Resto Kampung Anggrek BSD. Pernah dengar? Tepatnya terletak di Jalan Raya BuaranVictor Serpong. Saya dan Pak suami mampir ke resto ini karena penasaran dengan namanya. Ya, kenapa dinamai Kampung Anggrek? Apa didalamnya banyak bunga anggrek? Apa sekalian jualan anggrek? Sebagai pedagang anggrek saya penasaran donk.
Intip blog post; Cara Menanam dan Merawat Anggrek Tanah
Jadilah suatu hari beranjak sore sekitar pukul dua siang kami mampir ke resto ini, asli bukan karena lapar, karena kami baru makan dan melewati resto ini menuju rumah.
"Ngopi-ngopi aja ," kata Pak Suami.
Wah, resto ini resik dan adem. Nuasa etnik dan alam berpadu jadi satu. Ada beberapa pohon anggrek memang tapi jumlahnya tidak seberapa jadi rasanya kurang pas jika lantas dinamai Kampung Anggrek.
Kami duduk manis dan memesan minuman sambil bertanya pada pelayannya kenapa dinamai Resto Kampung Anggrek.
Kami duduk manis dan memesan minuman sambil bertanya pada pelayannya kenapa dinamai Resto Kampung Anggrek.
"Karena di belakang restoran ini ada kampung anggrek."
"Maksudnya?" tanya saya bingung.
"Di belakang ada banyak penjual anggrek Bu, petani anggrek."
"Maksudnya?" tanya saya bingung.
"Di belakang ada banyak penjual anggrek Bu, petani anggrek."
"Oh ya, lewat mana kesananya?" tanya saya penasaran.
"Ada pintu di belakang restoran ini menuju ke sana. Ibu bisa membeli anggrek pada petaninya langsung."
Tiga tahun tinggal di Tangsel baru tahu ada kampung anggrek. Dengan antusias setelah minum kamipun meminta ijin ke kampung anggrek, si mas pelayan membukakan pintu gerbang belakang.
"Mana kampung anggreknya?"
"Jalan sedikit ke arah sana, Bu, nanti kelihatan kok ada penjual anggrek."
Pas satu belokan kami langsung melihat lahan ratusan meter lahan dipenuhi anggrek.
Kami disambut hangat pemiliknya, (maaf saya lupa namanya) dan langsung terlibat percakapan hangat. Dari soal merawat anggrek sampai bagaimana beliau memulai usahanya dan asal muasal dinamai Kampung Anggrek.
Kami disambut hangat pemiliknya, (maaf saya lupa namanya) dan langsung terlibat percakapan hangat. Dari soal merawat anggrek sampai bagaimana beliau memulai usahanya dan asal muasal dinamai Kampung Anggrek.
anggrek dendro putih |
anggrek dendro kuning |
golden shower |
Kampung ini memang sempat dijuluki Kampung Anggrek karena sebelum krisis tahun 2010 ada 60 petani anggrek di daerah sini. Wow 60? Saya membayangkan ratus (mungkin ribu) meter lahan yang dipenuhi anggrek di sini dulu. Setelah krisis menerpa, kini petani anggrek yang bertahan hanya hitungan jari. Duh sayang banget ya, padahal tempat-tempat unik seperti ini potensial untuk dijadikan tempat wisata sekaligus memajukan petani lokal. Terlebih anggrek, bunga yang di Indonesia paling banyak memiliki varietasnya. Bukti kesekian kalau Indonesia ini kaya.
"Saat krisis harga pupuk mahal dan pembeli menurun."
"Tapi sekarang banyak yang berkunjung ke sini, Bu," tanya saya dengan sok jadi jurnalis hahaha.
"Kebanyak yang beli ke sini yang memang biasa ke sini, untuk dijual lagi. Kadang-kadang pengunjung restoran seperti Eneng."
Hahay langsung di panggil Eneng, memang logat sunda si sayah medok.
Ada juga petani yang ganti usaha karena tidak ada generasi penerus, jelasnya.
"Ini dulu yang merintis Bapak (suaminya) saya bantu-bantu. Bapak meninggal udah lama jadi sekarang saya yang melanjutkan. Ini saya kurang terurus, enggak kepegang."
"Putra-putri Ibu tidak ada yang tertarik meneruskan?'
"Enggak, anak-anak saya kuliah dan kurang tertarik sama anggrek."
Jadi petani memang bukan pilihan keren di negara angraris ini. Karena petani identik dengan pas-pas an. Kalau ditilik dari kesuburan tanah Indonesia harusnya petani itu berkecukupan ya, suka iri kalau lihat di acara tv, petani di luar negeri makmur-makmur dan terlihat keren.
Anggrek yang dijual dan dibudidayakan di sini kebanyakan anggrek jenis Dendrodium. Selain anggrek dibudidayakan juga daun yang dijuluki lipstik ini.
