau kertas bekas.
Di kota dan kab. Bogor sudah ada sekitar 36
WAS, dan sudah terbentuk paguyuban dengan
begitu antar WAS dalam saling berkomunikasi dan sharing mengenai jajanan sehat
dan melakukan pelatihan bersama.
Uraian Prof. Ahmad tentang jajanan sehat di WAS
SDN Dewi Sartika III
Bu kantin menjelaskan tentang WAS, Prof. Ahmad menguraikan nutrisi jajan sehat yang ada di WAS foto dokumentasi pribadi |
Dari data yang dipaparkan Prof. Ahmad
saat kami berbincang di WAS, yaitu di Bogor 60% anak sekolah tidak sarapan. Artinya
jika saat mereka di sekolah jajan makanan tidak sehat, dampaknya cukup besar
dan serius karena anak – anak SD dalam tahap tumbuh kembang jika tidak
mendapatkan asupan gizi dan nutrisi tidak baik, kesehatannya terganggu
begitupun perkembangan kognitifnya (otak).
Itulah pentingnya menyajikan
jajanan sehat di sekolah, lanjut Prof Ahmad. Jajanan sehat yang mengandung
cukup kalori, tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna berbahaya.
Jajanan yang dijual di WAS SDN Dewi Sartika III
berupa makanan homemade, seperti croissant dari singkong, puding ubi ungu, nasi
goreng dll. Di WAS ini juga menjual susu, yang harga segelasnya 2000 rupiah.
jajanan sehat foto dokumentasi pribadi |
Talas Situ Gede, bertahan di tengah perluasan pemukiman
Talas salah satu umbi – umbian yang jadi oleh –
oleh khas Bogor, tak heran di setiap
sudut kota Bogor akan kita temui Talas dijual di kaki lima, dalam kondisi
mentah maupun setelah matang, berupa potongan kukus Talas dengan taburan kelapa
parut. Talas adalah potensi pangan lokal yang diperhitungkan secara ekonomi maupun sebagai ketahanan pangan, peserta Jelajah Gizi pun mengunjungi perkebunan Talas di Situ Gede.
talas Bogor foto dokumentasi pribadi |
Situ Gede adalah adalah salah satu kampung
penghasil Talas. Perkebunan yang milik dan dikelola masyarakat setempat ini
sudah ada sejak lama. Diwariskan dari generasi ke generasi, begitupun cara
menanamnya.
Pak Abidin mengklaim Talas hasil perkebunan Situ Gede kualitasnya paling
baik karena di tanam dengan cara yang baik dan benar. Memisahkan Talas dari
anakannya berpengaruh pada kualitas Talas.
Pak Abidin mewakili petani Talas Situ Gede Foto dokumentasi pribadi |
Di kampung ini juga Talas diolah menjadi
beragam bentuk pangan olahan untuk meningkatkan perekonomian lokal. Kami sempat
mencicipi parkedel talas lho.
Ada tiga jenis talas yang dibudidayakan di sini
yaitu talas thailand, talas Bogor (lokal)
dan talas ungu.
Talas dijual secara langsung oleh petani agar
harganya cukup baik karena jika dijual kepada tengkulak harganya murah
dan tentu ini merugikan petani Talas.
Kami diajak melihat langsung perkebunan Talas
dan bagaimana Talas di panen. Harus dicabut dan jangan patah, karena kalau
umbinya patah tidak bisa dijual. Pohon Talas yang masih kecil (anakannya) dapat
dijadikan sayur dengan cara ditumis atau dibuat seperti resep sayur lodeh.
cara memanen talas foto dokumentasi pribadi |
Seiring waktu perkebuna Talas di sini
menyempit, sebagain lahan berubah fungsi menjadi hunian. Hal ini menjadi salah
satu kekhawatiran Pak Abidin dan rekan – rekan sesama petani talas.
Kekhawatiran yang bukan tanpa alasan karena ketiadaan lahan berarti hilangnya
mata pencaharian.
Saat ini pun perkebunan Talas di Situ Gede
bertahan bukan tanpa godaan dari orang – orang yang berminat membeli tanah di
sana untuk dijadikan perumahan. Pak Abidin dan rekan – rekannya berharap ada
solusi dari pihak pemkot.
