Tampilkan postingan dengan label being mom. Tampilkan semua postingan

Sastra masuk sekolah, mana buku sastra yang layak dibaca pelajar SMA, mana yang tidak?

Sastra masuk sekolah, mana buku sastra yang layak dibaca pelajar SMA, mana yang tidak?

Kemendikbud memasukkan daftar buku sastra yang masuk dalam pembelajaran sekolah. Dari daftar buku itu hampir semuanya sudah pernah saya baca dan menurut saya ada yang tidak layak dibaca anak SMA.


Kilas balik 

Jadi ingat, saya SMP  tahun 1990, dalam pelajaran bahasa Indonesia ada tugas membuat sinopsis dari buku-buku sastra angkatan Pujangga Baru, 45, 66 .Buku yang jadi bacaan ‘wajib’ kala itu yaitu Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Van De Wijck, Layar Terkembang dan lain-lain.

Dari baca buku itu, saya jadi suka baca fiksi yang serius – istilah yang saya gunakan  kala itu - karena sebelumnya bacaan saya tidak jauh-jauh dari buku-buku Enid Blyton, komik Nina, Trio Detektif , Lupusnya Hilman. 

Karena pada dasarnya saya suka baca, dikenalkan pada buku sastra, dengan diksi dan susunan kalimat yang enak dibaca dan 'beda' minta baca saya jadi bertambah pada buku sejenis, puncaknya saat kuliah, mengandrungi buku sastra termasuk sastra terjemahan. 

Dari suka fiksi level bacaan saya naik ke buku nonfiksi dengan tema pemikiran, baca-baca buku tema orientalis, biography, pemikiran islam modern dll. Membaca fiksi ternyata jadi pintu gerbang membaca buku non fiksi dengan beragam tema. 

Saat anak saya SMP,  sempat bertanya,”Dapat tuga sekolah baca novel apa dari sekolah?”

“Nggak ada.”

“Masa? Nggak ada tugas nulis sinopsis atau rangkuman buku fiksi gitu.”

“Nggak.”

Anak sekolah sekarang mungkin nggak diharuskan  baca buku fiksi, pikir saya. Padahal penting lho karena dari membaca buku fiksi, seiring waktu bacaan anak akan naik level, terus sampai nanti di titik beralih ke non fiksi tanpa diminta. Udah otomatis aja pengen baca buku, termasuk buku-buku pemikiran. Ini berdasarkan pengalaman pribadi, dari baca buku fiksi jadi suka baca buku pemikiran-pemikiran, waktu jaman kuliah suka baca tema-tema Orientalis, baca buku pemikiran islam seperti Fazlur Rahman dll, efek nongkrong sama anak sosial, padahal saya anak kimia. 

Anak gadis di rumah suka baca fiksi terutama buku-buku Tere Liye (Tere Liye minded lah sampai pernah  nggak mau baca buku fiksi lain selain Tere Liye – segitunya tapi Alhamdulillah karena isi buku-buku Tere Liye value nya sesuai dengan value yang saya tanamkan).

Tidak semua buku sastra layak dikonsumsi anak SMA 

Sekarang, beberapa buku sastra direkomendasikan jadi bacaan anak sekolah, dari buku itu  menurut saya ada buku yang belum layak dibaca anak SMA, salah satunya Cantik Itu Luka. Hampir semua buku sastra yang direkomendasikan  sudah saya baca, karena saya suka baca buku sastra.


Tahun 2015 (buku ini pertama kali terbit tahun 2002) saya membaca Cantik Itu Luka (CIL), rasanya ngeri-ngeri gimana gitu.  Ngeri seperti apa? Yang pernah baca buku Eka Kurniawan lain seperti Lelaki   Harimau, O atau buku lain  pasti paham. Kenyatannya hidup bisa sekejam dan setragis itu. Nggak merasa kagok kalau memposting cuplikannya  deskripsikannya hehehhe. Bisa intip bukunya di gramedia, atau intip buku Eka lain, biar ada bayangan hehehe atau japri saya. 

