foto dipinjam dari www.islamicboard.com |
Tapi jika weekend atau hari
libur, harus siap mental dengan kemacetan yang bisa menghabiskan waktu lebih
dari 6 jam, seperti yang pernah saya alami.
Ok, balik lagi ke mesjid. Menurut
data yang saya dapat dari sebuah sumber,
mesjid ini berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Wow. Yap,
mesjid ini berada tepat di kawasan Puncak Bogor. Dan menurut sumber ini pula,
mesjid dibangun pada tahun 1997 dan diprakarsai oleh Gubenur Jabar saat itu, R.
Nuriana.
Mesjid itu tak lain dan tak bukan
adalah Mesjid At Ta’awun, terlatak persis di samping jalan raya puncak Bogor.
Yang pernah lewat kawasan puncak Bogor pasti tahu minimal pernah lewat. Letaknya yang tepat di atas puncak dengan desainnya yang unik, seperti jamur, sangat menarik perhatian. Dan selalu menjadi tempat persinggahan, terutama untuk sholat, istirahat atau menunggu kemacetan. Bahkan ada lho orang yang sengaja berwisata ke mesjid ini, salah satunya saya dan suami, jadi kami sengaja dari Bogor hanya untuk ngadem di sini, tapi hari biasa, jadi gak stress dengan kemacetan.
Yang pernah lewat kawasan puncak Bogor pasti tahu minimal pernah lewat. Letaknya yang tepat di atas puncak dengan desainnya yang unik, seperti jamur, sangat menarik perhatian. Dan selalu menjadi tempat persinggahan, terutama untuk sholat, istirahat atau menunggu kemacetan. Bahkan ada lho orang yang sengaja berwisata ke mesjid ini, salah satunya saya dan suami, jadi kami sengaja dari Bogor hanya untuk ngadem di sini, tapi hari biasa, jadi gak stress dengan kemacetan.
Karena kamera yang saya miliki
biasa-biasa dan tak bisa memotret dengan angel tepat agar dapat mempotret mesjid
secara menyeluruh, untuk melihat keindahannya , jadi foto di atas dipinjam dari www.islamicboard.com.
Mesjid ini terdiri dari dua
lantai, lantai satu untuk laki-laki, lantai dua untuk perempuan, kanan kiri
mesjid berdinding kaca jadi pemandangan hamparan kebun teh bisa terlihat dari
dalam mesjid, lantainya dari kayu, bener-bener membuat adem.
Kamar mandinya cukup banyak dan nyaman jadi
walaupun saat weekend mesjid ini selalu penuh tak perlu khawatir. Oh ya air di
sini dingin menggigit tapi menyegarkan.
Foto bagian dalam mesjid saya
pinjam dari google, karena lagi-lagi tak kepikiran memfotonya karena sebelumnya
tak ada niat untuk membuat tulisannya.
mesjid tampak dalam |
Di samping mesjid terdapat sungai yang deras tapi dengan volume air yang tidak terlalu besar dan jernih karena mengalir langsung dari mata airnya. Dan setiap kami ke sini,
pasti anak-anak pengen nyemplungin kakinya. Jadi saya selalu membawa baju
ganti. Kalau foto-foto di bawah ini jepretan saya.
dari mata air |
main air di sungai |
Parkiran mesjid At Ta’awun cukup
luas tapi jika weekend selalu penuh. Di tempat parkir ini pula kita bisa temui
beragam jajanan dan makan murah meriah. Dari Indomie rebus, gemblong (makanan
dari ketan yang dilapisi gula), cilok, somay, rujak, nasi rames pokoknya
komplit. Tak ketinggalan jagung bakar dan beragam cindera mata.
jajan murah meriah |
main balon sabun sambil nunggu pintu ciawi di buka |
Di bangku-bangku yang tersedia di pekarangan mesjid atau anak tangga, kita bisa menikmati pemandangan alam puncak yang indah. Pekarangan mesjid yang tertata apik pun bisa jadi latar foto yang cantik.
Jika ingin kuliner yang lebih ekslusif jangan khawatir, banyak restoran sepanjang jalan Raya Puncak. Karena kawasan Puncak Bogor ini salah satu tujuan wisata kuliner. 1 km dari mesjid At Ta’awun arah Bandung terdapat restoran Puncak Pass, dengan pemandangannya yang cantik, sesuai dengan harga perporsinya yang cukup menguras dompet heheh.
Jika ingin kuliner yang lebih ekslusif jangan khawatir, banyak restoran sepanjang jalan Raya Puncak. Karena kawasan Puncak Bogor ini salah satu tujuan wisata kuliner. 1 km dari mesjid At Ta’awun arah Bandung terdapat restoran Puncak Pass, dengan pemandangannya yang cantik, sesuai dengan harga perporsinya yang cukup menguras dompet heheh.
Dari mesjid ini juga kita bisa
memantau kemacetan, jika kebetulan terjebak macet kami biasanya mampir ke sini
untuk rehat dan menunggu sampai pintu di ciawi di buka. Untuk diketahui, jalanan di kawasan
puncak saat weekend di berlakukan sistem buka tutup. Artinya, satu jalur (dari arah atas dan bawah) di
buka bergantian untuk menghindari mobil tidak bergerak karena padat arus dari
dua arah. Dan kami sempat mengalami enam jam duduk manis menunggu macet lho.
Untuk menghindari kemacetan
biasanya kami berangkat dari Bandung atau Jakarta sepagi mungkin, mampir di
mesjid At Ta’awun untuk rehat, sholat Dhuha dan tentu saja foto-foto. Kalau gak mampir rasanya ada yang
kurang
Yuk mampir ke Mesjid At Ta'awun jika ke Puncak Bogor.
saya pernah ke masjid ini. Dan dinginnya menusuk tulang :) Masjid yang bagus banget
BalasHapusDingin tapi segeeerr mak :)
HapusMaaauuuu.... jadi bikin saya kangen masa-masa di Bogor mak.
BalasHapusKalau ada kegiatan pasti ke puncak.
Tapi belum sempat mampir sini... hix hix...
Tapi rasanya baca ini sudah ngerasain dinginnya, maklum mak rumah saya juga di pucuk gunung ungaran =))
Aku pernah lewat sini tapi nggak bisa mampir karena parkiran penuh banget :(
BalasHapusTulisan yang sangat bermanfaat buat para musafir yang melewati Puncak, Bogor yaa mbak Rina….:)
BalasHapusSmg menjadi amal catatan pahala di yaumul hisabNya, aamiin
Jazakillah, sudah berpartisipasi di GA Perjalananku dan Masjid