Sukar menghilangkan kebiasaan
mengomentari karya si kecil, dengan
persepsi bagus menurut saya sebagai orang dewasa. Misal, “Masa kudanya warna
pink?”
“Kan kudanya perempuan.”
Ya tetap aja kali mau betina atau jantan kuda tidak ada yang berwarna pink, pikir saya keukeuh.
Atau,”Coba gambarnya seperti
begini, kan cantik.”
“Tapi kan aku ga bisa. Mama aja
gak bisa gambar.”
Maksudnya sih minta dia belajar
menggambar seperti contoh yang saya sodorkan. Kemudian saya sadar, cara saya
salah…
Terlalu banyak berkomentar negatif
dengan cara yang salah pula, katanya bisa membuat anak frustasi bahkan kapok
untuk bereksplorasi dengan imajinasinya, saya lupa di mana saya pernah membaca
artikel yang menyebutkan hal itu. Kalau dipikir-pikir ada benarnya. Gimana gak frustasi udah senang-senang
menuangkan khayalan dalam bentuk gambar dengan kuda perempuan (warna pink)
terus Mamanya bilang, salah. Salah hanya karena imajinasi yang berbeda.