Bisa dibilang saya shock membaca Canti Itu Luka, padahal  usia saya saat membaca buku ini udah pertengahan 30 an. Perlu  waktu berbulan-bulan untuk menamatkan baca Canti Itu Luka, iya ngeri tapi penasaran. Dan setelah buku itu hatam dibaca, saya jual karena kalau melihat buku itu di rak ngeri aja gitu, terbayang-bayang. waktu itu saya jualnya di toko online dan langsung laku dalam 3 hari, ternyata saya jualnya kemurahan. Nyesel juga sih jual bukunya, karena sekarang harganya mahal hehehe

Apa mental saya selemah itu?   Atau pengalaman membaca buku saya kurang banyak? Pengalaman baca buku sebelum membaca Cantik Itu Luka, lumayan banyak. Sudah pernah baca  buku-buku Ahmad Tohari - Rongeng Dukuh Paruk  yang realis sekaligus getir, sudah hatam baca buku Tentralogi Pulau Buru (Boemi Manusia dan 3 buku lanjutannya), pernah baca buku Ayu Utami - karena penasaran), baca buku Seno Gumira (sampai ngefans), baca sastra terjemahan Anton Chekov, Nikolay Gogol dsb. Buku Pulangnya Leila S. Chudori dan AMBA Laksmi Pamuntjak buku yang cukup getir dan bikin patah hati, malah tragis pas baca bagian surat-surat dari Pulau Buru di bagian akhir buku AMBA.

Sudah banyak pengalaman baca cukup banyak masih shock baca Cantik Itu Luka, selemah itu mental saya (baca Lelaki Harimau Eka aja saya lemah sih hehehe). Saya membayangkan jika anak SMA yang membacanya, anak yang biasa novel Tere Liye seperti anak saya misalnya. Ehm…

Lalu apa pesan dari novel itu bisa diserap si anak SMA yang minim pengalaman? Apa diksinya cukup dipahami?

Sebagai perbandingan, saya pernah meminta anak saya baca buku Bumi Manusia, baru lima lembar sudah menyerah katanya kurang paham bahasanya  nggak ngerti, padahal diksinya ya sederhana tapi memang tidak seperti gaya bahasa fiksi pop. 

Setahun lalu anak saya nanya satu buku,”Mah tahu buku Laut Bercerita?”

“Kata teman aku bagus, aku boleh baca nggak?”

Saya memang mewanti-wanti anak gadis selain novel  Tere  Liye, kalau mau baca buku fiksi harus lapor dulu.

Aman dibaca anak sma

Bacaan anak sma di rumah 


Saya nggak langsung mengiakan karena belum baca bukunya tapi saya udah baca buku Pulang Leila S. Chudori dan menurut saya belum layak di baca anak SMA.

Saya tidak langsung melarang, saya bilang mama baca dulu. Akhirnya belilah saya buku Laut Bercerita, dibaca dan menurut value saya belum layak dibaca anak sma. Saya bilang ke anak gadis, belum boleh baca, nanti kalau udah kuliah boleh baca. Kenapa? Karena ada satu adegan di mana Laut  memadu kasih dengan Anjani.  

Ok saya sudah menanamkan soal value sesuai agama dan norma pada anak-anak sejak kecil tapi di usianya yang sekarang, masih SMA masuk katagori abg, masih labil, masih mudah terpengaruh lingkungan termasuk dari bacaan dan tontonan, saya khawatir perpengaruh pada pola pikir atau value yang kami tanamankan. Hubungan seks di luar nikah bagi value kami bukan hal normal.

Berbeda jika dia membaca buku di usia dewasa, katakanlah usia kuliah, ini berdasarkan pengalaman pribadi juga, jika menemukan bacaan tidak  sesuai value, akan mengganggapnya itu  pilihan orang di luar sana, saya memiliki value sendiri yang  sesuai dengan agama yang saya anut. Membaca ya untuk hiburan, mengolah rasa dan menemukan sejarah (banyak sejarah dibuat dalam bentuk fiksi untuk menghindari pencekalan).