Talas adalah sejenis umbi yang mengandung
banyak karbohidrat. Keunikan Talas dibanding umbi –umbian lain adalah memiliki Indeks Glikemik (GI) rendah, sehingga Talas sangat baik dikonsumsi
penderita diabetes sebagai pengganti sumber karbohidrat, jelas Prof. Ahmad
Sulaeman.
Talas juga mengandung serat yang cukup tinggi,
kadar lemak rendah dan senyawa prebiotik yang dapat menyehatkan pencernaan. Satu
hal lagi, talas bebas gluten. Pangan lokal murah ini ternyata kaya kandungan nutrisinya.
Di sini kami dijamu makan siang, menariknya ada
dua menu diantaranya terbuat dari talas yaitu perkedel talas dan sayur
daun/batang talas. Sayang saya tidak sempat memfotonya, keburu lapar hehehe.
Kunjungan perkebunan talas Situ Gede ditutup dengan lomba antar
tim yaitu lomba membuat gemblong talas, keseruannya bisa intip video buatan
salah satu tim saya mas Firdaus di sini.
Gemblong talas |
Dari sini perjalanan ‘menjelajah’ dilanjutkan
ke desa Buntar Muarasari.
Olahan Pala Kelompok Wanita Tani desa Buntar Muarasari
Ada ujaran,’Perempuan berdaya keluarga
sejahtera.’ Kunjungan saya bersama Jelajah Gizi ke Kelompok Wanita Tani desa
Muarasari membuktikannya, terlebih setelah saya mengobrol – ngobrol langsung
dengan Bu Nur melalui telepon, didorong rasa penasaran plus kagum dengan kegiatannya.
Selengkapnya baca post ini ya Jelajah Gizi Bogor 2019; Aneka olahan Pala Kelompok Wanita Tani Kampung Buntar, oleh – oleh khas kota Bogor.
Selengkapnya baca post ini ya Jelajah Gizi Bogor 2019; Aneka olahan Pala Kelompok Wanita Tani Kampung Buntar, oleh – oleh khas kota Bogor.
Soto Kuning Pak Yusuf
di Suryakencana
Soto Kuning pak Yusuf termasuk kuliner
legendaris di kota Bogor karena sudah ada sejak 30 tahunan yang lalu.
Ulasan lengkap Soto Kuning Pak Yusuf saya
jadikan tulisan terpisah di blog post Jelajah Gizi Bogor 2019; 4 KulinerLegendaris kota Bogor
Jelajah Gizi ke – 3; Kunjungan ke Kebun Raya, Jelajah Gizi Race di Suryakencana, Asinan Gedung Dalam dan Makaroni Panggang
Kebun Raya Bogor
Bisa dibilang Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor yang terletak bersebelahan adalah ikon kota Bogor. Jadi pastikan jika jalan - jalan ke Bogor mampir ke tempat ini. Tapi kalau Istana Bogor tidak bisa dimasuki ya kecuali hari tertentu yaitu ulang tahun kota Bogor.
Kebun Raya Bogor sudah ada sejak jaman kerajaan sunda, sebagai taman buatan, seperti tertulis dalam sebuah prasasti. Pada masa kolonial Belanda, seorang ahli botani menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai 'laboratorium tanaman' dan pusat penelitian botani.
Peserta jelalah gizi mampir ke sini dan kami mendengarkan penjelasan Prof. Ahmad mengenai buah Lo. Salah satu jeni buah - buahan yang tumbuh disini. Buah Lo satu genus dengan buah Tin. Kandungan gizinya pun mirip buah Tin, mengandung banyak zink yang baik untuk pertumbuhan anak - anak. Namun buah Lo di Indonesia tidak lazim dikonsumsi.
Kami juga mengunjungi Herbarium Kebun Raya Bogor. Herbarium adalah spesimen tumbuhan (daun, buah dan biji), yang diawetkan dan disimpan sebagai data keberadaan suatu tumbuhan.
Koleksi Herbarium Kebun Raya Bogor ada yang berumur ratusan tahun.
