Waktu kecil Ibu selalu menyebut saya pengumpul barang bekas.
Iya saya suka merasa sayang membuang kertas kado bekas yang bagus gambarnya,
bekas undangan pernikahan yang cantik, toples atau kaleng dengan gambar bagus,
souver pernikahan orang saya koleksi. Nemu kertas yang menurut saya bagus pun
biasanya saya pungut dan simpan hahahha. Lalu kebiasaan itu mulai saya kurangi
karena suka bingung di mana menyimpan dan mau di apakan? Terlebih pak suami
suka ngedumel,
“Ini apaan? Buang aja kalau ga kepake, sumpek."
Ehm, tapi ternyata menjadi pengumpul barang bekas itu
berguna lho.
Ide awalnya untuk hemat dan membuat kegiatan untuk anak-anak. Sekalian mengajari mereka kalau tidak semua hal harus beli, tapi bisa membuatnya sendiri dengan memanfaatkan barang bekas. Kami (saya dan anak-anak) menyebut kegiatan ini 'kreasi'.
Kotak mainan
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya mainan anak-anak, saya merasa menyimpan di dalam box container tidak efektif lagi karena semua mainan bercampur anak-anak pun saat menyimpan seenaknya di tumpuk - lha, emang di susun juga ga bisa rapih -. Efeknya, mainan lecet dan kopek di sana-sini.
Untunglah nemu ide, mengubah dus bekas susu kotak yang biasa di beli Kaka menjadi tempat mainan. Caranya simpel, modalnya murah karena kertas kadonya pun bekas - nasehat Ibu waktu saya kecil, kalau buka kado, pelan-pelan biar kertasnya bisa di pake lagi, katanya. Trik hemat ala Ibu :).
Kotak mainan model
terbuka
tempat mobil-mobilan dede dan bando kaka |
Dus kosong kembali di rekatkan hingga semua bagian tertutup.
Lalu dengan pisau atau kater, bagian tengahnya di lubangi dengan bentuk
persegi.
Lumuri permukaan dus dengan lem fox menggunakan kuas lalu
tutupi dengan kertas kado, gunting dan lipat pada bagian yang memerlukan agar
rapih.
Kotak mainan model tertutup
Dus kosong kembali di rekatkan dengan lem atau solatif
hingga semua bagian tertutup. Lalu bagian atasnya kita buka dengan bantuan
pisau atau kater (jangan sampai robek). Tahap selanjutnya sama dengan membuat
kotak mainan terbuka, tinggal di beri lem dan kertas kado sebagai pembungkus.
tempat mainan bertutup |
Kardus yang saya gunakan di atas kardus bekas susu kotak kecil (ukuran 125 m). Bisa juga di gunakan kardus bekas sepatu.
Toples pernak-pernik
Toples pernak-pernik
Suka sayang membuang-buang toples
bekas selai atau coklat, sebagian sudah saya pake untuk tempat bumbu dapur,
sebagian saya simpan karena kebingungan mau diapakan?
Sampai saya membaca sebuah
majalah interior dan ternyata toples ini bisa di sulap jadi tempat
pernak-pernik dengan tambahan cat akrilik (karena gak punya cat akrilik saya
pake cat poster – lebih murah pula).
Karena mengerjakannya bareng anak-anak, jadi terserah mereka mau di
gambarin apa.
Oh ya sebelumnya toples di
bersihkan dari tempelan merknya dulu dengan di rendam air beberapa saat agar
mudah lepas.
Dan jadilah seperti ini. Bisa
untuk koin, jepit rambut, jarum, dsb.
tutupnya bisa di tempeli mainan dan di rekatkan dengan akrilik |
Selain menggunakan cat bisa juga
di hias denga stiker.
Keren banget idenya. Nyontek, ah....
BalasHapusini mah judulnya cari kegiatan mak, bair anak ga bosan di rumah
Hapuskotak banyak aku pakai buat tempat mainan juga mbak
BalasHapussekalian hemat ya mak heheh
HapusKreatif, Mak. Saya kok gak telaten ya bikin beginian?
BalasHapuskalau punya anak cewe begini mak bawaannya , kalau kita malas mereka yang minta bikin ini itu
HapusHahaaa aku suka pusing lihat printilan anak2, kok ya nggak ada habisnya. Aku taruh di kontainer besar biasanya. Lemar apa kesitu semua
BalasHapusudha abg pun masih banyak printilan ya...duh kirain gak, saya suka ngayal, mungkin kelak kalau mereka abg rumah lebih lapang....ternyata ya...
HapusSaya juga ngumpulin toples bekas selai2 gitu mba, kalau ide sayah mah mau bikin lampu hias atau ngga ditaruh lilin warna-warni malah jadi semarak ruangan hehehe
BalasHapuswah ide bagus tuh...mau akh di coba, solusi juag nih kadang kalau mati lampu malam bingung ngalasin lilin pake apa biar aman
HapusKardusnya jadi keliatan rapih ya, Mbak.
BalasHapusrapih karena pake kertas kado :)
Hapusjadi rapih, ya :)
BalasHapusMbak Rina kreatif bangeet sih...
BalasHapus