Jam menunggu angka 12.30 ketika kendaraan yang kami tumpangi meluncur menuju Tomohon. Hawa sejuk mulai terasa begitu kendaraan yang
kami tumpangi melalui jalan menanjak dan berliku. Rasa ngantuk mulai menerjang terlebih perut kami baru saja diisi menu seafood khas Manado yang menggoyang lidah, ikan woku belanga. Tapi melewatkan pemandangan sepanjang perjalanan rasanya rugi karena berwisata ke sini bagi saya adalah kesempatan sangat langka. Sisi kanan dan kiri jalan di rimbunin
pepohonan, melewati hutan dan perkebunan cengkeh, kami temui pula beberapa
rumah makan dan deretan kios sederhana penjual buah-buahan.
buah-buahan yang dijajakan |
Di tengah perjalanan kami
berhenti dan turun dari kendaraan. Tour guide kami menunjuk pemandangan di bawah
kami yang tak lain kota Manado dan laut Sulawesi. Walaupun sepanjang perjalanan
dari balik jendela kendaraan bisa melihat kota Manado tapi di spot inilah kami bisa melihat dengan
leluasa dan menyeluruh. Rasa kantuk saya hilang seketika.
Setelah mengambil foto dan
mengagumi keindahan itu kami melanjutkan perjalanan. Memasuki kota Tomohon saya
kembali berdecak kagum karena kebersihannya. Ya, tak terlihat ceceran sampah. Kekaguman yang sama ketika
pertama kali saya menginjak Manado kemarin pagi, bersih dan resik. Tidak saya
dapati juga pengemis atau anak jalanan seperti umumnya di kota - kota besar.
Keadaan ini tentu sangat menunjang kota Manado dan Tomohon sebagai tujuan
wisata yang aman dan nyaman.
Ada tiga tempat wisata yang akan
kami kunjungi di Tomohon. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah;
Vihara Ekalaya
Terletak di kecamatan Tomohon
Utara. Keberadaan Vihara Ekalaya yang merupakan tempat ibadah agama Budha, kontras
dengan mayoritas masyarakat kota Tomohon
yang beragama kristen. Ini menggambarkan besarnya kerukunan beragama di
Tomohon.
Memasuki gerbang Vihara, kami di
sambut deretan 18 patung Lohan atau Arhats, yaitu pengikut ‘delapan belas
jalan’ Budha.
deretan patung Lohan |
Vihara ini berbentuk pagoda dan terdiri dari 8 lantai. Di komplek
Vihara ini terdapat bangunan lain yang merupakan simbol – simbol dari
kepercayaan agama Budha. Seperti Istana Kwan Im dan kolam memohon permintaan
setelah melempar koin.
Sebagai tempat wisata sekaligus
tempat ibadah, sebaiknya pengunjung tetap mengargai dan memperlakukan keberadaannya sebagai tempat ibadah, artinya tidak membuat kegaduhan.
Pemandangan di sekitar vihara ini tidak kalah indah, karena vihara ini langsung berhadapan dengan gunung Lokon.
gunung Lokon |
Danau Linow
Tujuan selanjutnya adalah Danau
Linow yang terletak sekitar 3 km menuju arah barat dari pusat kota Tomohon,
tepatnya di kecamatan Tomohon Selatan. Kota Tomohon juga di kenal dengan istilah kota
bunga karena beragam bunga tumbuh subur di daerah ini sehingga banyak petani
bunga. Sepanjang perjalanan kota Tomohon
akan kita jumpai penjual bunga. Salah satu agenda kegiatan untuk menarik
wisatawan, di sini pernah di adakan Tomohon International Flower Fetival.
Keunikan Danau Linow adalah warna permukaannya yang bisa berubah-rubah menjadi
tiga warna; biru, hijau dan coklat kekuningan. Perubahan warna ini selain di
sebabkan pembiasan cahaya dan pantulan vegetasi (lumut) di sekitar danau juga
disebabkan kandungan belerang dalam danau. Kandungan belerang ini berasal dari
sisi danau yang terhubung dengan sumber air yang mengandung belerang. Tak heran saat mendekati area danau, aroma
belerang tercium kuat.
