Tampilkan postingan dengan label menang lomba. Tampilkan semua postingan

Memasak Sehat dan Menyenangkan di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Live Healthy be Happy

Assalamualaikum teman-teman, semoga dalam keadaan baik, sehat lahir batin. Kalau ada rasa sedikit galau karena corona tak kunjung usai wajar, asal jangan sampai galaunya kebablasan sampai stress ga melakukan apa-apa hehehe. Life must go on, pandemi  ini ujian kesabaran - nasehat pada diri sendiri yang kadang galau karena belum bisa pulkam, ketemu Ibu, Bapak dan saudara – saudara.

Masih ngikutin anjuran pemerintah, ke luar rumah kalau urgent seperti belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar atau mini market seminggu sekali dengan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker dan membawa hand sanitizer.

Masak apa nih hari ini? Ada yang rajin masak sejak pandemi? Samaa…Tos dulu donk. Efek anak-anak di rumah terus, suami juga seminggu 2 kali WFH. Skill masak bertambah, lebih hemat dan sehat tentunya. Tapi jujur saja kadang saya bosan dengan masakan sendiri jadi sesekali pesan online atau beli jualannya teman, hitung-hitun saling bantu, iya kan?

Sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten, dan sejak PJJ merangkap jadi guru pendamping anak-anak, harus pintar-pintar mengatur waktu antara pekerjaan rumah lain, memasak, melakukan hobi dan jualan online. Sok sibuk banget ya hehehe. Ya kalau ga sibuk bosan karena di rumah terus.

Tips Menjaga Kesehatan Anak-Anak di Masa Pandemi

Assalamualaikum teman – teman masih #dirumahaja kan? Bosan sudah pasti hahaha. Sabar ya *ini mah lebih pada diri sendiri, sungguh kaki ini ingin melangkah kesana-kemari*. Tapi apa daya ya, demi memutus rantai penyebaran virus, harus di rumah aja.

Foto tahun lalu, waktu mudik ke Bandung


Bagaimana kabar anak-anak di rumah? Kalau kedua anak saya udah bosan. Kemarin si Kaka nyeletuk,”Karena  corona ga bisa main sama temen, ga bisa berenang, ga bisa ketemu Uti (mudik), ga bisa sekolah."

Enduro, Oli Motor Terbaik Pilihan Ibu Masa Kini

Assalamualaikum

Oli motor terbaik. Kemana – mana dengan sepeda motor sudah menjadi keseharian saya, jadi memastikan performa mesin motor dalam keadaan baik sangat penting, agar aktivitas tidak terganggu. Agar performa mesin selalu baik memilih oli motor terbaik, sebagai perawatannya menjadi keharusan . Untuk Oli motor terbaik, saya percayakan pada Enduro dari Pertamina, harga oli motornya pun terjangkau. Oh ya pastikan oli yang digunakan sesuai jenis motor, untuk motor matik seperti motor saya, gunakan oli motor matik. 



Berkendara motor selain praktis juga menghemat waktu dan uang. Bisa gesit kemana – mana, sampai rumah cukup waktu buat rebahan (istirahat maksudnya hehehe), ngeblog, motret dan tentunya mengerjakan pekerjaan rumah lain.


Mengantar si kecil ke sekolah dengan motor kesayangan

Madurasa Fitkidz Multivitamin untuk Anak Aktif

Multivitamin Anak  Madurasa Fitkidz, Fitkidz Fit itu Asik

Menghadapi si anak aktif

Benar yang dikatakan para Mama yang sudah memiliki anak gadis atau anak bujang, akan tiba masanya kita merindukan direpotkan oleh anak – anak, merindukan  dibuntuti anak – anak, merindukan teriakan atau rengekan Mah – nya. Akan tiba saatnya  mereka sibuk dengan kegiatannya dan enggan diajak Mamanya wara - wiri.  

