Apa yang ada di benak teman-teman
tentang kota Bandung? Walkotnya Ridwan Kamil, tiris (dingin), banyak oulet,
taman kotanya bertema, mojangna gareulis (uhuk), tempat kuliner dan belanja
murah (dibandingkan Jakarta), wisata ke Lembang ....
Akh kalau ngomongin Bandung buat saya mah tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata. Lahir, besar, mendapatkan jodoh sampai lahiran
anak pertama ya di Bandung heuheu.
Nah, ngomongin Bandung tak bisa
tidak dilepaskan dari budayanya, walaupun orang lebih mengenal Bandung sebagai wisata kuliner dan belanja. Mengenalkan kebudayaan daerah pada anak-anak tidak selalu membosankan lho, tergantung cara penyampaiannya. Dan menurut saya penting mengenalkan keanekaragaman budaya bangsa pada anak-anak karena dapat menumbuhkan
sikap toleransi, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap bangsanya.
Ke Saung Angklung Udjo
Angklung adalah salah satu alat
musik tradisional sunda. Dan salah satu
tempat untuk bisa menikmati alunan angklung sambil melihat pertunjukan seni
lainnya adalah di Saung Angklung Udjo
yang terletak di Jalan Padasuka, tidak jauh dari terminal Cicaheum. Jika dari
arah Jakarta keluar tol Pasteur ambil jalan ke arah jalan Surapati. Jika keluar
dari tol Cileunyi, cari arah ke Cibiru lalu ke arah Cicaheum.
Saung Angklung Udjo menggelar
pertunjukkannya setiap hari pukul 15.30 hingga 17.30 dengan tiket masuk untuk
pengunjung lokal seharga 60 ribu sedangkan pengunjung asing (turis mancanegara)
100 ribu. Jika hari libur panjang seperti lebaran saat ini jam pagelaran di tambah hingga 3x kali
pertunjukan dalam sehari. Untuk infonya bisa pantengan IG nya atau telpon di 0227271714/7101736 atau
www.angklung-udjo.co.id
Pagelaran juga bisa diadakan by request jika ada tamu rombongan yang
telah melakukan reservasi.
Saya dan keluarga berkunjung kesana
saat long weekend beberapa waktu lalu dan banyak pengunjung rombongan ke sana,
jam pertunjukan di tambah yaitu sesi jam 7 malam.
Sayangnya saat saya kemari dapat
tempat duduk di sisi kanan panggung dan tidak membawa kamera (acara dadakan), jadi foto seadanya tapi dalam hati berjanji akan mengajak anak-anak ke sini lagi karena acaranya asik dan edukatif.
Pertunjukan di Saung Angklung Udjo
Di Saung Angklung Udjo pengunjung
tidak sekedar melihat pertunjukan
angklung, juga kesenian sunda lainnya dan
pengunjung diajak terlibat aktif (interaktif) jadi tidak membosankan untuk
anak-anak.
Pertunjukan yang berlangsung selama
kurang lebih 2 jam terdiri dari 9
pertunjukkan yaitu;
Demontrasi wayang golek selama kurang lebih 15
menit dengan pengantar bahasa sunda. Yang tidak mengerti bahasa sunda, tahan
roomingnya hehehe. Kedua anak saya agak
bosan menonton pertunjukan ini karena mereka tidak mengerti bahasa Sunda
kecuali beberapa kosakata. Tapi beberapa kejutan yang di berikan sang dalang melalui gerakan wayang goleknya membuat mereka
tertawa. Bagi anak-anak saya ini pertama
kalinya mereka melihat pagelaran wayang golek (kalau boneka cepotnya sering
lihat).
Helaran atau pertunjukan
pembuka, tarian ini biasanya di gunakan pada pembukaan acara-acara upacara adat
tradisional seperti khitanan, panen raya dsb.
Dimainkan dengan nada riang gembira karena bertujuan untuk menghibur
sekaligus ungkapan rasa syukur pada sang pencipta.
Wajah polos dan
lugu anak-anak yang memainkan pertunjukan ini bikin gemes dan mesem-mesem.
Tari Tradisonal, yang
dipertunjukkan saat kami kemari adalah tari merak (ada kalanya tari Topeng). Seperti namanya, tari merak menggambarkan keindahan bunga merak. Tari merak merupakan salah satu
ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung
merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke
pentas oleh seniman sunda Raden Tjetje Somantri.
Angklung Mini berukuran
minimalis bukan hanya sebagai hiasan untuk dapat memainkan lagu-lagu sederhana. Anak-anak akan memperdengarkan beberapa lagu melalui alunan angklung berukuran kecil.
Arumba adalah
alat musik tradisional terbuat dari bambu bertangga nada diatonis, namun tetap
menghasilkan nada harmonis dan dinamis. Lagu yang dimainkan lagu-lagu populer
dari tanah air dan manca negara.
Saya jadi kagum,
ternyata alat musik yang dari bambu bisa memainkan nada untuk segala jenis
lagu. Seniman-seniman tradisional bangsa ini memang tak kalah jenius.
Angklung Massal Nusantara, saat yang ditunggu-tunggu pengunjung, mendengarkan beberapa lagu daerah lewat alat musik
angklung yang dimainkan secara bersama-sama. Lagu yang dimainkan mewakili daerah dari sabang sampai merauke diiringi tarian daerah dari mana lagu yang dimainkan berasal. Asa waraas (inget masa lalu) secara gitu ya terakhir menyanyikan lagu daerah itu waktu sd, yang
harus dinyanyikan saat pelajaran kesenian.
Di sesi ini juga
semua pengunjung dipinjamkan satu angklung untuk dimainkan bersama. Sebelumnya seorang konduktor memberikan kode untuk setiap nada angklung yang harus dibunyikan penonton.
Angklung orkestra, angklung dimainkan layaknya orkestra dan dikombinasikan dengan alat musik modern, sayang saya tidak nonton sesi ini karena adik keburu bosan, mau pipis, mau makan dsb...akhirnya saya dan si bungsu nongkrong di cafe yang ada di sini. Tempatnya nyaman dan harganya murah dibandingkan dengan makan ayam goreng di Jakarta di tempat dengan level sama.
Tapi dari tempat makan saya masih bisa mendengar lagu-lagu yang dimainkan angklung orkestra. Lagu-lagu hits
dan kekinian.
Berburu Oleh-oleh dan Cinderamata
Bersebelahan dengan tempat pertunjukan sekaligus pintu masuk area pertunjukan ada toko cinderamata yang komplit dan di tata dengan apik. Cinderamatanya tidak jauh-jauh dari tema angklung dan seni sunda.
Sekali kunjungan kemari membuat saya pengen balik lagi ke sini. Semoga lain waktu...
Bolak-balik ke Bandung belum pernah kesini. Harus dijadwalkan kalau kapan2 kesana lagi.
BalasHapusasik lho mba lusi liat pertunjukan angklung
Hapussaya pernah ajak anak-anak ke saung angklung. Tapi datangnya telat, jadi sesi wayangnya terlewat. Bagus pertunjukannya. Kapan-kapan pengen ajak anak-anak ke sana lagi :)
BalasHapussekali kunjungan ga cukup ya saya juga pengen ngajak anak2 ke sana lagi
Hapus