Memang seks dalam buku sastra hanya sedikit, bahkan ada yang hanya satu paragraf ada yang hanya berupa kiasan tapi bagi saya tetap anak SMA belum waktunya membaca, terlebih yang mengarah pada menormalkan hubungan seks di luar nikah, karena pendirian anak di usia itu belum ajeg. 

Apa Bumi Manusia aman dibaca anak SMA? Nggak juga  karena ada adegan Minke dan Annelis berhubungan, tapi Pram tidak mendeskripsikan, hanya dengan kalimat semacam analogi.  Tiga buku lanjutan Bumi Manusia, aman tidak ada muatan seks apapun. 

Ada yang berkomentar, fiksi di aplikasi online lebih parah kalau soal menormalisasi hubungan seks di luar nikah. Benar, saya pernah mengamati fiksi online, yang ramai pembaca, yang laku  yang seperti itu, itu tugas orang tua memantau bacaan anak - remaja.

Saya mengamati fiksi online karena pengen juga nulis fiksi di aplikasi online tapi ya sesuai value saya, nggak mengikuti trend dengan alasan biar ceritanya laku/viral. 

Tentu saja ini pendapat pribadi yang mungkin berbeda dengan ibu-ibu lain. Sekali lagi ini soal  value dan yang saya tulis pendapat pribadi sebagai ibu dari dua orang pelajar.

Untuk yang suka sastra dan usianya sudah kuliah Cantik Itu Luka (CIL), bagus dibaca, tapi sebaiknya sebelum baca buku CIL  baca buku Eka Kurniawan yang lain dulu, biar nggak terlalu shock hehehe. Btw, saya suka diksinya Eka Kurniawan dan ketragisannya, karena kenyataannya hidup bisa lebih tragis dari fiksi (kalau lihat berita kriminal yang seliweran dan bikin istigfar – semoga kita semua dijauhkan).

Alternatif buku Sastra untuk SMA, buku Andre Hirata selain Laskar Pelangi ada buku yang judulnya Ayah, bagus. Buku Tere Liye, Aku, kau dan Sepucuk Angpau Merah, sangat manis untuk bacaan anak SMA. Kalau boleh memaksa saya ingin Seri Para Bedebah dan Tetaplah Bodoh Jangan Pintar Tere Liye  jadi bacaan anak SMA, biar tahu kondisi carut marut di negara tercintanya.

Buku sastra lain yang tidak saya rekomendasikan dibaca anak SMA, Ronggeng Dukuh Paruk Ahmad Tohari, pesan bukunya bagus tapi ya ada adegan dewasanya walaupun cuma sedikit, tapi buku Kubah Ahmad Tohari bagus dibaca anak SMA. Gadis Kretek juga menurut saya belum layak dibaca anak SMA. Balik lagi ke soal value keluarga masing-masing ya. 

Salam sastra.

Inspirasi Hari Ibu dari Rice Cooker Miyako Nanoal dan Nikita Willy

Inspirasi  Hari Ibu dari  Rice Cooker Miyako Nanoal dan Nikita Willy  

Bahasa Cinta Ibu ala Nikita Willy

Siapa tak kenal Nikita Willy, artis papan atas Indonesia. Jika  dulu wara-wiri di layar kaca sebagai bintang film/sinetron, kini sebagai seorang ibu yang gaya pengasuhannya    jadi panutan para ibu muda. Salah satu gaya pengasuhannya yang jadi panutan adalah bagaimana Nikita Willy memberikan  makanan yang bervariasi dan olahan rumah untuk putranya  Issa Xander Djokosoetono.  Dan tahukah teman-teman jika tempe adalah salah satu makanan favorit Issa. Nikita Willy kerap berbagi tips gaya pengasuhan dan hidup sehat di instagram Miyako. 

