Apa rasanya nikah di langkahi
adik? Biasanya aja. Beneran! Tapi kalau gak percaya saya maklum kok karena itu
juga yang terjadi pada kerabat, teman bahkan ibu saya sendiri. Komentar mereka
waktu itu kurang lebih sama,”Sabar ya, Rin.” Komentar yang membuat saya senewen
dan pengen marah karena kesannya saya menyedihkan. Dan saya benar-benar tidak
percaya dengan takhayul kalau nikah di langkahi adik, nanti dapat jodohnya
susah. Saya yakin Allah swt sudah menentukan waktu yang tepat untuk saya bertemu jodoh. Jadi kalau waktu itu ada yang nanya (tapi gak ada
yang nanya),”Ikhlas gak dilangkahi adik?” jawaban saya,”Bukan ikhlas lagi tapi
bahagia dan lega.”
Kalau adik saya bilang gini,”Gara-gara sok nitah nikah tiheula jadi weh
katuliskeun.” Terjemahan bahsa Indonesianya kurang lebih seperti ini,”gara-gara
suka nyuruh nikah duluan jadi kejadian.” Iya sih sejak adik saya menjalin
hubungan dengan calon suaminya, saya memang suka bilang,”Udah nikah aja.” Dan
biasanya adik saya langsung nyolot,”Apa sih nyuruh nikah, teteh aja dulu.”
Alasan saya suka menyuruh adik
saya nikah duluan ya karena bayangan punya calon pacar atau suami aja gak ada. Jadi
kalau mau nunggu saya sampai kapan? Saya memang belum pernah pacaran pun yang
namanya cinta monyet, mungkin karena mama saya suka bilang,”Tong bobogohan keur sakola mah, dikawinkeun
geura.” Translatenya; jangan pacaran kalau lagi sekolah, dikawinkan
sekalian.” Jadi lebih baik gak pacaran kan daripada gak disekolahin kan? Tapi
walaupun belum punya calon suami saya enjoy
aja karena udah kerja, walaupun besar gaji
standar tapi lumayanlah buat diri sendiri dan sedikit bantu ortu. Walaupun belum
menemukan calon suami, untuk kongkow nonton pertunjukan keroncongan punya
banyak teman. Tiap akhir minggu sibuk di sebuah klub buku di sebuah toko buku alternatif (waktu itu
masih di Bandung) atau jaga stand di pameran buku. Kadang-kadang memang galau, berharap pangeran berkuda segera datang hahaha tapi gak pernah berlarut-larut atau iri sama adik yang lebih cepat ketemu jodohnya.
Usia saya dan adik terpaut dua
tahun dan kami sama-sama tidak mentargetkan usia menikah harus sekian. Target
kami adalah bisa cari duit sendiri dulu baru mikirin nikah. Bisa dibilang ini
dokrin mama saya yang selalu bilang,”Walaupun perempuan harus bisa cari uang
sendiri.”
Tapi pasti salah satunya karena
doa mama, akhirnya kami menikah di usia yang pas. Adik saya 25 tahun, saya 27
tahun, kurang lebih.
me and my sister, dari penampakan terlihat kami berbeda karakter |
Saya benar-benar bahagia ketika
adik akhirnya memutuskan menikah tanpa
menunggu saya menikah duluan, karena ya
walaupun tak pernah pacaran dari dengar sana-sini dan baca pengalaman orang,
katanya pacaran itu banyak godaannya, makanya dalam Islam tak ada istilah
pacaran kan, malah haram. Jadi makin cepat adik saya menikah makin baik bukan?
Terlebih usia calon suami adik jauh di atas usia saya. Jadi pertanyaan kapan
adik saya siap dilamar pun kerap diutarakan keluarga calonnya.
Tapi seperti saya tulis di atas,
orang tak percaya kalau saya benar-benar tidak menganggap dilangkahi adik
menikah luar biasa. Perkataan teman dan kerabat bukan lagi kalimat
menghibur tapi langsung menawarkan temannya yang mencari calon istri. Awalnya bete dan malu, tapi setelah
dipikir-pikir mungkin seperti ini jalan saya menemukan jodoh, melalui perantara
diperkenalkan orang. Selain berdoa tentunya.
Singkat cerita, adik saya
melangsungkan pernikahannya dengan lancar dan saya menikah kurang lebih satu setengah tahun kemudian dengan calon suami yang kriterianya sesuai impian saya hehehe. Tapi walaupun saya menikah didahului adik, kini saya bisa menyusulnya lho. Saya
sudah punya anak dua, adik masih satu
heheh.
Keikhlasan akan berbuah manis karena Allah swt tahu waktu yang tepat dan terbaik untuk takdir kita.
Keikhlasan akan berbuah manis karena Allah swt tahu waktu yang tepat dan terbaik untuk takdir kita.
Lalu bagaimana dengan perasaan
Solasfiana saat akan di langkahi adiknya menikah? Galau kah atau sedih? Merasa
merana dan Allah swt tidak adil? Saya benar-benar penasaran. Siapa sih
Solasfiana? Itu lho tokoh di novelnya mak Ade Anita. Penasarankan? Samaaa.....blog mak Ade Anita bisa diintip di link di bawah banner ya.
Hai Mak salam kenal, memang ya semua akan indah pada waktunya. Saya juga harus bersabar menanti 5,5 tahun untuk meyakini hati untuk menikah dengan Miswa. Pun, sampai 5,5 tahun kemudian masih menanti kehadiran buah cinta kami, lagi-lagi masih harus sabar dan kami juga saling percaya, bahwa semua akan indah pada waktunya.
BalasHapusadikmu dan dirimu waahnya mirip lagi... sama2 pake kacamata lagi.. cuma beda karakter aja kayaknya. tapi untuk mereka yang dibesarkan di budaya "gak harus sesuai urutan" kayaknya sih emang biasa aja ya mak soal dilangkahi itu... beda ceritanya mereka yang dibesarkan di kultur yang "kalo dah dilangkahi artinya kurang laku dan calon2 perawan tua"... itu ada di novelku loh mak.. hehehehe (malah promo).. eh.. makasih sudah ikutan give awayku ya
BalasHapus