Dan ini mulai saya rasakan dengan si sulung yang beranjak remaja (11 tahun). Si Adik juga yang kini berusia 8 tahun sudah mandiri, enjoy main dengan teman – temannya.  Sibuk dengan beragam kegiatan di sekolah dari kegiatan belajar regular, kepanduan sampai ekskul. Si sulung dengan inisiatif dan kemauannya sendiri mengikuti lebih dari satu ekskul di sekolah dan karena biaya ekskul sudah disatukan dengan uang kegiatan tahuan jadi tidak dikenakan biaya lagi jika mengikuri dua atau tiga ekskul selama tidak bentrok.

Oleh – oleh kekinian dari Kota Bogor

Oleh – oleh  dari Kota Bogor

Post blog ini masih ada hubungannya sama acara Jelajah Gizi Bogor yang saya ikuti pertengahan bulan Oktober lalu yang  liputan pernah saya tulis di Jelajah Gizi Bogor; Aksi Kita Menentukan Masa Depan.


Sejalan dengan tema Hari Pangan Sedunia yang jatuh tanggal 16 Oktober, yaitu Aksi Kita Menentukan Masa Depan, Jelajah Gizi Nutricia – Sarihusada eksplorasi potensi pangan Kota Bogor dan mendorong implementasi healty diets untuk Bumi dan Masyarakat yang lebih sehat.

Jelajah Gizi Bogor 

Selain menjelajah makanan khas daerah, dari mulai icip –icip kuliner di sepanjang jalan Suryakencana kita juga mengunjungi perkebunan Boja Farm, melihat bagaimana proses penanaman, mengunjungi perkebunan Talas, umbi – umbi an khas Bogor dan pengolahan beragam camilan dari buah Pala. Yap, Jelajah Gizi ga sekedar icip – icip, peserta diajak langsung melihat bagaimana proses makanan sampai ke tangan konsumen, dari mulai penanaman, pengolahan dan penyajian. Dan yang tak kalah penting mengetahui kandungan gizinya, dengan narasumber yang menemani sepanjang acara Jelajah Gizi berlangsung Prof. Ahmad Sulaeman, pakar gizi dan ketahanan pangan IPB.

Boleh baca Jelajah Gizi Bogor; Aneka olahan buah pala, oleh - oleh khas kota Bogor
Di 2 blog post sebelumnya saya menuliskan kuliner khas daerah, kali ini kuliner kekinian yang menjadi oleh – oleh kota Bogor.  Istilah kekinian saya ambil karena makanan ini bisa dibilang bercitarasa western yaitu roti, cake dan pasta.

Sejalan dengan yang  diungkapkan Prof Ahmad; Pola konsumsi masyarakat memang berubah – rubah sesuai dengan perkembangan jaman. Yang penting adalah menyadarkan masyarakat bahwa pola makan yang sehat merupakan hal yang dapat diakses dan didapatkan secara mudah.

Jelajah Gizi Bogor 2019, Aksi Kita Menentukan Masa Depan

Jelajah Gizi Bogor 2019,  Aksi Kita Menentukan Masa Depan


Foto dokumentasi Dadang Triippo

Sejujurnya sempat maju mundur ikut seleksi Jelajah Gizi 2019 ini  karena destinasinya kota Bogor, yang secara geografis tidak jauh dari tepat saya tinggal di kab. Bogor. Ehm seru ga ya? Lagipula kuliner Bogor rasanya udah nyoba semua dech secara pernah beberapa kali main ke kota Bogor .

Ehm tapi kan ini beda, selain kuliner pasti ada misi lain, dengan teman – teman berbeda pula (yang kebanyakan belum saya kenal), pastinya jadi pengalaman baru. Jadilah mulai post foto di tanggal 10 pas deadline, eh ternyata diperpanjang sampai tanggal 12. Alhamdulillah sempat posting 3 foto untuk seleksi ini.

Daannnn…ternyata walaupun di Bogor, keseruan, petualangan dan inspirasinya diluar ekspektasi. Penasaran seperti apa? Yuk lanjut baca blog post ini.

