Agak sulit mengimbangi membaca buku dengan menulis reviewnya
ujung-ujungnya waktu yang saya jadikan kambing hitam. Padahal kalau
dipikir-pikir masih ada waktu jika niat hehehe.
Jujur, kalau diminta memilih antara mereview buku dan
menuliskan ide di kepala, saya memilih yang terakhir karena rasanya lebih
mudah. Walaupun tidak mau dibilang sukar menulis review perlu mikir agak kuat
termasuk, memikirkan kalimat pembukanya. Jadi saya bisa bermenit-menit
nongkrong depan lapi dengan layar putih alias kosong hanya menunggu dan mencari
ide untuk kalimat pembuka. Yap, saya tidak bisa mereview buku dengan mencomot
bagian sana-sini lalu menempelnya jadi sebuah tulisan. Persepsi saya harus
masuk, pendapat saya harus masuk, kritik saya harus masuk terutama fiksi (walaupun
yang ini lebih banyak diedit sendiri, khawatir dikira sentimen hehe). Ya,
bisanya cuma kritik bikin buku aja belum pernah, gimana coba kalau ada yang
bilang begitu. Pengalamannya berdasarkan blbanyak buku fiksi dalam negeri dan
terjemahan terutama yang nyastra (sedikit narsis) heheh.
Nah, karena kecepatan untuk mereview rendah jadilah
hutang buku yang perlu di review menumpuk. Finaltinya saya tidak bisa dapat
buku gratisan promo penerbit di Blogger
Buku Indonesia. Kalau pun bisa minta malu, apalagi kalau ditodong,”Buku kemarin
review nya mana?”
Jadi saya bayar satu dulu, diusahakan setiap minggu bayar
satu review.
hrs punya waktu khusus utk baca buku ya mbak kl mau rajin review :)
BalasHapusbetul mba...biar sering dapat buku baru gratis juga heheh
HapusMemang kalo mo review ataupun menuliskan resensi kudu butuh waktu ya mbak ^__^
BalasHapusiya biar enak dibacanya hehe
HapusJadi ingat beli dua buku "mahal" th 2012 yang belum sempat di resensi. Gak tau deh, masih laku gak untuk dimuat di koran :((
BalasHapus