Jelajah Gizi Bogor 2019; Empat Kuliner Legendaris kota Bogor
Empat kuliner legendaris kota Bogor ini harus teman - teman coba jika berkunjung ke Bogor
Foto dokumentasi Dadang Tri Ippo |
Jalan – jalan ke suatu daerah rasanya belum
afdol kalau tidak mencicipi kuliner khasnya. Walaupun mungkin makanan sejenis
ada di kampung halaman tapi pasti ada satu hal yang membedakannya, yaitu
citarasa. Citarasa ini menjadi unik karena makanan dengan nama sama di daerah
berbeda, menggunakan racikan bumbu yang berbeda atau ada beberapa dari campuran makanan itu yang berbeda.
Tentang keseruan Jelajah Gizi Bogor secara lengkap teman – teman bisa baca di Jelajah Gizi Bogor 2019, Aksi Kita Menentukan Masa Depan
Contohnya Soto. Banyak daerah di Indonesia
memiliki masakan bernama soto, tapi soto bandung jelas berbeda dengan soto
betawi, berbeda jauh dengan soto mie bogor, beda banget dengan soto (coto) makasar,
beda juga dengan soto lamongan. Di Bogor ada dua jenis soto yang terkenal yaitu soto mie dan soto kuning.
Jadi gak berlebihan kalau dibilang
Indonesia ini sangat kaya dengan keanekaragaman, bukan hanya budaya juga
citarasa dalam masakan.
Dari Jelajah Gizi Bogor yang saya ikuti minggu
lalu (14-16 Oktober 2019), kami mengunjungi 4 kuliner
legendaris yang ada di kota Bogor, disebut legendaris karena pedagang kuliner
ini sudah berjualan lebih dari 30 tahun, dengan resep yang turun temurun dari generasi ke
generasi. Di tengah maraknya makanan kekinian, yang notabene mengadopsi selera
western (barat) seperti cake, pasta dan
steak. Masakan khas daerah dengan racikan bumbu rempahnya yang Indonesia banget ini masih bertahan dan
memiliki tempat tersendiri di masyarakat luas bahkan diburu untuk dicicipi para
wisatawan lokal. Salah satu alasan kenapa kuliner legendaris ini bertahan adalah karena rasanya yang enak, seperti sebuah ungkapan,’Karena rasa tak
pernah bohong.’
Versi Vlognya bisa teman - teman tonton di sini
Jelajah Gizi bukan hanya icip – icip makanan
khas daerah lho, juga mengeksplorasi potensi pangan lokal dan menilik kandungan
gizinya bersama Prof. Ahmad, pakar gizi dan ketahanan pangan IPB, yang menemani kami selama Jelajah Gizi berlangsung (3 hari).
Baca juga Jelajah Gizi Bogor 2019; Olahan buah pala KWT kampung Buntar, oleh - oleh khas kota Bogor
Soto Mie Kesatuan jalan Rangga Gading
Foto dokumentasi pribadi/rina s |
foto dokumentasi pribadi/rina susanti |
Bpk. H. Rohma sudah berjualan Soto Mie sejak tahun 1983, berawal dari kaki lima kini menempati kedai. Kedainya sederhana tapi sehari minimal ludes 100 mangkok. Kalau hari libur lebih banyak lagi. Wow…semoga laris manis terus ya.
Harga seporsi soto mie 16 ribu rupiah belum termasuk nasi. Buka dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore.
Sekalian belajar motret food |
Harga seporsi soto mie 16 ribu rupiah belum termasuk nasi. Buka dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore.
Kandungan gizi soto
mie. Menurut Prof
Ahmad, semangkuk soto mie sudah mencukupi kebutuhan gizi karena lengkap
mengandung karbohidrat, protein dan vitamin mineral (dari tomat dan lobak).
Tapi tentu saja untuk memenuhi kebutuhan healty diet, makanan harus bervariasi
setiap harinya. Jadi jangan pagi, siang dan sore makan soto mie hehehe.