Tentang Jelajah Gizi

Sebelum ngebahas keseruan dan beragam kisah inspiratif Jelajah Gizi Bogor 2019, saya mau menjelaskan tentang apa itu Jelajah Gizi dan tujuan dari Jelajah Gizi yang diadakan sejak tahun 2012.  Jelajah Gizi adalah kegiatan  tahunan yang digagas dan diselenggarakan Nutricia – Sarihusada (grup Danone) yang mengajak Blogger, jurnalis dan pegiat media sosial untuk mengulik makanan lokal beserta sejarahnya, mengulas gizi dan pangan lokal sehingga mereka dapat menyebarkan informasi terkait potensi pangan lokal ke masyarakat luas.

Tahun ini Jelajah Gizi  yang ke – 7, setelah sebelumnya menjelajah berbagai daerah di Indonesia seperti Gunung Kidul (Jawa Tengah), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Denpasar (Bali), Menado (Sulawesi Utara), Malang (Jawa Timur) dan Semarang (Jawa Tengah).

Aneka Olahan Buah Pala, Oleh - Oleh Khas Kota Bogor

Aneka Olahan Buah Pala, oleh - oleh khas kota Bogor   buatan Kelompok Wanita Tani kampung Buntar Muarasari Bogor.

Jelajah Gizi hari kedua kami mengunjungi Kelompok Wanita Tani kampung Buntar Muarasari Bogor. Sesuai tema Jelajah Gizi hari ke-2 yaitu melihat langsung proses pengolahan pangan. Kelompok Wanita Tani di sini  mengolah buah pala menjadi beragam makanan dan minuman sebagai oleh – oleh khas kota Bogor dengan merk Mysari.

Keseruan Jelajah Gizi Bogor 2019 secara lengkap bisa baca di Jelajah Gizi Bogor 2019, Aksi Kita Menentukan Masa Depan 

Foto dokumentasi Dadang Trippo

Beberapa produk olahan pala KWT kampung Buntar Muarasari adalah permen pala, sirup pala, minuman pala dan manisan pala basah.


Peserta Jelajah Gizi diajak melihat langsung proses pembuatan permen pala.

Membuat permen pala
Foto dokumentasi pribadi/rinasusanti


Pada kunjungan ini Prof Ahmad Sulaeman, pakar gizi dan keamanan pangan IPB, yang menjadi narasumber selama Jelajah Gizi berlangsung,  memaparkan Indonesia adalah menyumbang 60% kebutuhan pala dunia, dua kota di Jawa Barat pengekspor biji pala adalah Bogor dan Sukabumi. Minyak dari biji pala digunakan untuk berbagai macam campuran dari parfum hingga minuman. Itu sebabnya biji pala dihargai cukup tinggi dan diekspor. Daging buah pala mengandung banyak serat dan dapat mengobati Insomnia, lanjut Prof. Ahmad.

Empat Kuliner Legendaris kota Bogor

Jelajah Gizi Bogor 2019; Empat  Kuliner Legendaris kota Bogor

Empat kuliner legendaris kota Bogor ini harus teman - teman coba jika berkunjung ke Bogor

Foto dokumentasi Dadang Tri Ippo

Jalan – jalan ke suatu daerah rasanya belum afdol kalau tidak mencicipi kuliner khasnya. Walaupun mungkin makanan sejenis ada di kampung halaman tapi pasti ada satu hal yang membedakannya, yaitu citarasa. Citarasa ini menjadi unik karena makanan dengan nama sama di daerah berbeda, menggunakan racikan bumbu yang berbeda atau ada beberapa dari campuran makanan itu yang berbeda.


Tentang keseruan Jelajah Gizi Bogor secara lengkap teman – teman bisa baca di Jelajah Gizi Bogor 2019, Aksi Kita Menentukan Masa Depan


Contohnya Soto. Banyak daerah di Indonesia memiliki masakan bernama soto, tapi soto bandung jelas berbeda dengan soto betawi, berbeda jauh dengan soto mie bogor, beda banget dengan soto (coto) makasar, beda juga dengan soto lamongan. Di Bogor ada dua jenis soto yang terkenal yaitu soto mie dan soto kuning.