Tempe makanan yang harganya terjangkau namun kaya nutrisi dan sangat mudah diolah/dimasak, dikukus atau digoreng (atau menggunakan air pryer), dengan sedikit bumbu jadi deh makanan enak.

Bahasa cinta ibu ala Nikita Willy 


Ternyata saya dan Nikita Willy punya kesamaan lho 😊,  yaitu sama sama seorang ibu yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak salah satunya melalui makanan. Jujur, saya salut dengan Nikita Willy, di tengah kesibukannya menjadi public figure, bintang iklan, selebritis, brand ambassador, tapi  meluangkan waktu khusus untuk mendampingi tumbuh kembang anaknya, termasuk memasak makanan untuk Issa .

Bukan berarti jadi ibu harus jago masak lho, yang lebih penting paham nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Saya baru mulai mencoba macam-macam masakan dan resep setelah beberapa tahun menikah dan tidak pernah memaksakan memasak jika lelah atau sibuk, cukup masak nasi, sayur dan lauknya beli. Apapun lauknya kalau nasinya  pulen, pasti enak.

Saya selalu terkenang-kenang masakan ibu,  terlebih setelah tinggal berbeda kota, masakan ibu yang asalnya biasa jadi luar biasa dan dikangenin. Makanan bukan sekedar penyambung rasa di lidah namun cerita keluarga dimana makanan dibuat, makanan juga menjadi menyambung budaya dan value sebuah keluarga.

Banyak cara mengekspresikan rasa/bahasa cinta ibu, menyediakan makanan terbaik  salah satunya.

Rasanya Jadi Ibu

Satu kata yang mendeskripsikan rasanya jadi ibu (menurut saya) adalah  luar biasa. Luar biasa untuk semua rasa yang dihadirkan; bahagia, haru, sedih, marah, galau dan bingung. Rasa yang pada beberapa keadaan bisa memporak-porandakan fisik dan mental ibu. Alhamdulillah dengan support system yang baik saya bisa melalui rasa yang luar biasa itu dengan baik - tentunya bukan tanpa drama 😊.

Tantangan menjadi ibu selama mendampingi anak-anak berubah seiring usia anak. Saat anak balita tantangannya menghadapi gerakan tutup mulut, tantrum, mengajarkan toilet training dsb. Memasuki usia pra remaja dan remaja, tantangannya beda lagi dan rasanya lebih nano-nano tapi berusaha  dibawa enjoy, sama-sama berproses, saya belajar menjadi ibu yang baik, anak memahami yang kita lakukan untuk kebaikannya.

Saat menghadapi anak-anak saya suka teringat masa kecil, sering membuat ibu kesal karena susah bangun pagi, pernah nangis di pasar karena tidak dibelikan mainan. Kelakuan kedua anak saya tidak jauh dari emaknya ternyata heuheu.

Perjuangan hamil, melahirkan dan menjadi madrasah pertama untuk anak-anak itu tidak mudah. Tak heran dalam  ajaran agama saya yaitu Islam,  ibu mendapat tempat lebih istimewa; ibumu, bumu, ibumu, kemudian ayahmu. Atau istilah; Surga di bawah telapak kaki ibu.  Dan doa ibu untuk anaknya mustajab (diterima Allah swt).

Alhamdulillah Ibu saya masih sehat walafiat dan saya berusaha memanfaatkan  kesempatan ini untuk berbakti. Saya dan ibu saya jarang merayakan hari ibu secara khusus, bahkan kadang tidak ingat kalau misalnya hari ini hari Ibu. Namun itu tidak melunturkan rasa saling sayang diantara kami. Hari Ibu hanya momen untuk mengingatkan betapa besar pengorbanan seorang ibu.

