Kasus pelecehan dan kejahatan seksual
yang terjadi pada anak-anak saat ini sangat mengkhawatirkan, tidak berlebihan
jika sebagian orang melihatnya sebagai kasus darurat nasional, karena kejahatannya
terjadi dilingkungan yang harusnya aman untuk seorang anak yaitu sekolah, rumah
dan lingkungan sekitar rumah.
Baru-baru ini, beredar (di tag di
sejumlah media sosial) foto atau
penggalan percakapan mengenai kasus pelecehan seksual yang dilakukan baby
sitter atau menimpa anak yang ditinggal ibu dan bapaknya bekerja. Tanggapannya beragam dan reaktif, beberapa menyudutkan
ibu bekerja. Walaupun saya sudah pensiun menjadi ibu bekerja sejak tahun lalu, ‘perang’
argumen antara ibu bekerja dan tidak, membuat saya senewen. Peran terbaik seorang ibu di rumah? Belum
tentu bagi sebagian kaum ibu. Setiap ibu memiliki alasan berbeda ketika memutuskan
tetap bekerja setelah memiliki anak. Mari kita tengok para pekerja garmen dan
pabrik divisi packing yang sebagian besar karyawannya perempuan, apa yang
mereka kejar materi untuk menjadi kaya? Dengan penghasilan pas-pasan mereka
hanya ingin membantu suami membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Kasus kejahatan dan pelecehan
seksual yang terjadi saat ini adalah pe-er bersama.
Berangkat dari pengalaman sebagai
ibu bekerja dan kadang khawatir meninggalkan anak di rumah, impian saya memiliki day care (impian sejak saya memiliki
anak dan kembali bekerja) alias penitipan anak dengan harga terjangkau dan
memiliki program yang jelas alias berkualitas. Tujuannya agar anak-anak tumbuh
dan berkembang dengan maksimal dan aman walaupun di tinggal ibunya bekerja.
Saya sempat survey ke beberapa
day care, saat bekerja dulu, ada yang bagus tapi harganya fantastis, belum lagi
jam buka dan tutupnya yang tidak cocok. Buka jam 7 padahal saya harus berangkat ke kantor
setengah tujuh untuk menghindari macet, tutup jam 5, padahal baru jam setengah
lima saya bubar kantor.
Ada yang harganya biasa tapi saya
lihat sepanjang hari tv kabel menyala, koleksi buku minim, tempat tidur tidak
sesuai jumlah anak.
Memang harga berbanding lurus
dengan kualitas. Agar tetap terjangkau, saya mungkin akan menerapkan strategi
subsidi silang. Jadi setiap sabtu minggu, day care berubah menjadi tempat
kursus anak-anak, perpustakaan umum, yang keuntungannya untuk menutupi biaya
day care atau mencari sponsor.
Semoga impian saya terwujud ya,
ada dana dan bertemu tempat yang cocok karena saat ini tempat tinggal saya ‘belum
menetap’ setelah memutuskan tinggal mendekati kantor suami.
“I DECLARE, I WILL ACCOMPLISH MY DREAMS”
aamiin :D semoga impiannya segera terlaksana agar semakin banyak anak dan orangtua yang tertolong ^^
BalasHapusterimakasih sudah ikutan give awaynya :D dare to dream!