Prof. Ahmad menggarisbawahi mie kuning yang
ada dalam soto mie, karena umumnya pedagang soto mie menggunakan mie yang
dibeli di pasar (tidak membuat sendiri mienya), keamanan dari bahan kimia
berbahaya belum terjamin. Prof. Ahmad ia pernah mengutarakan kekhawatiran ini
pada walkot Bogor saat ini, agar pemkot mengawasi produsen mie basah yang
menjual mie nya ke pedagang soto mie, agar konsumen lebih terjamin keamanannya.
Semoga pemkot Bogor menanggapi usulan ini
dengan serius ya sehingga konsumen terlindungi dan sehat.
Soto Kuning Pak Yusup jalan Suryakencana
Aroma rempah - rempah dari soto menguar ketika kami sampai di kedai ini, membuat saya merasa sangat kelaparan, apalagi begitu melihat potongan daging berbumbu kuning yang ditata di atas daun, makin ga sabar ingin segera mencicipi Soto Kuning Pak Yusuf yang legendaris ini. Tapi harus sabar karena semua peserta Jelajah Gizi sepertinya merasakan hal yang sama dengan saya hehehe.
Foto dokumentasi pribadi/rina susanti |
Sesuai namanya, kuah soto ini bernama kuning, kuah
daging bersantan. Buka dari jam 12 siang hingga jam 9 malam. Tapi bisa tutup
lebih cepat jika dagangan laris manis.
Foto dokumentasi pribadi/rina susanti |
Isian soto kuning, perkedel kentang, potongan
daging has dalam, paru goreng atau rebus, kikil, paru, hingga lidah.
Foto dokumentasi pribadi/rina susanti |
Harga seporsi soto kuning pak Yusuf dihitung
peririsan isian daging, satu iris harganya 11 ribu. Jadi kalau teman – teman
mengambil 3 atau 4 daging, tinggal dikalikan 11 ribu. Harga belum termasuk
nasi. Semua potongan daging dan jeroan empuk dan
terasa bumbunya. Jadi begitu menyatu dengan kuah, rasa gurihnya double tapi ga
bikin eneg, ini yang suka. Karena lidah saya agak sensitif sama micin, kalau
makanan bermicin banyak autoeneg. Kekentalan santannya pun pas, jadi tidak
terlalu berminyak.
Pak Yusuf berjualan soto kuning sudah sekitar
30 tahun, berawal dari gerobak pikul kaki lima hingga kini di kedai.
Kandungan gizi soto
kuning. Pertanyaan para
peserta soal nutrisi soto kuning ini hampir seragam, “Sehat ga prof, kan ini
banyak jeroan.” Soalnya pemahaman
sebagian besar masyarakat jeroan identik dengan kolesterol jahat. Yang pasti
soto kuning kaya kandungan proteinnya.
Foto dokumentasi Dadang Tri Ippo |
Prof. Ahmad menanggapi dengan senyuman sebelum
menuturkan kalau tidak ada yang salah dengan makanan, yang salah pola konsumsi
dan pola hidup. Makan apapun kalau kurang gerak, atau asupan makanan berlebih
sementara aktivitas sehari – hari lebih banyak duduk (depan lapto), ya jadi
penyakit.
Heuheu bener juga ya. Prof. Ahmad juga ngasih
tips nih untuk mengurangi kadar lemak setelah menikmati soto kuning lanjut
minum es cingcau. Pas banget samping kedai soto kuning ini ada penjual es cingcau.
Prof Ahmad mengingatkan kembali konsep healty diet kuantitas cukup,
aman, bergizi dan beragam.
Asinan sayur dan buah Gedung Dalam
Foto dokumentasi Dadang Tri Ippo |
Bulan November mendatang usia Asinan Gedung Dalam 41 tahun. Yap, usaha ini
mulai dirintis pemiliknya sejak tahun 1978, dan kini dikelola generasi keduanya, Ci Monika.