Nikita Willy Pakai Miyako, Saya Juga Pakai Miyako

Nikita Willy pakai Miyako


Kesamaan lain saya dan  Nikita Willy adalah, Nikita Willy pakai Miyako, saya juga pakai Miyako (duh jadi geer sendiri 😀). Rice Cooker Miyako yang saya gunakan seri lama karena dibeli beberapa tahun lalu, sekitar tahun 2018, wish listnya bisa punya rice cooker seperti yang digunakan Nikita Willy yaitu Rice Cooker Miyako Nanoal.  Memang apa sih keunggulan Rice Cooker Miyako Nanoal ?  Ini dia keunggulan Rice Cooker Miyako Nanoal ;

  • Menggunakan panci NANOAL, dengan lapisan anti lengket yang tidak mudah rontok dan 10X lebih tahan lama.
  • Panci Nanoal   tidak mudah tergores,  dan tidak membuat nasi cepat kering.
  • Bebas PFOA*  sehingga lebih awet, tahan lama dan aman untuk kesehatan.
  • Dilengkapi thermostat sehingga nasi tetap hangat, tidak kering dan tidak mudah basi
  • Selain untuk memasak nasi bisa juga digunakan untuk mengukus dan menghangatkan.
  • Garansi 5 tahun untuk elemen pemanas dan 1 tahun untuk spare part lain.
Keunggulan rice cooker  Miyako Nanoal 


Yang pasti Rice Cooker  Miyako Nanoal bebas  kerak dan nasi pulen maksimal.

Makan dengan lauk apapun kalau nasinya pulen pasti enak, iya gak? Kalau istilah orang sunda nasi pulen mah dicocol sambal, lalap, dan tahu/tempe goreng juga enak, jangan ditanya tingkat keenakannya jika ditambah ayam goreng hehehe.


Dan untuk menghasilkan nasi pulen selain memilih beras yang baik, juga cara memasaknya harus tepat, cuci bersih beras, takaran air disesuaikan. Gunakan  rice cooker yang tidak lengket dan mudah kering (yang membuat nasi berkerak di dinding panci rice cooker).

Kejutan di Hari Ibu

Di Hari Ibu 22 Desember 2023, beberapa hari lalu,  saya mendapatkan kejutan dari anak-anak, tiba-tiba saja ada sekotak martabak hangat di meja, katanya ini hadiah hari ibu buat mama. Rupanya mereka berdua patungan membeli martabak dengan aplikasi online. Padahal hari itu saya ga nyinggung-nyinggung hari ibu atau memasang status hari ibu. 

Hadiah martabak dari anak-anak

Terharu, walaupun yang paling banyak makan si anak nomor dua karena kayak Mamanya doyan martabak.

Nah untuk membalas kejutan mereka saya juga mau memasak masakan istimewa untuk mereka, nasi liwet dan ayam goreng. Masak nasi liwet tidak perlu repot karena bisa pakai rice cooker Miyako, lebih bagus lagi jika pake rice cooker Miyako Nanoal lapisan anti lengketnya menjamin nasi tidak lengket dan berkerak. 

Resep nasi liwet:

Bahan

3 cangkir beras, cuci bersih. 

Bumbu

5 bawang merah

3 bawang putih

Cabe rawit

Garam

Penyedap (optional) 

Daun salam

Serai

1/2 ons teri medan

Cara membuat

Tumis bawang merah, bawang putih dan cabe. 

Goreng teri. 

Masukkan bumbu tumis dan teri ke dalam panci rice cooker yang sudah berisi beras, tambahkan daun salam, serai, garam, dan air secukupnya. Masak nasi. 

Jika ingin lebih gurih air yang digunakan untuk memasak beras diganti santan. 

Nasi liwet rice cooker Miyako 

Nasi liwet adalah masakan khas sunda, biasanya disajikan untuk dinikmati bersama-sama dengan pelengkap sambal, lalap, goreng ikan asin, tahu tempe. 

Cerita hari ibu kami 

Semoga masakan istimewa berikutnya sudah pakai Rice Cooker Miyako Nanoal  (Aamin). 


Apa nih cerita Hari Ibu teman-teman? Boleh donk share di kolom komentar


Keterangan:

*PFOA adalah asam perfluorooktanoat -C8- yang diproduksi dan digunakan di industri pada proses pengolahan bahan mentah material dan senyawa ini berbahaya untuk kesehatan. 