Saya beranjak ke petani anggrek yang terhalang dua rumah dari sini, sayang pemiliknya sedang pergi. Tapi saya sempat memfoto lahannya.
Dan ini lahan terluas, sejauh mata memandang tak ketemu ujungnya, sayang pagarnya terkunci dan saya tidak tahu di mana rumah pemiliknya.
Kami kembali ke Resto untuk menghabiskan minuman pesanan kami dan rehat, dengan membawa oleh-oleh beberapa anggrek *terima kasih ya Pak suami, udah beliin anggrek :)*.
"Tapi sekarang banyak yang berkunjung ke sini, Bu," tanya saya dengan sok jadi jurnalis hahaha.
"Kebanyak yang beli ke sini yang memang biasa ke sini, untuk dijual lagi. Kadang-kadang pengunjung restoran seperti Eneng."
foto setelah berbincang |
Ada juga petani yang ganti usaha karena tidak ada generasi penerus, jelasnya.
"Ini dulu yang merintis Bapak (suaminya) saya bantu-bantu. Bapak meninggal udah lama jadi sekarang saya yang melanjutkan. Ini saya kurang terurus, enggak kepegang."
"Putra-putri Ibu tidak ada yang tertarik meneruskan?'
"Enggak, anak-anak saya kuliah dan kurang tertarik sama anggrek."
Jadi petani memang bukan pilihan keren di negara angraris ini. Karena petani identik dengan pas-pas an. Kalau ditilik dari kesuburan tanah Indonesia harusnya petani itu berkecukupan ya, suka iri kalau lihat di acara tv, petani di luar negeri makmur-makmur dan terlihat keren.
Anggrek yang dijual dan dibudidayakan di sini kebanyakan anggrek jenis Dendrodium. Selain anggrek dibudidayakan juga daun yang dijuluki lipstik ini.
tanaman yang sempat berharga mahal |
Saya beranjak ke petani anggrek yang terhalang dua rumah dari sini, sayang pemiliknya sedang pergi. Tapi saya sempat memfoto lahannya.
Dan ini lahan terluas, sejauh mata memandang tak ketemu ujungnya, sayang pagarnya terkunci dan saya tidak tahu di mana rumah pemiliknya.
Kami kembali ke Resto untuk menghabiskan minuman pesanan kami dan rehat, dengan membawa oleh-oleh beberapa anggrek *terima kasih ya Pak suami, udah beliin anggrek :)*.
Tertarik untuk mengunjungi Kampung Anggrek Buaran Serpong? Jangan ragu terutama untuk teman penyuka tanaman.
Banyak anggreknya, seru ya mba rina kalo main ke kampung anggrek ini. :D di sini ada juga yang jual anggrek, tapi dikit jenisnya.
BalasHapusayo halan-halan ke tangsel...ada kebun anggrek juga lho dekat sini...
Hapuswah ternyata mbak Rina pedagang anggrek, langka ya mbak :) btw jadi penasaran ke kampung anggrek ini, TFS ya mbak^^
BalasHapusyang suka bunga pasti kalap kalau ke sini :)
HapusWah, abis ngopi cantik bisa langsung borong anggrek nih 😊
BalasHapusSaya rada sulit memelihara anggrek, saat beli berbunga, sampai rumah gak pernah keluar bunga lagi, malah seringnya mati, hahaha... Kapok dech beli anggrek
Padahal keluarga suka banget sama bunga ini
iya mba katanya anggrek harus telaten
HapusBelum tahu Mbak ada Kampung Anggrek. BSD lumayan deket lah ya dari Cilegon. Bunganya yg kuning cakep banget. Tapi saya ngga bisa ngerawatnya Mbak ...
BalasHapusayo main ke sini mba
Hapusapalagi saya mba jarang jalan juga, baru tau ada kampung anggrek. seger banget mata ya liat tanaman-tanaman anggrek yg cantik-cantik
BalasHapusjalan-jalan sekitar tangsel aja mba ini juga
Hapuswaaah bisa betah aku mba, kalau main ke kampung anggrek... tanaman "lipstik" itu aku juga pernah punya, tapi lupa namanya hihihi
BalasHapusnama resminya entah apa karena semerah lisptik nama dagangnya lipstik xixixi
HapusAsyik banget ya tempatnya....aku bisa jam2an nih kayanya di sini. Hbs ngopi nengok anggrek trus ngopi lagi cuci mata lagi..hehe
BalasHapusngopi cantik sambil laptopan ya mba :)
HapusMb..makasih infonya bermanfaat . Masuk ke kampung anggrek kalau tdk lewat restonya, bisa lewat mana?
BalasHapusalamatnya di mna buuu
BalasHapus