Jadi gak berlebihan  kalau dibilang Indonesia ini sangat kaya dengan keanekaragaman, bukan hanya budaya juga citarasa dalam masakan.

Insto Dry Eyes Teman Setia Pejuang Konten Mengatasi Mata Kering, Bye Mata Kering!

Insto Dry Eyes Teman Setia  Pejuang Konten Mengatasi Mata Kering, Bye Mata Kering!

Yakin kuat tidak buka handphone selama 24 jam saja dengan sukarela? Bukan karena handphone rusak atau nggak ada kuota ya hahaha.

Kalau saya sih nggak kuat karena selalu ada peluang yang sayang jika dilewatkan. Peluang transaksi via WA atau olshop. Peluang tawaran review,  endorse di grup WA Blogger, media sosial atau email. Belum kalau ga masak, harus handphone-an biar pesan online. Urgent banget ya si handphone ini.


Insto dry eyes teman setia pejuang konten

Cerita Usia Cantik sang Dosen Pengabdi

Bertemanlah dengan pedagang minyak wangi niscaya kamu akan ikut mencium baunya dan baumu akan seperti minyak wangi. Sebuah kiasan yang maksudnya  bagaimana seorang teman berpengaruh pada diri kita. Sikap, pemahaman dan cara pandang kita umumnya tidak akan jauh berbeda dengan teman dekat. Terlebih secara naluriah seseorang akan mencari dan merasa nyaman dekat dengan orang yang sepaham dan seide.

Beruntung saya dikelilingi teman yang selalu memberi energi positif dan kreatif. Walaupun profesi berbeda, latar belakang pendidikan berbeda dan tinggal di kota berbeda tidak menghalangi pertemanan kami. Pertemanan kami disatukan oleh kesamaan usia (usia kami tidak benar-benar sama, selisih beberapa tahun), kesamaan sebagai seorang Ibu dan kesamaan minat.

Pertemanan yang memicu saya  menjadi pribadi lebih baik, kreatif dan bisa berdaya di #usiacantik. Yap,  kami sama-sama sudah berusia 35+.

sisterhood, mba Eka berjilbab pink 

Glasslock Solusi Ramadanku, Memasak jadi Praktis dan Efisien

Perubahan status dari lajang menjadi istri kemudian Ibu,  membuat banyak perubahan dalam diri saya, termasuk kebiasaan dan kegemaran baru. Waktu masih lajang  paling malas ke dapur untuk bantu Ibu memasak,  lebih suka diam di kamar pura-pura tidak tahu Ibu sibuk di dapur *sungkem sama Ibu*.

Kebiasaan makan masakan Ibu ternyata membuat saya tidak bisa terlalu sering makan masakan warung nasi atau rumah makan. Entah kenapa merasa lebih enak dan nyaman makan masakan rumah, yang mau tidak mau membuat saya akhirnya (setelah jadi istri lalu  Ibu dan tinggal diperantauan) turun ke dapur. Walaupun memasak masih dalam tahap belajar dan lebih sering memasak menu yang itu –itu juga, tapi  ada peningkatan rasa, masaknya udah enak dan berani mencoba resep baru, kata Pak Suami *uhuk*.  Salah satu motivasi turun ke dapur juga adalah karena anak-anak, bagaimana agar mereka makan makanan bergizi dan lahap.



Jangan Biarkan Anyang-Anyangan Datang Kembali

Jangan heran jika kebanyakan perempuan pernah mengalami anyang-anyangan karena berdasarkan survey 5 dari 10 perempuan pernah mengalaminya, termasuk saya. Anyang-anyangan atau orang sunda bilang jeungjeuriheun gejalanya sakit buang air kecil dan buang air kecil  keluar sedikit-sedikit padahal rasanya mau mengeluarkan banyak. Kadang disertai darah dan demam.