Ayah Ci Monika seorang pedagang buah, lalu membuat dan menjual asinan. Asinan buatannya laris dan jadi oleh - oleh khas Bogor. Setelah ayahnya wafat Ci Monika melanjutkan usaha ayahnya ini dengan resep yang sama yang diwariskan ayahnya.
Ayah Ci Monika seorang pedagang buah, lalu membuat dan menjual asinan. Asinan buatannya laris dan jadi oleh - oleh khas Bogor. Setelah ayahnya wafat Ci Monika melanjutkan usaha ayahnya ini dengan resep yang sama yang diwariskan ayahnya.
Asinan adalah kuliner hasil campuran budaya
Tionghoa dan asli Bogor. Asinan yang dijual di sini terdiri dari empat macam
yaitu asinan sayur, asinan buah, asinan campuran asinan sayur dan buah dan asinan
jagung bakar.
Isian asinan terdiri dari kuah cabe dengan
irisan bermacam buah – buahan atau sayuran, dengan rasa asam, manis dan pedas. Buah – buahan yang digunakan bisa 7 sampai 9 item tergantung musim. Karena ada buah – buahan tertentu yang ditambahkan hanya jika musim, tutur Cici Monika generasi kedua pemilik Asinan Gedung Dalam.
Menurut saya yang membedakan Asinan Gedung Dalam dan asinan pada umumnya, kekentalan kuah cabenya yang pas, ga terlalu encer atau kental. Begitu pun rasa asam manisnya.
Menurut saya yang membedakan Asinan Gedung Dalam dan asinan pada umumnya, kekentalan kuah cabenya yang pas, ga terlalu encer atau kental. Begitu pun rasa asam manisnya.
"Semua buah - buahan yang digunakan adalah buah - buahan lokal. Untuk buah salak digunakan salak bali dan didatangkan langsung dari Bali," jelas Ci Monika.
asinan sayur buah foto dokumentasi pribadi |
Asinan tahan selama seminggu jika disimpan di
lemari pendingin.
Kandungan gizi Asinan
buah dan sayur. Sudah
barang tentu kaya vitamin, mineral dan seratnya ya teman – teman. Prof. Ahmad
juga menjelaskan makin banyak varian buah dan sayur dalam asinan kandungan
gizinya makin lengkap.
asinan jagung bakar foto dokumentasi pribadi |
Ada peserta yang bertanya, kurang lebih
pertanyaan seperti ini; Asinan bikin sakit perut ga, kan rasanya ada asam dan pedas. Saran Prof.
Ahmad, agar aman jangan dikonsumsi saat perut kosong karena kondisi lambung
tiap orang berbeda.
Bir Kotjok si Abah jalan Suryakencana
Walaupun dinamai bir tapi minuman ini halal alias 0% kandungan alkoholnya. Dinamai Bir Kotjok karena warna dan busanya mirip bir dan dibuat dengan cara dikocok.
Foto dokumentasi pribadi/ rina susanti |
Minuman ini memiliki khasiat untuk kesehatan karena terbuat dari rempah - rempah seperti jahe merah, cengkeh, kayu manis, untuk pemanisnya digunakan gula pasir dan gula aren. Harga satu gelas 10 ribu rupiah saja. Dinikmati dalam keadaan dingin dengan menambahkan es
Sayang saya tidak sempat ngobrol – ngobrol dengan pemiliknya karena diburu waktu padahal penasaran dengan tulisan di gerobaknya yang tertulis sejak Bir Kotjok si Abah since 1965. Apa mulai berjualan sejak 1965 dan diturunkan dari generasi ke generasi atau resep Bir Kotjok ditemukan si Abah tahun 1965.
Ada yang bisa menambahkan kuliner legendaris Bogor lainnya?