foto diambil dari atas cafe |
Di tepi atas danau terdapat sebuah kafe sederhana
berdinding kayu, selain menyajikan menu makan, juga minuman hangat yang pas
untuk udara sekitar yang dingin, tak
ketinggalan sajian khas berupa pisang goreng lengkap dengan sambal Roa. Sambal
Roa terbuat dari ikan Roa, ikan yang khas Manado.
pisang goreng dan sambal roa |
Dari atas kafe ini pula kita bisa
menikmati pemandangan danau Linau yang cantik berikut bukit-bukit yang
mengelilinginya. Harga tiket masuk
kawasan ini hanya 5000 rupiah.
pose cantik dulu :) |
Desa Woloan
Desa Woloan terletak di kecamatan
Tomohon Tengah. Desa ini sangat terkenal sampai ke manca negara sebagai desa
pengrajin Rumah Tradisioal Manado atau
Rumah Minahasa. Rumah ini berupa rumah panggung dari kayu dan memiliki dua anak tangga di samping kiri dan kanan, beratap seng (jaman dahulu mungkin beratap daun). Rumah orang Minahasa (suku terbesar di Sulawesi Utara) tidak beratapkan genteng, begitu pun rumah-rumah kayu tradisional ini. Karena orang Minahasa beranggapan, hanya orang meninggal saja yang bertempat tinggal di bawah tanah (genteng terbuat dari tanah).
Dua anak tangga ini berperan dalam prosesi adat pinangan. Pria yang datang meminang akan naik dari tangga sebelah kiri, jika pinangannya di terima ia akan pulang melalui anak tangga kanan, sebaliknya jika di tolak ia akan turun melalui tangga kiri.
Dua anak tangga ini berperan dalam prosesi adat pinangan. Pria yang datang meminang akan naik dari tangga sebelah kiri, jika pinangannya di terima ia akan pulang melalui anak tangga kanan, sebaliknya jika di tolak ia akan turun melalui tangga kiri.
Rumah tradisional itu sudah ada
sejak berabad – abad lalu dengan ukuran sangat besar karena merupakan tempat
tinggal keluarga besar.
Kini rumah ini di buat dengan
sistem bongkar pasang (knock down system) tujuan untuk memudahkan memindahkan rumah ke daerah tujuan pembeli.
Kisaran harga satu rumah
400-800 juta, tergantung ukuran dan kerumitan, jelas salah satu pengrajin.
"Bagaimana memasangnya, kan pembeli pasti tidak bisa?" tanya saya.
"Oh kami akan mengirim orang untuk memasangnya tapi belum termasuk harga rumah." Jelas salah satu pengrajin.
Pengrajin di desa ini sudah banyak berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan furniture profesional yang membuka kantor cabangnya di Jakarta, jadi jika berminat tak usah datang ke sini juga bisa.
Oh ya para pengrajin ini juga bisa mengerjakan model rumah kayu dengan desain pesanan seperti gazebo dan lain-lain.
Berminat?
Menurut tour guide kami, masih ada tujuh tempat wisata lagi yang bagus untuk di kunjungi di Tomohon. Ehm, semoga lain waktu saya bisa kembali ke sini dan menjelajah sisanya.
Menjelang magrib kami bertolak menuju Manado. Badan terasa lelah tapi hati sangat senang, banyak hal baru yang saya dapat hari, mengenai budaya dan kearifan lokal.
Menjelang magrib kami bertolak menuju Manado. Badan terasa lelah tapi hati sangat senang, banyak hal baru yang saya dapat hari, mengenai budaya dan kearifan lokal.
Tips : Jika anda muslim dan khawatir kesulitan mencari makanan halal di Tomohon mengingat mayoritas warga non muslim, saran saja sebaiknya menginap di kota Manado karena di kota Manado hampir semua restoran berbahan seafood dan bawa bekal dari sana. agak sedikit repot tapi daripada ragu dan anda kelaparan hehe atau search dulu di internet rumah makan halal. Berangkat dari Manado sekitar jam 6 pagi, bisa lebih dari 5 tempat wisata di kunjungi.
Bentuk viharanya persis kya vihara budhagaya di semarang mak.
BalasHapusKeren nih tulisannya..semoga menang ya :)
cantik kotanya ya maak..semoga menang :*
BalasHapusOalah..abis jalan2 ke manado toh xixixi
BalasHapusoleh2 makk *loh
Waaah aku belum pernah ke Indonesia timur. Pengin banget :))
BalasHapus