Namun bukan berarti anyang-anyangan tidak terjadi pada kaum pria, hanya perempuan lebih rentan karena saluran kencingnya lebih pendek, penggunaan kontrasepsi dan saat menopause karena berkurangnya kadar estrogen.

Boleh baca Pertanyaan Seputar Pembalut (narasumber dokter spesialis kandungan)

Untunglah yang pernah saya alami, tidak sampai keluar darah atau demam, hanya sakit buang air kecil  dan sakit di bagian bawah perut. Waktu mengeluhkan hal itu pada Ibu (waktu itu saya masih kuliah dan kalau ada masalah menyangkut kewanitaan pasti ngadunya sama Ibu), dia menyarankan membasuh daerah V dengan air rebusan daun sirih setiap habis pipis. Namun berhari-hari dilakukan tidak kunjung ada perubahan, malah rasanya tambah sakit buang air kecil. Akhirnya berobat ke dokter.

uPang, Sterilizer Peralatan Bayi yang Aman, Hemat dan Efisien

Rasanya waktu cepat berlalu, tanggal 12 Mei lalu si sulung tepat berusia 8 tahun dan saya masih mengingat dengan jelas  perasaan  saat menimangnya pertama kali sesaat setelah melahirkannya. Lalu hari-hari di mana saya mengasuhnya berikut nasehat ini itu dari Ibu soal pengasuhan. Salah satunya nasehat yang saya ingat adalah; “Hati-hati, jangan lengah walaupun anak anteng, anak umur segitu suka memasukkan apa yang dipegangnya ke mulut. Jangan kasih mainan yang bentuknya kecil, khawatir tertelan.”

Kebiasaan bayi memasukkan benda ke mulut 
Iya  awalnya saya heran dengan kebiasaan bayi yang memasukkan apa yang dipegangnya ke mulut sampai kemudian saya mendapat penjelasan dari sebuah buku dan  majalah, bahwa ada fase oral yaitu saat bayi berusia 5-7 bulan. Di usianya ini koordinasi tangan dan mata bayi meningkat, ia memasukkan semua benda yang dipegang ke mulut sebagai cara untuk mengenalinya.

Di fase ini si kecil  rentan terkena sakit karena kuman dengan mudah dapat berpindah dari benda yang di jilat/gigitnya  ke dalam tubuh dan menyerangnya, karena sistem pertahanan tubuh bayi belum sempurna.

Ehm, saya jadi teringat kejadian saat si kecil mencret berhari-hari, rewel dan demam. Dan kesimpulan dokter dari hasil pemeriksaannya, kemungkinan si kecil terkena kuman. Bukan tidak mungkin kumannya dari mainan yang masukkan kemulut. Atau mungkin dari botol susu yang saya bawa ke kantor untuk memerah yang kurang steril.

Sayangnya tidak semua mainan dapat direbus untuk mensterilkannya. Dan saya termasuk yang ragu mensterilkan botol susu dengan cara di rebus. Kuliah di jurusan kimia membuat saya sedikit banyak mengerti soal bahan plastik atau polimer yang umumnya tidak terlalu tahan di suhu 100 derajat celsius,  sehingga sebagian larut lalu bisa secara tidak sengaja tertelan kecil. Ini yang kadang membuat saya galau soal rebus merebus botol susu.

Adakah mama yang mengalami hal sama? Ragu menstrerilkan botol susu dengan cara direbus?

Rumah ga Berisik dan Nyaman dengan Genteng Bitumen Onduline

Home is where the story begin....

Sambil menikmati hujan dari balik jendela :)

Yang paling saya sukai dari musim hujan adalah aroma tanah yang tercium saat pertama kali hujan menyentuh bumi. Terutama hujan setelah musim kemarau. Hal lain yang saya sukai dari hujan adalah perasaan romantis. Entahlah suka tiba-tiba saja merasa romantis hahaha. Selain itu hujan selalu mengingatkan saya pada Ibu. Saat hujan Ibu selalu membuat kami betah di rumah dengan cara membeli atau membuatkan camilan sederhana seperti pisang goreng, ubi goreng atau roti .

