Minggu lalu tepatnya tanggal 17 Maret, kami
mengunjungi Pasar Ikan Modern Muara Baru Jakarta Utara. Setelah paginya kami mengunjungi Perpustakaan Nasional yang bikin betah. Yang pengen tahu seberapa kerennya Pusnas kita yuk intip di sini.
Teringat liputan tentang pasar ikan modern yang pernah saya tonton sekilas, saya menyarankan untuk ke sana sekalian makan malam. Setelah sempat nyasar dan muter – muter kurang lebih satu jam di muara angke akhirnya kami sampai di muara baru yang ternyata letaknya agak jauh dari muara angke. Kami kira muara baru terletak di muara angke *buta Jakarta*.
Liputan versi vlognya
Teringat liputan tentang pasar ikan modern yang pernah saya tonton sekilas, saya menyarankan untuk ke sana sekalian makan malam. Setelah sempat nyasar dan muter – muter kurang lebih satu jam di muara angke akhirnya kami sampai di muara baru yang ternyata letaknya agak jauh dari muara angke. Kami kira muara baru terletak di muara angke *buta Jakarta*.
Liputan versi vlognya
Pasar Ikan Modern Muara Baru terinspirasi dari
Pasar Ikan Modern, Tsukiji Fish Market Jepang. Bersih, aman, nyaman dan teratur,
dari dok loading barang, uploading barang, pengolahan limbah stereo form,
mesjidnya bersih dan rapih, sentra food court di roof top.
Pasar Ikan Modern Muara Baru ini merupakan relokalisasi dari pasar ikan
tradisional muara baru yang letaknya tak jauh dari pasar ini.
Gedung terdiri dari dua lantai, lantai satu adalah lapak basah, dimana dijual ikan – ikan segar,
lantai dua area lapak kering, dan food court.
Lapak – lapak di lantai dua, belakang deretan food court, saat saya ke sana masih tertutup dan sepi, belum ada aktivitas.
Lantai bawah |
Samping pasar, area loading dan uploading |
Lapak – lapak di lantai dua, belakang deretan food court, saat saya ke sana masih tertutup dan sepi, belum ada aktivitas.
Baru diresmikan
Presiden
Pasar Ikan Modern Muara Baru ini baru
diresmikan Presiden Joko Widodo tanggal 14 Maret 2019 lalu. Jadi masih fresh
banget ya.
Kalau ada yang bilang wajarlah rapih dan bersih
karena baru, mungkin iya. Tapi tentu kita semua berharap Pasar Ikan Modern ini akan
tetap bersih, aman dan nyaman terus seperti pasar ikan modern di Jepang,
sehingga penjualan pedagang meningkat karena masyarakat umum makin banyak yang
ingin belanja atau menikmati kuliner seafood di sini.
Berbincang dengan
salah satu pedagang
Secara tidak sengaja kami sempat semeja dengan
pak Hendra salah satu pedagang di sini, tepatnya pedagang udang. Pak Hendra menjual
udang dengan beragam ukuran. Umumnya pedagang ikan di sini terspesifikasi,
pedagang udang hanya menjual udang dengan beragam ukuran dan jenis. Pedagang
kerang menjual beragam kerang. Ada yang khusus menjual kepala ikan kakap, ada
yang khusus menjual ikan air tawar dan seterusnya.
Jumlah lapak di pasar ini kurang lebih dari 800
an, disusun perblok dari A sampai R. Pak Hendra merasa senang berjualan di sini
daripada tempat lama karena bersih dan nyaman.
“Pengunjung selalu ramai seperti ini atau hanya
sabtu minggu ramainya?”
tanya saya. Area food court saat itu memang ramai dan penuh. Dari pengamatan saya terlihat kebanyakan pengunjung adalah keluarga, seperti kami.
tanya saya. Area food court saat itu memang ramai dan penuh. Dari pengamatan saya terlihat kebanyakan pengunjung adalah keluarga, seperti kami.
“Tiap hari ramai kalau sabtu minggu lebih
ramai.”
Pak Hendra mengklaim kalau harga ikan – ikan di
sini lebih murah dari pasar ikan lain di Jakarta, bedanya bisa seribu sampai
dua ribu perkilo.