Tentang Jelajah Gizi teman - teman bisa ikuti akun resminya di instagram NutrisiBangsa
Note ; Beberapa foto dari postingan ini milik pa Dadangtriippo dan digunakan atas seijinnya.
Tentang Jelajah Gizi teman - teman bisa ikuti akun resminya di instagram NutrisiBangsa
Note ; Beberapa foto dari postingan ini milik pa Dadangtriippo dan digunakan atas seijinnya.
Bogor banyak banget ya Mbak makanan khasnya. Soto kuning dan soto mie ini itu berarti sama-sama menggunakan daging ya Mbak. Aku angguk-angguk bagian, mau makan kayak apapun kalau tidak diimbangi dengan gerak badan yang normal ya bisa bahaya juga ya.
BalasHapusIni enak semua, ga ada yang gak enak, cuma bener tuh konsumsi makanan yang enak terlebih penuh lemak kolesterol kudu di imbangin sama aktifitas olahraga, kalau cuma diem depan laptop bikin penyakit, malah ga bisa nikmatin makanan enak
BalasHapusMaaakk, kita kok sehati banget yhaaaa
BalasHapusAKu juga baruuu aja tek-tokan ama Mutiah, temenku yg domisili di Bogor.
ceritanya aku pengin main ke sana dan coba kuliner Bogor, eh, mak Rina juga mengulas dgn super lengkaaappp
Aaak, makin puingiiinn ke Bogorrrr
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Aku malah baru tau lho mbak kalo salah satu makanan legendarisnya Bogor tuh soto. Selama ini yang familiar kalo soto tuh soto kudus, soto banjar sama soto betawi. hihihi
BalasHapuswaah Bogor mah tempatnya kuliner legendaris
BalasHapusbanyak juga di sepanjang jalan suryakencana mba kuliner khas bogor yg gak kalah legendaris
Soto Mie Bogor emang enak sayang di Cimahi ga ada satupun yang jual soto mie huhu kusedih banget :D
BalasHapusSoto kuning ini kalau nda salah pernah masuk liputan ya mba? jadi pengen
Bolak balik ke Bogor tapi aku belum pernah nyobain kuliner kota Bogor selain asinan radio dalam nih mba. Hahhaa. Nah pengen banget tuh nyobain soto kuningnya, mba. Kliatan yummy banget
BalasHapusSaya suka asinan, terutama kalau banyak bengkuang dan kacangnya.
BalasHapusSoto mie nya menggoda. Kalau di tempat lain, soto itu ya makannya sama nasi, tapi kalau di Bogor selain soto kuning yang pakai nasi, ada soto mie juga ya mbak
Waa beruntung banget aku baca ini. Kebetulan pekan depan mau nengok adik ipar di Bogor. Pulangnya aku mau cobain kuliner khas ini ah
BalasHapusMbak aku drket ke bogor yapi belum pernah coba kedua makanan itu loh.. nanti mau coba ah
BalasHapusNgiler banget aku sama Soto Mie nya dan yang gak kalah bikin ngiler nya tuh asinannya. Btw aku tuh udah sering pulang pergi Jakarata-Bogor tapi belum pernah sama sekali kulineran langsung disana
BalasHapusSeru sekali jelajah kuliner khas Bogor bareng temen-temen semua dan iya Soto Bogor enak-enak semuanya ya
BalasHapusDuuh, soto mie makanan favorit aku banget. Disinipun aku suka makan soto mie. Tp anehnya sering ke bogor malah gak pernah makan soto mie bogor aslinya, Hahaa..
BalasHapusMantab memang kuliner khas Bogor, seperti soto bogor, asinan, talas bogor,dll
BalasHapusBtw ada masukan nih bund, blognya bunda lama loadingnya, kira-kira kenapa tuh bund?
Saya sudah beberapa kali berkunjung ke Bogor,, sayang sekali, saya tidak sempat mengunjungi satupun kuliner tersebut.. Setidaknya saya bisa merasakan nikmatnya ubi cilembu
BalasHapus