Meretas Mimpi Para Perempuan Desa (Juara I lomba blog VOA periode November 2012)


Kisah pilu dari negeri tetangga


Saya yakin, perasaan marah, sedih, miris dan sesak yang saya rasakan dan bergumal jadi satu dalam hati,  saat membaca berita mengenai selembaran iklan obral murah jasa pembantu rumah tangga asal Indonesia (TKW) di http://www.voaindonesia.com/content/migrant-care-iklan-tki-on-sale-tidak-boleh-ditoleransi/1535294.html dirasakan juga warga Indonesia lain, terutama kaum perempuan dan ibu. Berita itu dimuat situs VOA Indonesia pada  pada tanggal 29 oktober 2012. 

Berikut adalah berita yang saya kutif dari VOA; Selembaran itu ditempel di arena publik seperti jalan, di depan toko dan depan kedai. Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, persoalan iklan ini harus dibicarakan secara serius kepada pemerintah Malaysia dan negeri jiran itu menurut Anis harus memintaa maaf.  Selain itu pemerintah Indonesia, juga harus aktif menekan Pemerintah Malaysia untuk menyelidiki kasus selebaran itu.




Ini memang bukan kekerasan fisik seperti yang kerap dialami TKW  tapi sama menyakitkannya dengan berita pemukulan, penyiksaan, pecehkan yang dilakukan para majikan TKW tapi sama menyakitkannya.  TKW dianggap komoditas layaknya barang.

Berikut adalah data dari Migrant Care:
Data resmi yang yang dikeluarkan pihak KBRI Arab Saudi dan KBRI Kuwait, jumlah buruh migran yang melarikan diri ke KBRI untuk mencari perlindungan dari tindak kekerasan dan perkosaan majikan mencapai sekitar 3.627 orang pertahun. Belum termasuk puluhan mayat buruh migran Indonesia yang meninggal dan tidak bisa segera di kirim ke ahli waris Indonesia.

Di Malaysia, politik anti migran pemerintah Malaysia merepresi buruh migran Indonesia yang tidak berdokumen di Malaysia. Untuk mengusir buruh migran Indonesia tak berdokumen, pemerintah Malaysia tak hanya menerbitkan peraturan tertulis juga melancarkan Ops-Nyah yang mengerahkan tentara dan polisi Malaysia bersenjatakan lengkap. 

Di Hongkong TKW menerima gaji dibawah standar. Di Taiwan banyak gaji yang tidak dibayar dan PHK sepihak. Di Singapura, selain penyelundupan, kerentanan yang dialami oleh buruh migran ditunjukkan dengan banyaknya angka kematian. Semester pertama tahun 2007 ini, sudah 120 buruh migran Indonesia meninggal dunia.

Pulang ke tanah air, di Terminal khusus buruh migran Indonesia, praktek pemerasan berlangsung secara sistematik, baik yang bersifat resmi maupun liar. 



Nyatanya, berita duka itu tidak menyurutkan langkah para perempuan di beberapa daerah  untuk mengadu nasib di luar negeri. 

Dari data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Pra-Pemberangkatan (BNP2TKI) pada tahun 2008 jumlah TKI 4,3 juta di mana  72% adalah perempuan dan 92% bekerja sebagai PRT. Dan menurut data Organisasi Badan buruh Internasional (ILO), tahun 2009, 6 juta PRT berasal dari Indonesia.
Artinya terjadi peningkatan dan peningkatan ini memang terjadi dari tahun ke tahun.

Kenyataan ini bertolak belakang dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang dinilai mengalami meningkatan, bahkan menurut salah satu pengamat ekonomi Indonesia dari Univeristas Indonesia, dalam sebuah seminar ekonomi beberapa waktu lalu, menyebut Indonesia adalah negara yang ‘seksi’ untuk para investor asing, ini dibuktikan dengan masuknya beberapa perusahaan besar internasional diantaranya perusahaan otomotif yang tumbuh subur. Indonesia dinilai merupakan  market yang menjanjikan.



