Ada yang weekend nya di rumah selain
saya? Bosan weekend dirumah? Kadang iya tapi kalau tiap akhir pekan
jalan-jalan, bisa-bisa gajian Paksu ga cukup sampai akhir bulan hahaha.
Tapi ada kalanya memang ingin
menghabiskan akhir pekan di rumah saja, beres-beres rumah (never ending job), mencoba resep baru, nonton atau berkebun.
Dipostingan ini saya akan nulis tentang
berkebun, khususnya Microgreens. Ada yang pernah dengar? Walaupun katanya Microgreens sudah dipopulerkan sejak tahun 1997 dan mulai populer di beberapa negara,
saya baru tahunya sekitar dua bulan lalu saat ikut workshop Microgreens di Arumdalu
Lab Serpong Tangsel.
Foto pinjaman dari Arumdalu Lab |
Arumdalu Lab itu semacam laboratorium
tanaman milik Arumdalu Privat Resort di
Belitung. Resort yang menyajikan makanan organik dan Arumdalu Lab ini kebun penelitiannya. Well, saya dan paksu
langsung pengen punya kebun kayak gini. Ditanami beragam tanaman yang bisa
dikonsumsi atau obat dna tanaman asli Indonesia yang sudah hampir langka
keberadaannya. Tapi beli tanah ga semurah beli gorengan hahaha, jadi mari
berdayakan saja teras rumah.
Yap, tidak ada alasan tidak punya
lahan jika ingin berkebun. Seiring berkembangan jaman dan pertumbuhan penduduk,
di mana makin banyak lahan berubah fungsi menjadi tempat tinggal, para ahli
perkebunan sudah mendesain dan berpikir tentang berkebun masa depan, setelah
hidropik yang saat ini popular, di Jepang sudah diterapkan vertical garden seperti ini. Pipa yang digunakan bukan pipa dari
bahan paralon biasa, bahannya khusus membuat suhu tanaman yang ditanam di pipa
ini adem. Metode ini sedang diuji coba juga di Arumdalu Lab.
vertical garden |
Balik lagi ke Microgreens. Microgreens
adalah bibit muda dari tumbuh-tumbuhan, sayuran, kacang-kacangan dan
biji-bijian yang dipanen pada usia yang sangat belia, berkisar 7-14 hari
setelah disemai. Microgreens dipercaya mengandung sumber vitamin, mineral,
betakaroten lebih tinggi daripada sayuran itu sendiri pada waktu dewasa. Daun
tumbuhan yang baru tumbuh ini masih kaya akan minyak nabati dan protein. Pada
tanaman yang sudah dewasa minyak nabati dan protein ini sudah habis dipakai
sewaktu tanaman masih muda.
Tapi sayuran sesedikit itu kan ga
bisa dimasak, nanggung! Memang tidak perlu dimasak, langsung makan (setelah
dicuci tentunya) sebagai salad, garnish
atau jus. Kalau orang sunda mah dijadiin lalapan aja, terus cocol ke sambel hahaha.
Oh ya karena tanaman ini masih muda, rasanya cenderung manis dan tawar, cocok dikonsumsi untuk anak yang sukar makan sayur dengan alasan rasanya tidak enak.
Bagaimana sih cara membuat Microgreens?
umur 5 hari |
Oh ya karena tanaman ini masih muda, rasanya cenderung manis dan tawar, cocok dikonsumsi untuk anak yang sukar makan sayur dengan alasan rasanya tidak enak.
Bagaimana sih cara membuat Microgreens?
Tidak butuh modal mahal dan ribet. Untuk wadah tanam bisa
pakai plastik transparan bekas wadah makanan, lubangi bawahnya. Jika mau modal
sedikit tentu bisa membeli tray semai. Media tanam yang digunakan idealnya campuran sekam bakar (bisa dibeli ditoko
tanaman hias), cocopet (sabut kelapa halus, bisa dibeli ditoko tanaman hias)
dan tanah atau kompos, campur ketiganya dengan perbandingan satu banding satu.
siap mencampur media tanam |
menanam benih |
Memang harus itu media tanamnya?