Jelajah Gizi Race di Suryakencana
Tugas kelompok yang seru banget, jadi kami
ditantang menemukan, memesan, memfoto dan memakan kuliner khas Bogor yang ada
di sepanjang jalan Suryakencana. Kami diberi lembaran kertas berisi ciri – ciri
makanan yang harus kami tebak lalu mencarinya. Ada 7 jenis kuliner yang
harus kami temukan. Waktu yang diberikan 1 jam dengan uang sejumlah 200 ribu
rupiah.
Terima kasih fotonya pak Dadang hehehe |
Tim oregano |
Keseruan Jelajah Gizi Race tim saya yaitu tim oregano diabadikan dalam bentuk video oleh
mas Firdaus salah satu anggota tim oregano videonya dapat diintip di sini atau bisa lihat foto - foto kulinernya di instagram saya di sini *hahaha iklan*
Asinan Gedung Dalam
Kuliner khas Bogor lain yang tersohor adalah Asinan Gedung Dalam. Bulan mendatang tepat usia
Asinan Gedung Dalam 41 tahun.
Peserta Jelajah Gizi berbincang - bincang dengan Ci Monika bagaimana awal berdirinya Asinan Gedung Dalam.
Ulasan lengkap tentang Asinan Gedung Dalam bisa baca di Jelajah Gizi Bogor2019; 4 Kuliner Legendaris kota Bogor
Peserta Jelajah Gizi berbincang - bincang dengan Ci Monika bagaimana awal berdirinya Asinan Gedung Dalam.
Ulasan lengkap tentang Asinan Gedung Dalam bisa baca di Jelajah Gizi Bogor2019; 4 Kuliner Legendaris kota Bogor
Penutupan Jelajah Gizi Bogor 2019 di Makaroni Panggang (MP) Bogor
Acara Jelajah Gizi Bogor 2019 ditutup di resto
Makaroni Panggang (MP) setelah sebelumnya 2 dari 3 founder dan co-founder MP
sharing mengenai bisnis yang dimiliki grup MP.
Foto dokumentasi pribadi |
Makaroni Panggang (MP) Bogor satu dari beberapa oleh – oleh yang
kekinian dengan citarasa western seperti cake dan roti. Co-founder MP berbagi cerita bagaimana awal mula MP memulai usahanya. Ulasan lengkapnya, berikut oleh - oleh kekinian lain kota Bogor yaitu Lapis Talas dan Roti Unyil akan saya tulis di post terpisah.
Yuk baca postingan Jelajah Gizi Bogor 2019; Oleh – oleh kekinian kota Bogor yang harus kamu coba.
Yuk baca postingan Jelajah Gizi Bogor 2019; Oleh – oleh kekinian kota Bogor yang harus kamu coba.
Pada acara penutupan ini diumumkan tim yang
menjadi juara, dan juara perorangan untuk lomba twitter, IG dan IG stories. Alhamdulillah tim saya, tim Oregano menjadi juara. Dengan yel - yel yang membuat juri terpana hehehe.
Saya juga dapat lomba twitter, alhamdulillah ya dapat uang monopoli buat belanja heheh.
Yel yel tim oregano |
Yeyy...menang |
Satu kata untuk acara Jelajah Gizi, inspiratif! Saya jadi paham bagaimana mengaplikasikan healty diets, keamanan dan ketahanan pangan, serta bagaimana turut berperan dalam aksi agar bumi menjadi lebih baik di masa depan. Mulai dari hal kecil dan lingkungan keluarga, meniru Prof. Ahmad, memanfaatkan pekarangan dan roof top dengan maksimal. Mengikuti saran Pak John Tumiwa, mulai menanam dengan pangan yang kita butuhkan.
Seperti tag line Jelajah Gizi Bogor 201; One Planet one Health there is only one earth we only live once.
Teman – teman ada yang minat ikut Jelajah Gizi berikutnya, pantengin aja media sosial resminya di nutrisi untuk bangsa
Seperti tag line Jelajah Gizi Bogor 201; One Planet one Health there is only one earth we only live once.