Akar Masalah

Pekerja rumah tangga saya yang berasal dari sebuah desa di kota dodol Garut Jawa Barat. Dia bercerita, perempuan-perampuan di desanya menikah mulai usia 13 tahun dan menyandang status janda sebelum usia 20 tahun. Perceraian umumnya di picu karena kekurang dewasaan mereka menghadapi masalah dan faktor ekonomi. Rata-rata pemuda di desa ini bekerja ke kota sebagai kuli dan buruh bangunan.  Sedangkan perempuan sebagai buruh tani, bercocok tanam ala kadarnya atau pekerja borongan memayet kerudung atau membuat bulu mata dengan ongkos lima ratus rupiah persatu barang.

Ketika perceraian terjadi atau karena dorogan ekonomi, para perempuan ini memutuskan menjadi pekerja rumah tangga di kota atau ke luar negeri. Walaupun untuk bekerja ke luar negeri mereka harus menggadaikan atau menjual tanah leluhur.

TKW  yang sukses bekerja di luar negeri dibuktikan dengan membangun rumah yang besar dan memiliki beberapa sepeda motor. Kesuksesan yang memicu perempuan lain untuk melakukan hal yang sama.

Cerita yang hampir serupa saya dengar dari mama saya sendiri sepulang beliau dari kampung halamannya di Jawa Timur, katanya banyak perempuan sana yang menjadi TKW ke Hongkong dan Singapura.

 

Negara kita ‘seksi’ tapi kesenjangan sosial di negeri ini pun mengalami peningkatan, begitu kurang lebih sang pengamat ekonomi  berkata. 

Artinya jurang pemisah antara di kaya dan si miskin semakin dalam. Kemiskinan dan kebodohan.

Perlindungan hukum dari negara dan Berani membuat target

Masalah beragam penyiksaan termasuk  pelecehan  gaya baru, menganggap tenaga kerja Indonesia sebagai barang dagangan dan bukan manusia seperti dalam selebaran iklan yang beredar di Malaysia adalah karena  minimya perlindungan yang diberikan oleh Negara.

Sejatinya sikap tegas   pemerintah  setiap kali pelanggaran hukum terhadap TKW terjadi bukan sekedar ditunjukkan dengan retorika, hanya dijadikan debat politik dan adu argumen. Tapi diikuti langkah nyata seperti membekali para TKW dengan pengetahuan mengenai hak-haknya sebagai buruh migran dan memberi mereka kemudahan akses  melapor jika hak mereka di langgar.     Jangan sampai karena alasan politik, pemerintah mengalah secara halus pda negara tetangga padahal persoalan TKW adalah masalah harga diri bangsa. 

Langkah kedua,  sudah saatnya pemerintah membuat target untuk mengurangi jumlah pengiriman TKW ke luar negeri sertiap tahunnya. Dengan target besar, dalam lima atau sepuluh tahun, tidak adalagi pengiriman TKW ke luar negeri kecuali sebagai tenaga profesional.

Bukan langkah mudah tapi harus berani memulainya karena sebenarnya target penghentian pengiriman tenaga non profesinal ke luar negeri sejalan dengan pembangunan nasional, yaitu mencerdaskan dan memakmurkan masyarakat.

Merentas Harapan

  1. Pendidikan murah berkelanjutan dan pencarian bakat
Melanjutkan cerita pekerja rumah tangga saya. Di desanya, sekolah cukup sampai sekolah dasar, karena untuk masuk smp, walaupun gratis, mereka tetap harus membeli buku ditambah lagi untuk mencapai smp terdekat, mereka harus berjalan kaki selama kurang lebih setengah jam.

Sekolah menengah atas adalah kemewahan yang sia-sia karena tidak menjamin mereka mendapat pekerjaan layak. 



