Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan

Peluncuran Buku Sambal Roa dan Icip-icip Kuliner Gorontalo

Peluncuran Buku Sambal Roa dan Icip-icip Kuliner Gorontalo

Sekilas tentang Sambal Roa

Para kontributor buku Sambal Roa

Sambal Roa selalu mengingatkan saya pada kunjungan ke Manado 10 tahun lalu, saat itu ada acara kantor ke sana. Jadi moment pertama kalinya kenal dan mencoba sambal Roa yang disandingkan dengan pisang goreng. Awalnya saya keheranan kok bisa pisang goreng dimakan dengan sambal? Ternyata itu adalah salah satu tradisi di sana.

Disebut sambal Roa karena sambal ini dibuat dengan tambahan ikan Roa atau ikan julung-julung, ikan dengan nama ilmiah Hemiramphus sp.  Masyarakat Gorontalo menyebut ikan Roa atau julung-julung ini dengan sebutan ikan Sagela, sementara masyarakat Maluku menyebutnya ikan Galafea.

Dari penamaan yang berbeda ini lahirlah sambal sagela dan sambal galafea. Jadi sebenarnya sambal sagela dan sambal galafea,  sama-sama sambal yang dibuat dengan tamabahan ikan julung-julung.

Populasi ikan ini berada di perairan Sulawesi, NTT, Maluku, Terate dan Ambon, setiap daerah memiliki penamaan yang berbeda ikan ini. Jadi bisa disimpulkan Sambal Roa, adalah sambal khas Sulawesi Utara, karena kota-kota di provinsi inilah sambal roa ditemukan dengan banyak sebutan, diantaranya sambal sagela dan sambal galafea.  

Selalu menarik bicara tentang kuliner Indonesia yang kaya rasa dan sangat banyak variannya bahkan menurut penelitian  Prof Mudjiati dan tim peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM,    untuk sambal saja Indonesia memiliki  257  jenis sambal!

Dulu sambal Roa belum sepopuler sambal terasi, sambal matah atau sambal bawang, dan sulit sekali mendapatkan sambal roa, kini dengan kehadiran internet, sambal roa mulai populer dan mudah didapatkan dengan membelinya secara online.

Peluncuran buku Sambal Roa dan Icip-icip Kuliner Gorontalo

Buku Sambal Roa 



Hari minggu 12 Februari 2023 lalu saya bersama menghadiri peluncuran Buku Sambal Roa, Ragam, Resep dan Rupiah, sekaligus Icip-icip Kuliner Gorontalo. Acara ini diadakan di Nusa Indonesia Gastronomy dan digagas oleh Omar Niode Foundation yaitu sebuah organisasi Nirbala kecil yang turut berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, citra budaya dan kuliner Nusantara, khususnya Gorontalo di Indonesia dan mancanegara.

Saya hadir bersama teman-teman Blogger dari Komunitas Food Blogger Indonesia, yang beberapa diantaranya adalah kontributor Buku Sambal Roa. 

Peluncuran buku ini diawali dengan talkshow dengan narasumber Ibu Amanda Katili Niode Founder sekaligus ketua Omar Niode Foundation, Ade Putri Paramadita praktisi kuliner, penggagas Hari Sambal Nasional dan telah menulis banyak artikel mengenai kuliner, Lidia Tanod dari komunitas Jalansutra, komunitas penikmat kuliner dan sudah membukukan perjalanan kulinernya bersama ahli kuliner Indonesia Bondan Winarno, dan Maria Sumitro seorang food blogger.

Obrolan menarik tentang sambal 

Kuliner Gorontalo belum sepopuler kuliner Indonesia daerah lain seperti masakan Padang dengan rendangnya, Yogya dengan gudeknya atau Bali dengan sambal matahnya. Ini salah satu alasan Omar Niode Foundation mengangkat kuliner Gorontalo, agar masyarakat lebih mengenalnya, seperti dituturkan ibu Amanda Katili Niode. Gagasan membuat buku Sambal Roa berawal dari diskusi live tentang Sambal Roa yang diadakan di instagram Omar Niode yang ternyata menarik minta banyak penonton tentang apa dan bagaimana Sambal Roa.