Teman – teman ada yang minat ikut Jelajah Gizi berikutnya, pantengin aja media sosial resminya di nutrisi untuk bangsa
Note ; Beberapa foto dalam blog post ini dokumentasi pak Dadang Triippo, diupload atas seijinnya.
wah jadi banyak belajar tentang gizi dari sang ahli ya. bermanfaat! :D
BalasHapusMenariknya Danone/Sari Husada sering mengadakan kegiatan yang mengedukasi seperti ini ya. Menariknya pengalaman Mak Rina, bereksplorasi serta bertemu teman2 blogger :)
BalasHapusUlalaaaa, serunyaaa!!
BalasHapusNUB kalo bikin quiz/acara apapun selalu total jendraalll ya Mba
Menyenangkan sekaliiiiii
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Hoaaa, seru bangettt ya mbak acaranya. Bisa jalan-jalan, kulineran, dapet ilmu pulaa soal gizi.
BalasHapusSelalu suka dengan acara Jelajah Gizi ini. Apalagi selama perjalanan ditemani pakar gizi ya, mak, makin seru. Selain kenyang, eh dapat ilmu juga.
BalasHapusserruuu banget ya. ternyata urusan kuliner itu nggak sesederhana kelihatannya ya. Ada banyak banget hal yang bisa diulik dari pangan dan ragam kuliner Indonesia. Duuuh jadi pengen icip2 kuliner yang diceritain ini
BalasHapusSeru ya mba jadi Tau srimua jnis kulineran Bogor dstpet ilmu Juga,, Aku mau bnget besok2 ikutan ah biar kepilih juga
BalasHapusPaling suka acara bergizi begini.
BalasHapusSilaturahmi dapat, wawasanpun ikut terdongkrak.
... eits ada yang ketinggalan, ada hadiah juga :)
Ternyata di sekitar kita pun banyak sumber gizi yang dapat diolah secara maksimal ya. maka seharusnya pengetahuan tentang gizi ini harus dikenalkan secara luas hingga ke pelosok-pelosok supya anak-anak tumbh kembang sempurna, menghindari stunting :)
BalasHapusYeaay akhirnya ikutan Jelajah Gizi ya, seru bangetkan mba. Aku jadi kangen Jelajah Gizi lagi seperti saat ke Manado.
BalasHapusAah suka banget dengan kegiatan jelajah gizi ini mbak, semoga next bakalan diadakan lagi, aku gak sabar pingin ikutan, kemarin aku telat tahun informasinya
BalasHapusGak masalah dong ya lokasinya di Bogor sekalian mengenal kuliner yang bergizi di sana. Allhamdulilah bisa ikutan Jelazah Gizi tahun ini ya mbak
BalasHapusAcaranya seru banget. Jadi paham tentang berbagai langkah yang harus dilakukan agar mulai bahan baku masakan sampai makanam jadi tetap sehat. Perjalananya seru banget. Jadi pengen ke Bajo Farm. 15 hektar ditanami berbagai aneka sayuran. Puas banget nih mata memandang.
BalasHapusSeru banget mba bisa ikutan jelajah gizi begini. Dr dulu aku pgn bgt ikutan, cuma belum dapat kesempatan.
BalasHapusacara yang dikemas seru, menarik, dan apik buat blogger dengan campaign jelajah gizi di Bogor ini ya
BalasHapusAsyiknya terpilih jadi salahsatu peserta jelajha gizi ya mbak. Tulisannya juga lengkap banget seakan akan bisa ikutan larut di tulisanya ini mbak bneran seru sekali dahh acara jelajah gizi blogger 209 ini mbak
BalasHapusTFs ya
Saya malah tidak tahu infonya ada Jelajah Gizi Mbak. Tiap tahun mantengin pengen ikutan. Tapi memang belum rejeki. Dan lagi kalau bulan-bulan kemarin dan sekarang lagi gak punya cuti sama sekali.
BalasHapusSeru sekali ya acara jelajah gizi ini, mana tempatnya di Bogor pulak kali ini. Kaya akan macam-macam kuliner kan ya Bogor ini. Talasnya itu loh, identik banget ya dengan Bogor. Banyak oleh-oleh kekinian berbahan talas yang kemudian menjadi ikonik banget bagi kota Bogor.
BalasHapus