Dengan pembangunan yang belum merata sampai ke desa-desa, ijasah mereka tentu tak ada artinya terlebih jika ijasah itu di bawa ke kota. Ujung-ujungnya tetap sebagai kuli di kota. Alasan yang logis ketika akhirnya mereka memilih menikahkan anak gadis mereka di usia muda.

Data  UNESCO tahun 2011, di Indoensia  kelompok usia sekolah, sedikitnya setengah juta anak usia sekolah dasar (SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat melanjutkan pendidikan. Fenomena ini  memengaruhi rendahnya  education development index Indonesia yakni peringkat 69 dari 127 negara.

Pendidikan gratis atau murah berkelanjutan (sampai jenjang perguruan tinggi) menjadi keharusan di dukung pencarian bakat anak-anak daerah yang berprestasi, tanpa melihat gender, untuk mendapat beasiswa sekolah ke kota besar.


  1. Membantu mereka menggali potensi desa dan membangun jiwa entrepreneur
Pekerja rumah tangga saya, sempat terkejut ketika kami menyajikan kacang mete sebagai penganan di hari lebaran. Dan keheranan ketika saya katakan kalau emping terbuat dari buah melinjo dengan proses yang sederhana. Di desanya banyak tumbuh jambu mede liar dan bijinya dianggap sampah. Begitu pun buah melinjo. Giliran saya yang mengerutkan kening, karena kedua penganan itu harga perkilogramnya lumayan.

Setiap daerah memiliki potensi tapi kebanyakan warganya tidak tahu dan di dalam diri mereka pun tidak ada jiwa entrepreneurship. 





Ini bukan hanya tugas pemerintah tapi setiap warga Indonesia yang peduli dan memiliki akses dan pengetahuan itu menyebarkannya ke daerah-daerah. Termasuk saya, yang menyarankan prt kami mengumpulkan biji jambu mete yang telah dikeringkan dan saya bersedia menjadi penampungnya.

  1. Membentuk Lembaga Pendidikan Keterampilan agar semua perempuan desa berdaya
Kursus menjahit di daerah umumnya mahal karena jika perempuan bisa menjahit mudah mendapat pekerjaan di perusahaan konfeksi. Tapi kemampuan menjahit untuk membuka jasa menjahit pakaian sendiri bukan pilihan bijak karena ongkos jahit dinilai mahal dibanding membeli baju jadi yang harganya super murah. 



Menggerakkan program PKK secara kontinyu dan berkelanjutan ke desa – desa dengan keterampilan yang variatif dan disesuaikan dengan permintaan pasar.

  1. Sosialisasi kesehatan reproduksi dan pentingnya pendidikan
Pilihan menikah di usia dini (mulai 13 tahun) selain karena faktor ekonomi juga karena keterbatasan pengetahuan soal kesehatan organ reproduksi. Mereka tidak tahu jika organ reproduksi anak belum siap untuk melakukan hubungan seks, hamil dan melahirkan. Secara psikologis anak pun belum siap berumahtangga, tak heran jika usia pernikahan umumnya pendek. Untuk itu penting mensosialisasikan dampak negatif menikah di usia dini dan ini bisa dilakukan melalui program posyandu. 




Kesuksesan seorang  warga yang mencari nafkah di kota atau luar negeri umumnya tidak menggerakkan orang tersebut untuk memberikan pendidikan layak (sekolah) pada anak - anaknya. Artinya, sekolah atau pendidikan tidak menjadi skala prioritas walaupun mereka mampu. Hal ini karena mereka masih menggunakan pola pikir lama, bahwa sekolah tetap berujung menjadi kuli di kota. Peran guru menjadi penting yaitu menanamkan pola pikir baru pada anak-anak didiknya bahwa menuntut ilmu sepanjang hayat adalah penting dan dianjurkan dalam agama karena ilmu yang membentuk masa depan mereka, dunia dan akhirat. 

 Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes blog VOA



*foto-foto diunduh dari google
referensi : situs voa Indonesia
                situs migran care
                kementrian pendidikan dan kebudayaan