Oh ya ada kekhasan yang menarik perhatian saya setiap kali melihat penjual ikan di sekitar Jakarta baik pasar tradisional maupun di sini yaitu perempuan - perempuan madura dengan gaya khasnya, kain selutut yang dipadu celana panjang.
Oh ya ada kekhasan yang menarik perhatian saya setiap kali melihat penjual ikan di sekitar Jakarta baik pasar tradisional maupun di sini yaitu perempuan - perempuan madura dengan gaya khasnya, kain selutut yang dipadu celana panjang.
Tips, jangan salah
tempat parkir atau kejebak pulang malam…
Buat teman – teman yang akan ke sana pastikan
parkirnya tepat di depan gedungnya ya, jangan di samping karena walaupun
parkiran di sebelah sini sepi dan luas, itu khusus untuk loading barang, setelah
magrib, parkiran ini akan penuh dengan deretan ember berisi ikan yang siap
diangkut ke pasar – pasar tradisional di sekitar Jabotebek dan luar kota. Truk –
truk cukup besar pun akan keluar masuk ke area ini.
Karena kami tidak tahu dan tidak ada yang
memberi tahu, kami parkir di area ini karena parkiran depan sudah padat. Kami
sampai ke sini jam 5 sore. Begitu pulang ember - ember berisi ikan berderet di
depan kendaraan kami.
Sholat magrib dulu
Kami sampai di sini pukul 5, walaupun katanya
transaksi sudah sudah loading barang sudah mulai pukul 14.00 tapi suasana pasar
masih sepi. Akhirnya kami keliling sampai waktu magrib tiba.
Ini dia penampakan mesjidnya, bersih, nyaman
full AC. Mesjid dipenuhi jamaah yang tak lain pengunjung dan pedagang ikan.
Setelah sholat magrib kami memutuskan makan
dulu di food courtnya yang terletak di roof top. Kios di food court ini belum
terisi penuh, sedangkan pengunjung banyak tak heran antrian makannya cukup
lama.
Jadilah sambil menunggu pesanan sea food datang
(lebih dari satu jam kami menunggu) kami ‘ngemil’ sup Madura dulu. Ya di food
court ini ada satu kios yang menjual
sate dan sup kambing Madura, pembelinya kebanyakan para penjual ikan, karena
mereka sudah bosan makan ikan kali ya heheheh.
Pengunjung mulai berkurang |
Saya memesan 2 ikan bawal bakar dan satu porsi cumi goreng tepung. Pengennya
nambah cah kangkung dan kepiting tapi berhubung
antrinya bukan hanya lama tapi kami yang memesan harus nungguin di samping juru masaknya untuk
memastikan pesanannya dimasak sesuai antrian. Drama banget pokoknya.
Setelah mengantri cukup lama |
Selain karena kios food court belum terisi
penuh, para pedagang juga sepertinya tidak siap dengan ramainya pengunjung jadi
mereka gugup, pegawainya kurang, stok ikan yang disediakan terbatas, malah
sampai ada drama kehabisan nasi hahaha.
Belanja – belanji
Sekitar jam 8 malam kami belanja – belanji,
area pasar basah sudah hiruk pikuk
pembeli eceran seperti kami dan pedagang
ikan dari pasar – pasar yang ada di sekitaran jabotabek dan luar jabodetabek.
Hiruk pikuk pasar |
Lagi ngobrol apa nih kaka sama adik |
Dari obrolan dengan Pak Hendra tadi kami jadi
tahu jika di sini pembelian untuk eceran minimal 1 kg. Kami membeli udang di
blok L tempat pak Hhendra jualan seharga 65 ribu, lalu membeli kerang hijau dan
kerang tahu masing – masing 1 kg dan sotong.
Banyak amat Rin? Sekalian buat oleh – oleh
tetangga, tinggal di kampung yang masih dikelilingi kebun dan empang, kami
sering kebagian hasil panen tetangga, sekarang giliran kami ngasih oleh – oleh
hehehhe.
Anak – anak happy banget diajak ke sini dan
pengen lagi katanya. Wah saya juga pengen lagi ke sini, mau menjajal kulinernya
lagi, belum nyobain kepiting.
Semoga next time bisa ke sini lagi.
Ada 800 lapak berarti besar juga ya mba tempatnya, saya bisa kalap itu lihat ikan segar banyak :D saya termasuk penggemar ikan soalnya
BalasHapus