Foto milik mba Katerina


Ade Putri Paramadita mengungkapkan, sambal tidak bisa dipisahkan  dari kuliner Indonesia, begitu banyaknya variasi sambal di Indonesia dan memiliki kekhasan tersendiri setiap daerah. Sebagian masyarakat Indonesia juga memiliki kebiasaan makan harus memakai sambal, apapun lauknya. Inilah yang membuat Ade Putri menggagas Hari Sambal Nasional sekaligus melestarikan keberagaman sambal nusantara.

Lidia Tanod, kecintaannya pada dunia kuliner membuatnya menggagas komunitas Jalansutra, komunitas yang berdiri sejak tahun 2003. pengalamannya mencicipi aneka makanan nusantara dan membukukannya bersama pakar kuliner Bondan Winarno (alm).

Narasumber lain adalah Maria G Sumitro seorang blogger senior, dia menekankan  pentingnya peranan blogger dalam mendokumentasikan kuliner Indonesia, karena blog berbeda dengan media sosial yang tidak terdeteksi di mesin pencari google, blog akan terdeteksi di mesin pencari google sehingga saat orang mencari informasi mengenai kuliner Indonesia bisa ditemukan.

Hadir juga ibu Tantrie Soetjipto, banker dan juga seorang womenpreneur . 

Sambal Roa, ragam, resep dan rupiah

Buku sambal roa, ragam, resep dan rupiah, buku yang berisi kumpulan tulisan  mengenai seluk-beluk  sambal roa, dari penamaan ikan yang berbeda-beda di setiap daerah di Sulawesi Utara, bagaimana ikan ini diawetkan dengan cara diasap dan diolah menjadi sambal, para UMKM yang membuat sambal roa dikenal dan populer di masyarakat Indonesia karena dijual melalui platform online hingga beragam resep sambal roa ada di buku ini. 

Yap di buku ini kita akan menemukan 7 resep sambal roa yang berbeda dalam hal takaran cabe, bawang,  ikan roanya dan penambahan ingrediens lain seperti tomat, jahe dsb. Yang  menarik ada resep sambal roa ala chef Ragil, resepnya menurut saya unik karena menggunakan cabe hijau dan kecombrang, ini mengingatkan saya pada sambal hijau padang dan sambal kecombrang Bali.

Oh ya buku ini ditulis oleh penulis dengan beragam profesi dan latar belakang, menjadikan buku ini memiliki sudut pandang yang kaya. Ada praktisi kuliner seperti Ade Putri Paramadita penggagas Hari Sambal Nasional, Lidia Tanod dari Komunitas Jalansutra dan menulis buku kuliner, Ibu Amanda Katili Niode aktivis lingkungan, juga kontributor buku kuliner, Zahra Khan, pengusaha makanan khas Gorontalo, pegiat UMKM dan Blogger.

Ikan roa asap dan pisang goroho, dua makanan khas Gorontalo

Zahra Khan salah seorang kontributor buku ini sekaligus pemilik umkm kuliner khas Gorontalo menuliskan tentang bagaimana proses pengasapan ikan roa sehingga menghasilkan bau asap yang khas sekaligus memperkaya citarasa dan aroma pada masakan atau sambal. 

Amanda Katili memaparkan peranan internet/dunia digital pada bisnis sambal roa yang membuat sambal roa makin dikenal masyarakat luas dan ini tentunya memutar roda perekonomian nasional. 

Nasi kuning Gorontalo


Ulasan lengkap mengenai buku ini akan saya tulis secara terpisah sebagai resensi buku di postingan selanjutnya, teman-teman pecinta kuliner yang penasaran, tunggu ya…

Yang penasaran banget bisa pesan bukunya di Penerbit Diomedia, bisa cek IG nya di @penerbitmedia atau wa 085643762005.

Sejujurnya di acara ini pertama kalinya saya mencicipi masakan Gorontalo. Rasa dan aromanya khas dan unik walaupun sekilas saat saya melihat menu ayam iloni, kok mirip ayam suwir cabe biasa, ternyata beda banget rasanya dengan ayam suwir cabe yang pernah saya buat atau nikmati di tempat lain. Sate Balanga dengan bumbu halus yang melimpah, beraroma dan berasa rempah, tidak seperti kebanyakan sate yang berbumbu kacang atau kecap.   Ini pertama kalinya juga saya dengar menu sate Balanga.

Kue tobu'u

Kue cara isi

Untuk menu pencuci mulutnya ada kue Tobu'u, mirip lumpur surga tapi ada campuran daging kelapa muda dan  gula aren dibagian bawahnya. Dikemas dengan daun pandan yang memberi aroma wangi yang lembut. Lalu ada kue cara isi, tepung beras dengan ikan  suwir dan cabe. 

