Family Time ; Quality = Quantity


Oleh-oleh family tea camp sariwangi, sesi family time bersama psikolog Ratih Ibrahim (1)

‘Yang pentingkan kualitas bukan lama atau seringnya bertemu,’ ujaran seperti itu kerap terdengar dari para orangtua, termasuk saya yang berpendapat kualitas pertemuan atau kumpul dengan keluarga itu lebih penting daripada lamanya berkumpul. Alasannya bukan karena tidak ingin kumpul tapi (sok) sibuk. Jadi untuk bisa berpuas-puas dengan keluarga dengan sabar menunggu sabtu minggu. Itu dulu saat saya masih kerja. 

Padahal, justru karena bekerja harus lebih konsisten menyisihkan waktu setiap hari bersama keluarga. Karena waktu berkualitas bersama keluarga akan sebanding dengan kuantitas pertemuan. Bisa dilakukan dengan sarapan bersama, pergi ke kantor sekalian mengantar anak-anak sekolah dll. Kuantitas di sini lebih merunjuk ke sering daripada lama.

Kenapa   moment kumpul keluarga menjadi penting? Karena keluarga adalah pondasi  hidup kita.  Anak-anak tidak hanya butuh fasilitas tapi perhatian dan sentuhan, begitu pula pasangan (suami atau istri). Dan bertemu dan bersentuhan secara langsung tidak bisa tergantikan  telp, bbm, motion picture atau skypi  kecuali LDR. 

Sentuhan adalah investasi cinta. Dan cinta harus diinvestasikan setiap hari, ungkap Ratih Ibrahim, psikolog yang mengisi sesi family time di acara Family Tea Camp SariWangi di Sari Ater Camping Park 16-17 november lalu. Menyisihkan waktu selama 15 menit setiap hari bersama keluarga tercinta harus dijadikan sebagai kebutuhan.

Ratih Ibrahim 


Jika tak ada ide, mau apa di 15 menit bersama keluarga itu, mungkin 2000 an cerita    di sini bisa dijadikan inspirasi. Tapi saya yakin,  kita tak akan pernah kehabisan ide menghabiskan 15 menit bersama keluarga karena ide dan inspirasi itu selalu datang tak terduga dari anak-anak atau pasangan.

1 komentar