Microgreens adalah tanaman organik
karena dipanen pada usia muda yang memang saat tanaman tidak memakai zat kimia
(sebagai pupuk atau insektisida). Untuk bisa tumbuh tentu membutuhkan nutrisi yang disediakan media
tanam. Sekam banyak mengandung unsur NPK (Natrium, phospat dan Kalium) tiga zat
yang dibutuhkan tumbuhan untuk tumbuh. Cocopet berfungsi mengikat air, ini
menjaga kelembaban media tanam hingga ketersediaan air untuk tumbuh ada. Oh ya
Microgreens ini harus disemprot dengan semprotan model spray, agar tumbuhannya
tidak rusak.
Sebelum ditanam benih direndam
air. Benih yang digunakan benih organik, non . Kebanyakan benih yang dijual
dipasaran (yang harganya hanya ),
untuk mendapatkan benih non biasanya
dibeli secara online.
Tempatkan media tanam dalam wadah
tanam setinggi 2-3 cm, semprot dengan dengan air, agar basah dan lembab. Taburkan
benih di atas media tanam, pastikan benih disebar merata tidak menumpuk, agar
semua benih tumbuh. Tempatkan dalam ruangan gelap. Bisa dengan menutup wadah
tanam selama sehari.
Setelah itu tempatkan dalam
tempat teduh, tanpa sinar matahari langsung. Setelah benih pecah dan keluar kecambah,
bisa ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari pagi. Tapi sekedar
disimpan dalam area rumah pun, seperti teras atau dapur, tanaman bisa tumbuh
kok. Intinya tidak perlu tempat khusus.
Setelah sekitar 7 hari, pindahkan
ke dalam pot ukuran besar. Pastikan saat dipindahkan, akar dari tanaman ikut
agar bisa tumbuh.
dipindahkan ke pot lebih besar |
Pada hari ke 14 atau 21, tanaman
bisa dipanen. Gunakan gunting untuk memotongnya. Sebelumnya pastikan gunting
yang digunakan bersih. Tanaman yang daunnya sudah dipanen akan tumbuh lagi
tunas baru, bisa dipanen lagi tentunya.
Kapan mau dipanen bisa
disesuaikan dengan selera, bisa hingga satu bulan, intinya karena microgreens dipanennya tidak menunggu hingga tanaman berusia dewasa.
Melihat Koleksi Arumdalu Lab
kebun di tengah kota |
Buat yang suka tanaman, suka berkebun, dijamin
masuk Arumdalu Lab, bikin mupeng. Beragam tanaman ada disini, ada beberapa
tanaman luar dan lokal yang dibudidayakan. Beberapa tanaman khas Indonesia yang
sudah jarang ditemui seperti bluepea atau kalau di Indonesia dikenal dengan nama bunga telang ada
disini.
kece banget kebunnya, saung tempat workshop |
Tanaman yang bunganya kini popular sebagai
pewarna makanan/minuman alami, istilahnya eatableflower atau edibleflower.
Kalau orang tua jaman dulu, rebusan bunga telang digunakan untuk
membersihkan mata bayi yang baru lahir. Tanaman ini tumbuh liar, tapi itu dulu,
kini saat banyak lahan berubah fungsi jadi rumah, tanaman ini termasuk tanaman
yang sulit ditemukan.
minuman serba alami |
nasi biru, birunya dari bunga telang |
Berkunjung ke sini membuat saya makin tertarik untuk berkebun. Ada ide berkebun lain? Yuk share di kolom
komentar.
waww keren tuh tanaman nya bunda, itu bisa buat di tanam di halaman rumah, mengisi kekosongan di kebun
BalasHapusSukaaaa...banget �� ajak-ajak donk teh Rina Susanti kalau ada kaya beginihan����nanya-nanya tentang microgreensnya di inbox ya teh
BalasHapusEntah kenapa aku kok nggak bisa berkebun ya mba? Tanaman layu semua :(
BalasHapusJAdi pengen coba ah
seru banget ya mba...itu nasi birunya menarik deh :)
BalasHapusTempatnya menarik buat belajar pertanian. Coba aku usulin ke dept untuk ajak mahasiswa jalan-jalan ke sini
BalasHapus