Pizza roa


Selain itu ada hidangan special dari Chef Ragil, berupa penganan khas Gorontalo yang sudah dimodifikasi dengan citarasa modern seperti Pizza Roa, Pisang Goreng Goroho manis tabur wijen. Duh masih kebayang semua makanan itu dan pengen lagi. 

Panada 


Berbicara soal kuliner Indonesia memang selalu menarik ya, menelisik sejarahnya dan bagaimana budaya dan geografi membentuk selera makan suatu masyarakat. Tapi yang lebih menarik tentu saja mencicipinya heuheuheu.

Foto bareng food blogger yang hadir
Foto milik Katerina 

Semoga suatu hari bisa jalan-jalan ke Gorontalo, mencicipi langsung kulinernya di sana. Aamiin. 

Menumbuhkan Minat Baca Anak dengan Read Aloud

 Assalamualaikum, apa kabar teman-teman?

Tahukan teman-teman jika tanggal 17 Mei lalu diperingati sebagai hari buku lho, peringatan yang tak lain menandai pentingnya sebuah buku. Teman- teman pasti familiar dengan istilah buku jendela dunia. Yap dengan sebuah buku kita bisa tahu apa dan bagaimana sebuah tempat nun jauh di sana. Buku dapat membawa berkelana mengelilingi dunia. Yes, tentu saja lebih seru kalau traveling mengelilingi dunia secara nyata tapi keinginan seperti itu sukar untuk banyak orang termasuk saya hahah. Setidaknya dengan mengenal suatu tempat (di negara lain) melalui buku saat kita berkesempatan mengunjunginya  kita menjadi wisatawan yang santun, menghargai adat dan budaya berbeda.

Alhamdulillah anak-anak di rumah suka membaca dan bisa membaca saat usia 6 tahun tanpa dileskan, tanpa mengajarkan membaca secara ekstra, hanya alakadar, jadi bisa dibilang mengajari anak-anak baca ga mengalami drama capek atau emosi, dramanya hanya banyak buku sobek hehehe.  Rahasianya karena saya me Read Aloud mereka sejak bayi, ga peduli mereka paham atau belum saya rutin membacakan mereka buku setiap hari. Apa sih Read Aloud?



Sejak hamil saya rajin membaca buku dan majalah pengasuhan (parenting) jadilah  'kenal' dengan istilah Read Aloud   dan dipraktikkan. Mulai me-Read Aloud anak-anak sejak bayi (sebelum usia 1 tahun). Memperlihatkan dan membacakan buku walaupun mereka terlihat tidak paham malah merebut buku dan akhirnya sobek. Tapi saya tidak kapok dengan buku yang sobek, suami juga mendukung, kami tetap membeli buku secara rutin.

Boleh baca Yuk Menularkan Minat Baca 

Read Aloud

Read Aloud adalah membacakan buku dengan suara nyaring. Membaca nyaring atau Read Aloud ini berbeda dengan mendongeng. Bedanya, Read Aloud membaca dengan suara nyaring dengan artikulasi jelas dan sesuai teks buku, sedangkan mendongeng intonasi suara dan ekspresi biasanya disesuaikan dengan cerita, begitupun kalimat dan kosakata, dongeng juga biasa dilengkapi properti yang mendukung cerita.

Tidak semua orang tua bisa mendongeng (dengan ekspresif) tapi semua orang tua bisa membacakan buku dengan suara nyaring.

Hari Senin  lalu    saya berkesempatan mengikuti online gathering yang diadakan Blogger Perempuan dan Lets Aread, aplikasi yang berisi ratusan cerita anak dan bisa diunduh gratis, dengan tema Buku Bekal Anak Bertumbuh.

 

Yang menjadi narasumber di acara ini Bu Roosie Setiawan Founder Komunitas Reading Bugs,  penggagas Read Aloud Indonesia.

Buku menjadi  bekal anak bertumbuh karena buku adalah jendela dunia; buku memberi pengetahuan. Buku yang kaya dan bermakna tentang beragam tokoh, kejadian-kejadian yang dapat diterima/di luar pengalaman normal anak, dapat membuka pintu menuju hal-hal penting (baru).

Buku adalah cermin; menemukan cermin untuk mencerminkan identitas diri. Melihat orang-orang seperti diri mereka sendiri dalam cerita (refleksi). Membentuk persepsi mereka tentang diri dan potensi mereka.

