Beberapa waktu lalu saya mendapat tugas menulis mengenai ASI dengan
narasumber dokter spesialis kandungan sekaligus konselor laktasi bersertifikat
internasional – tulisan di muat di majalah edisi bulan April 2015. Selama jadi
kontributor ayahbunda, ini pertama kalinya dapat tugas menulis mengenai ASI dan
langsung bikin shock. Inget ‘dosa’, menyesal, terus mewek diam-diam ....
#trowback . Delapan tahun lalu saat hamil anak pertama, merasa jadi
calon mama yang bersemangat. Semangat baca ilmunya punya anak, dari beli
majalah bertema parenting (yang gak cukup satu majalah sebulan), beli buku
sampai ikut workshop or seminar di Jakarta – bagi saya ke Jakarta sendiri itu perjuangan pertama karena rumah di Bogor,
kedua sebagai perantauan saya ‘buta’
kota Jakarta.
Walaupun sudah baca ‘ilmu’nya tetap merasa belum siap begitu si kecil lahir.
Tetap merasa gak bisa apa-apa. Jadilah pilih lahiran di Bandung, biar ada Mama dan saudara-saudara yang
menghadle si baby hehehe.
Hari pertama kedua, ketiga, kempat ASI belum keluar juga. Kepanikan di
mulai plus stres. Ya, saya mama yang gagal memberi ASI full dua tahun, gagal ASI eksklusif. Kok bisa? Ga
tau ya kalau ASI itu makanan terbaik untuk bayi? Ga tahu ya bla...bla .....soal
teori mah saya tahu semuanya karena sudah di persiapkan sejak hamil yang tidak
saya persiapkan adalah bahwa tidak semua Ibu ASI nya lancar sejak hari pertama,
tidak semua Ibu ASI nya ngucur jadi perlu ekstra usaha untuk bisa memberi ASI. Yang saya persiapkan malah perlengkapanmenyiapkan stok ASIP jika kembali bekerja seperti membeli pompa ASI, breast
pad, ice gel dsb.
Saya pikir ASI itu akan dengan mudah keluar, lancar dan banyak
keluarnya seperti yang dialami Ibu, adik
dan saudara-saudara saya (sepupu, bibi dsb)....jadi saat saya tidak
seperti mereka, saya down, tertekan, stres, merasa tidak adil dsb di tambah
lagi saya harus kembali ngantor, akh makin lebaylah emosi saya waktu itu...
So, buat calon mama, selain menyiapkan ilmu pentingnya ASI, cari tahu
kendala yang mungkin di hadapi seputar memberi ASI dan solusinya agar siap dan
bisa memberi ASI full, biar tidak menyesal seperti saya.
Banyak cara, dari baca malajah, buku atau ikut workshopnya. Dan di pekan ASI yang jatuh awal bulan Agustus
nanti komunitas The Urban Mama mengadakan workshop mengenai ASI. Bookmark
tanggalnya ya
Di pekan ASI ini pun majalah AyahBunda menurunkan artikel mengenai Support System
ASI (edisi no 15 akhir bulan Juli, berarti minggu depan ya) salah satunya tulisan saya (sekalian promo J) hasil wawancara dengan dokter spesialis kandungan sekaligus konselor
laktasi yang praktik di RSIA Hermina, plus beberapa mama yang berbagi pengalamannya
memberi ASI pada buah hatinya.
ASI-ku juga baru keluar di hari keempat, Mbak. Jadi si kecil minum sufor dulu deh :D
BalasHapuskendala ASI saya apa ya mbak? dulu sih karena pengaruh suasana hati aja mbak, kalo lagi galau karena mau perjalanan dinas itu jadi seret tapi klo udah deket Alfi lancar jaya deh
BalasHapusKendala aku kalo ngasi biasanya kecapean, stres, dan kurang makan, jadinya asi kurang banyak....
BalasHapus