Oleh-oleh
seminar wanita wirausaha femina 2013 (part 1)
Tgl 2
februari 2013 lalu saya mengikuti seminar wanita wirausaha femina, hadir bukan
sebagai wanita pengusaha tapi wanita yang ingin memiliki wirausaha. Salah satu
materi yang diberikan adalah mengenai kemasan, dengan pemateri Dody Achmad
Sagir, seorang dosen FRSD ITB.
Mengutif
kata-kata kang* Dody, kemasan (sebuah produk) adalah pengantar cerita. Cerita
bagus penjualan bagus. Kita harus tahu benar cerita produk yang akan dikemas
sebelum mulai mendesain. Jika tidak, kita hanya akan membuat kemasan yang
(mungkin) lucu, menarik, seru tapi bukan desain yang baik dan tepat.
Kemasan
akan mewakili dalam mengkomunikasikan keunikan (produk) kepada calon konsumen. Karena
kemasan memegang peranan penting dalam strategi marketing.
foto dgn bob merdeka, founder and ourner ma icih |
Bagi
saya ngomongin buku gak bisa lepas dari desain cover selain isi dan penulisnya.
Cover buku sama dengan kemasan seperti yang
dibilang kang Dody, sebagai pengantar cerita. Jika penulisnya sudah terkenal
biasanya orang tidak terlalu memperhatikan bagus tidaknya cover tapi untuk
penulis baru, dengan tingkat popularitas biasa, cover buku menjadi sangat
penting seperti halnya endorsment (saya termasuk yang pernah ketipu dengan
endorsment – isi buku ternyata tidak sebagus endorsment yang ditulis)
Cover
buku simple yang mengingatkan tapi eye catching, membuat penasaran tapi belum
tergerak untuk membeli baru setelah baca review dan ide ‘tiger mom’ nya jadi headline
sebuah sebuah majalah karena dinilai kontroversial, saya merasa harus membeli buku ini. Dan isinya,
inspiratif walaupun tidak semua hal dalam buku ini bisa diterapkan. Review buku bisa diintip disini.
Ini
buku yang awal tahun saya beli dan baca, covernya jelek menurut selera
saya tapi karena buku ini masuk nominasi 10 dari buku khatulistiwa literari award
(KLA) dengan penulis yang cukup ternama saya merasa harus membacanya. Ehm, buku
yang cukup memacu adrenalin, berisi, dengan thema yang di gusung berbeda dengan
buku-buku Tere Liye sebelumnya yang melow – belum
sempat direview.
Tahu
donk buku ini, masuk dalam list 1000 buku yang wajib dibaca sebelum mati. Covernya cukup vulgar tapi isinya tidak. Cukup
tebal jadi jika tak punya waktu membacanya, nonton saja filmnya, di jamin
membuat kesan, pengen nonton lagi dan mewek. Kalau membaca kita bakal dibuat
kagum dengan penulis dalam menciptakan tokoh – tokoh utamanya, karakternya kuat
. Margaret Mitchell pandai dalam menggambar
karakter tokoh dari dialog, deskripsi bahasa tubuh dan gesture)
Tambahan
lain dari kang Dody, bedakan kemasan (cover buku bagi saya, dengan desain baru
(bentuk dan warna). Jadi ingat cover buku salah satu buku Dewi Lestari (dee) seri supernova.
Bukan hanya buku tulisan pun perlu 'kemasan', dengan foto atau ilustrasi agar orang tertarik membaca dan tidak membosankan ketika dibaca. itu sebabnya kehadiran gambar/foto disarankan pada postingan blog.
Cover buku saya mana ya? hehe belum punya buku, semoga suatu saat.
*hehe
bukannya sok akrab sama kang Dody nich (padahal gak kenal) karena kalau di
panggil pak terlalu muda, kalau bicara logatna sunda pisan .
Next
posting Media Sosial dan Marketing pemateri Yoswohady
Jadi inget saya belum posting untuk berbagi hasil seminar wirausaha kemarin teh....:)
BalasHapusKang Dody yang berhasil membangunkan para peserta seminar yang mulai terkantu-kantuk dengan intonasi sundanya yang selalu diakhiri dengan kata yaaahh...itu yaaahh...ini yaaahh...*LOL kang Dody*
tapi dari semuanya narasumber ini yang paling menarik...:)
paling muda n paling ganteng wkwkwkw
HapusIya ya tergantung sama cover atau/dan penulis. Cover buku Tere Liye yang itu jelek, menurut saya juga mbak, tapi namanya sudah jaminan mutu dah, orang gak mikir sampulnya lagi, langsung bungkus :)
BalasHapussetuju mba tere liye jamina mutu...apalagi novel ini genrenya beda dari novel tere liye sebelumnya...
HapusAamiin...semoga suatu saat kita bisa punya buku ya Rin^^
BalasHapusamin...amin...amin...#banyak we lah...
Hapus