Tokoh dalam buku yang melakukan hal-hal hebat, membantu mereka membayangkan bahwa mereka dapat melakukan hal-hal hebat. 

Read Aloud membaca nyaring membangun banyak keterampilan dasar yang penting, memperkenalkan kosakata,  memberikan model membaca yang lancar dan ekspesif dan membantu anak-anak mengenali apa itu membaca untuk kesenangan.

Berikut hal-hal yang disarakan Bu Roosie, yang harus dilakukan saat membaca nyaring;

Membantu anak-anak untuk mendengar dan merasakan adanya cerita yang mengalir. Bacakan dengan suara yang dapat didengar anak-anak dan tidak terlalu cepat.

Mengajak anak terlibat dan berinteraksi.

Membangun dialog dengan anak menggunakan buku; Minta anak bertanya, Jadikan sebagai ajang diskusi, ubah menjadi pertanyaan terbuka, seperti apa kesimpulan dari buku yang baru dibacakan atau menjelaskan kosa kata yang mungkin belum dipahami anak.

Mengajak anak-anak mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau dibacakan dan apa yang dipikirkan.

Apa semua buku bisa dibacakan nyaring pada anak-anak? Bisa dan tidak terbatas buku fiksi lho, tapi jenis buku tentu disesuaikan dengan usia anak. Tapi komik termasuk buku yang tidak cocok untuk dibacakan nyaring.

Pengalaman me - Read Aloud anak-anak di rumah

Karena me Read Aloud anak-anak sejak bayi begitu mereka dikenalkan pada hurup dan merangkai huruf (membaca) jadi murah menyerap, otak bawah sadar mereka sepertinya sudah hapal bunyi dan bentuk.  

Sekarang usia mereka sudah 9 dan 13 tahun dan walaupun mereka sudah bisa membaca sendiri kadang masih minta dibacakan.  Kepikiran, ini wajah ga sih, udah pada gede kok masih minta dibacain buku, apa karena mereka malas baca buku?

Pertanyaan ini terjawab ketika di acara kemarin ada peserta yang bertanya, sampai usia berapa anak bisa dibacakan buku (Read Aloud)? Bisa sampai usia remaja, bahkan ada lho anak yang udah kuliah kadang suka dengerin ibunya bacain buku. Jadi wajar kalau anak usia remaja masih minta dibacakan buku, malah dapat nilai plus yaitu menambah bonding anak dan orangtua. Ehm baiklah saya tidak akan menolak lagi kalau diminta  asal jangan buku tebal. Dan mereka bukan malas baca buku tapi senang dibacakan buku.

Komunitas Read Aloud Indonesia 

Komunitas Let's Read Indonesia yang digagas bu Roosie memiliki misi; menjadikan 'read aloud' sebagai budaya di keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan visi dari Read Aloud membuat anak Indonesia menjadi pembaca sepanjang hayat.

Let’s Read! Aplikasi buku digital anak, mudah, murah dan praktis

Indonesia tercintah ini,  termasuk negara yang tingkat bacanya rendah. Dulu mungkin salah satu tantangannya harga buku mahal sekarang, dengan mulai banyaknya perpustakaan keliling yang digagas para relawan dan perpustakaan daerah, banyak juga buku online (ebook) yang bisa diakses gratis, tantangannya bukan lagi soal buku tapi memalingkan anak dari game di gadget dan media sosial (anak piyik jaman now udah kenal tiktok dan anteng tiktokan).  Pe-er banget ya buat para orangtua.Tetapi harus tetap semangat….

Kini tidak ada alasan tidak punya buku terutama untuk para orangtua perkotaan yang punya smartphone   karena sekarang ada aplikasi buku anak gratis, yaitu Let’s Read.

Aplikasi Let's Read


Let’s Read adalah aplikasi, perpustakaan digital berisi ratusan cerita anak dari berbagai negara dan daerah di Indonesia, dengan beragam bahasa, dari bahasa asing hingga bahasa daerah di Indonesia, seperti bahasa Jawa, bahasa Bali dsb.


Aplikasi Let’s Read  bisa diunduh secara gratis di play store. Let’s Read berisi cerita bergambar digital dengan segmentasi anak PAUD dan SD Kelas Rendah. Dapat diakses melalui android dan website ,praktis dan gratis.

