Ada yang mulai suka masak lalu memfotonya untuk posting di instagram atau blog post? Saya (ngacung sendiri). Mulai suka masak sejak resign kerja karena merasa ada waktu dan tidak ada si mba hehehe. Buka akun IG dan pinterest, lihat – lihat foto makanan ciamik, kok jadi pengen bisa motret ya. Mungkin efek mencari hiburan atau sesuatu yang bisa dilakukan selain mengurus anak - anak, kasur, sumur dan suami tentunya hehehe.
Boleh lihat - lihat blog masak saya di https://semangkukrasakitchen.wordpress.com/
Boleh lihat - lihat blog masak saya di https://semangkukrasakitchen.wordpress.com/
me time ala - ala hehehe |
Duh ngapain sih ikut – ikutan latah motret makanan ala - ala food blogger? Buang – buang waktu aja! Aih namanya juga kesenangan, tidak bisa dirasakan orang lain dan melakukan sesuatu yang kita sukai bisa membuat happy, efek keluarnya hormon endorphin. Bagi saya melakukan sesuatu yang disukai semacam hiburan atau me time, sekaligus jeda dari rutinitas irt yang khas dan itu – itu saja.
Setelah beberapa lama belajar memasak
dan motret secara otodidak terasa ternyata perlu modal peralatan
dapur yang ciamik atau istilahnya properti foto. Entah alas foto, piring
cantik atau apalah - apalah.
Mulai tergoda untuk beli properti foto? Iya tapi untunglah karena saya ini dasarnya penuh pertimbangan dan perhitungan kalau membeli apapun, jadi sampai saat ini bisa menahan diri untuk tidak kalap hahaha. Mempertimbangan antara kebutuhan dan keinginan. Perhitungan soal harga yang harus pas dengan isi dompet, sebisa mungkin cari diskonan hehehe.
Jadi bagaimana donk supaya foto makanan tetap instagramable atau blog post able tanpa perlu banyak properti foto atau sering beli props foto? Eit, tapi pertimbangannya beda ya jika sudah jadi food blogger profesional, dimana properti foto adalah modal. Sesuai judulnya ini tips untuk food blogger pemula yang punya blog masakan baru seumur jagung dan baru belajar motret. Berikut tips ala saya;
Membeli sesuai kebutuhan
Saya selalu ingat nasehat Mamah (Ibu saya), jangan membeli barang sampah, artinya barang yang kurang terpakai atau sekedar jadi pajangan. Jika menginginkan peralatan dapur saya selalu mempertimbangan frekuensi terpakai dan fungsinya. Mangkuk, piring, cangkir – cangkir cantik memang menggoda tapi jika sesekali dipakainya karena takut pecah? Apalagi yang masih punya balita. Mending menahan diri. Prioritas membeli sesuai kebutuhan, pilih yang harga terjangkau tapi bagus jadi kalau akhirnya secara tidak sengaja pecah oleh anak - anak tidak membuat emosi hehehe.
Bentuk, desain dan warna yang fotoable dan netral
Jika akan membeli kebutuhan dapur, saya biasanya memilih yang desain, warna dan bentuknya fotoable dan netral. Contohnya saya membeli mangkuk ini karena desain dan warnanya netral, bisa dipadupadankan dengan background atau properti foto apa saja. Harganya sangat terjangkau.
mangkuk putih, timeless |
Tidak perlu banyak yang penting bervariasi
piring lucu satu satunya hahaha |
Akhirnya beli deh setengah lusin piring tapi karena mulai suka motret dari keenam piring itu saya beli yang motifnya berbeda – beda, biar kalau motret makanan, piringnya tidak itu – itu saja hehehe.
Harga terjangkau
Membeli peralatan dapur yang harganya terjangkau. Karena masih pemula dan belajar saya tidak mau beli peralatan dapur mahal kecuali untuk foto yang jelas dibayar, semacam jadi endorse gitu hahaha *ngarep*. Kalau baru latihan yang biasa – biasa saja.
Boleh beli properti foto ‘istimewa’asal...
Pernah sengaja membeli properti foto yang agak mahal dan tidak fungsional untuk sehari – hari sebagai hadiah untuk diri sendiri dan dibeli dengan uang sendiri juga (bukan uang dapur dari Pak suami). Jadi semacam hadiah dan menyenangkan diri sendiri hahaha. Tanpa rasa bersalah karena uang membelinya ya hasil belajar motret, dapat hadiah lomba resep dan foto di IG ceritanya.
Ini memacu untuk terus belajar dan mencari reward dari kerja keras.
Ini memacu untuk terus belajar dan mencari reward dari kerja keras.
Recycle dan Reuse
decopage dari talenan bekas |
Meja di rumah yang selalu jadi alas foto andalan selain papan kayu dari batang pohon rambutan bikina pak suami.
alas foto ; meja setrikaan |
alas foto; meja galon |
Lap pemanisnya saya beli kain perca di toko online.
Kalau teman – teman punya tips lain boleh donk tulis di kolom komentar.
tip bagus mbak...
BalasHapusjangan udah beli segala macam properti taunya malah malas eksekusi ya..
aku pakai ambalan rak buku untuk alas foto, untungnya bisa dilepas pasang, cuma repotnya abis itu harus atur2 buku2nya seperti semula lagi he.. he..
iya mba ga berani beli banyak prof kalau belum profesional ...sayang
HapusSementara saya masih nyari mangkok putih yang murce hehehe
BalasHapusini murce mba mangkuknya beli kebetulan pas ke pasar ada obralan hehhe
HapusMemanfaatkan barang warisan nenek. Daripada perangkat makan ditumpuk di lemari atau dikardus lebih baik dipakai saja. Dipilih yang masih bagus, klasik dan unik.
BalasHapusbetul banget...saya punya beberapa piring dan sendok pemberian nenek lumayan buat props foto
HapusProps foto emang sooooo tempting!
BalasHapusprops foto mba Ratna bagus2 motretnya udah prof. saya masih gini gini hehehe
Hapustipsnya keren mamfaatin yg tersedia tapi aku kok ga secantik food blogger y klo cobain foto makanan mba hahahaha *mmg nda bakat 😝
BalasHapusGak harus mahal yah... Alas meja manapun jadi. Asal bisa nata dan ambil angle yg tepat hasilnya bagus
BalasHapus