Dapat diunduh, dicetak dan  disebarkan tapi dilarang diperjualbelikan. Jadi teman-teman yang aktif di PAUD atau Posyandu bisa lho unduh dan cetak buku di Let’s Read dan dibagikan pada anak-anak.

Let’s Read digagas oleh komunitas literasi, penerbit dan The Asian Foundation. The Asia Foundation adalah organisasi internasional non profit yang bekerja sama meningkatkan kerjasama di kawasan Asia Pasifik. Dengan salah satu programnya di Indonesia adalah mendistribusikan buku anak ke berbagai daerah di pelosok Indonesia.

Ebook di Let's Read kualitas cerita dan gambarnya sudah terkurasi, teman-teman bisa cek langsung ya, ilustrasi ebook di Let's Read bagus-bagus, memancing anak untuk membaca, ini terbukti sama si kecil saya KAE (9yo) yang suka baca Let's Read. Sumber ebook Let

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Film Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer

Tentang  Film Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer





Akhirnya nonton film Bumi Manusia yeayyy walaupun telat 10 hari  dari tayang perdananya Pengennya nonton berdua sama pak suami tapi anak – anak ga ada yang jagain akhirnya, sorangan. Pak suami jaga anak – anak di rumah sambil ngeband (hobinya). 

Film yang sudah saya ditunggu –tunggu belasan tahun lalu. Yap  sejak baca buku ini jaman kuliah saya dan teman – teman di klub baca buku Pram suka ngobrol bagaimana ya kalau buku ini di film kan? Pasti luar biasa kalau yang bikinnya jenius. Isu buku ini mau di filmkan santer saat  film cau Baukan (diangkat dari novel Remy Silado), menuai respon positif di masyarakat. Tapi kemudian isu ini menguap dengan kabar Pram tidak memberi ijin Bumi Manusia difilmkan. Alhamdulillah tahun lalu adakabar Hanung Bramantyo bakal membuat film ini.




Oh ya seperti buku Pram lain, buku ini tidak sekedar fiksi, tapi semi fiksi atau disebut fiksi sejarah. Dan sosok Minke adalah Raden Mas Tirto Adhi Soerjo , pionir jurnalis Indonesia.

Resensi buku Bumi Manusia pernah saya tulis di Resensi Buku Bumi Manusia 




Langsung ga sabar nunggu donk, siapa coba yang meragukan kemampuan Hanung bikin film. Visualisasinya selalu total seperti saat saya nonton Kartini atau Sang Pencerah. Trus siapa yang jadi Minke? Iqbaal yang main film Dillan. Agak gimana gitu karena khayalan saya tentang sosok Minke ya seperti deskripsi Pram, wajahnya ya Jowo hahahaha. Tapi seperti Hanung bilang bahwa film ini juga menyasar kaum milennial, yang tidak tahu buku – buku Pram atau mungkin ga kenal juga siapa Pram, jadi artisnya harus disesuaikan. Dan Iqbaal bisa dibilang mewakili aktor dari kaum milennial setelah sukses dengan film Dillan.

Berburu Buku Lawas di Lawang Buku Bandung

Lawang Buku Bandung 
Saya selalu tak tahan jika melihat tumpukan  buku seken  yang di jual ,  entah di toko,  kios atau  lapak, pasti penasaran ingin melihat,  dan berharap menemukan ‘harta karun’ yang entah apa. Mungkin buku jadul, buku langka atau sekedar meraup aroma kenangan masa kecil saat melihat buku-buku Enid Blyton yang penampakannya sudah kusam.

Belajar Science melalui Komik Petualangan


Buku, bagi seorang anak yang membaca, lebih dari sekadar buku. Tetapi, ia merupakan impian sekaligus pengetahuan dan masa depan sekaligus masa silam.-Esther Meynell

komik petualangan science
Apa kesan yang pertama ada di benak jika bicara soal science? Susah, orang pinter, orang serius, rumit...itu sih kesan yang ada di benak saya waktu masih anak-anak.

Kalau bicara science dengan anak-anak dan balita? Biasanya mengenai fenomena yang terlihat mereka, seperti hujan, pergantian siang – malam, pelangi, air menjadi beku dsb. Di luar itu terlalu rumit untuk di pahami anak-anak, begitu pikir saya sampai kedua si kecil saya ketagihan dibacakan komik petualangan science. Belajar sceince jadi hal menyenangkan dan tak ruwet apapun temanya.