Remaja Baca Novel di Aplikasi Online, Aman Nggak Sih?

Remaja Baca Novel di Aplikasi Online, Aman Nggak Sih?

Percakapan saya dan anak gadis sekitar 2 tahun lalu.

“Mama tahu wattpad ga?”

“Tahulah. Tahu Wattpad  darimana?” Saya memang tidak mengenalkan novel aplikasi walaupun anak gadis suka baca novel  (terutama buku-buku Tere Liye) karena menurut saya novel aplikasi   tidak aman untuk anak usia remaja. Memang  setiap novel di aplikasi ada keterangan segmen pembaca misal dewasa 17+, 21+ dsb tapi apa menjamin si anak tidak mencoba membaca?  Khawatirnya si anak penasaran jadi mencoba membaca  kan bahaya karena anak usia remaja syahwatnya mulai berkembang, mulai tertarik lawan jenis, pengendalian diri masih lemah,  akhirnya merasa biasa dan wajar dengan pacaran dan pergaulan bebas.

“Novel online  ditulis tanpa dieditori atau disensor ketat jadi ada novel yang belum boleh dibaca anak remaja. Memang sih biasanya tercantum untuk usia berapa novel itu   tapi kan namanya orang suka penasaran pengen baca. Novel pacaran, ciuman sampai ya gitulah, takutnya karena membaca jadi merasa itu boleh dan biasa padahal kan gak boleh dalam ajaran kita  islam.”

Anak gadis sudah paham kalau pacaran itu tidak boleh karena sekolah di sekolah SD dan SMP berbasis pendidikan  islam, soal pacaran dan batas hubungan lelaki dan perempuan sudah sering dibahas di pelajaran al islam atau kajian keputrian sejak SD  (keputrian kelas khusus perempuan di hari jumat saat siswa lelaki jumatan, bahasannya  fiqih perempuan atau keterampilan khas perempuan, biasanya mereka dapat handout dari materi keputrian dan saya ikut baca).  

“Jangan baca dan download ya.”

“Iya aku cuma nanya doank.”

“Kalau novel Tere Liye  insyallah aman kalau selain itu  harus nanya Mama boleh ga baca buku ini itu.”

Alhamdulillah sejauh ini anaknya manut kalau baca buku selain buku Tere Liye  nanya saya dulu. Beberapa waktu lalu dia nanya boleh ga baca buku Laut Bercerita Laela S Chudori, karena kata temannya buku ini bagus.

Ehm saya belum baca buku Laut Bercerita tapi pernah baca buku Pulang yang ditulis Laela S Chudori dan  ada adegan dewasanya  jadi saya memutuskan membeli dan membaca buku itu terlebih dahulu. Kesimpulannya buku Laut Bercerita menurut saya belum boleh dibaca anak usia kurang dari 18 tahun karena ada adegan dewasa walaupun sedikit tetap tidak bisa ditolerir untuk anak usia remaja. Tapi tentu penilaian ini tergantung value sebuah keluarga. Saya jelaskan kenapa dia belum boleh membaca buku itu karena ada adegan dewasa walapun sedikit/ hanya sisipan ya tidak boleh.

Sejauh ini novel yang paling banyak dibaca anak gadis adalah novel-novel Tere Liye, sudah lebih dari 20 novel Tere Liye dibaca termasuk seri Bumi yang jumlahnya 10.   Tidak semua buku yang dibaca kami beli kebanyakan pinjam di perpus sekolah  dan tukar pinjam dengan teman sekolahnya. Novel lain adalah Agatha Christie dan beberapa  novel klasik Jane Austin.

Saya belum memperboleh anak (remaja) membaca novel online

Efek negatif remaja membaca novel yang ada adegan dewasanya walaupun sekedar sisipan cerita, bisa menganggap pacaran plus adegan  di luar batasnya menjadi hal biasa di jaman modern ini. Hal berbau porno seperti narkoba membuat candu  dan merusak otak.

Setelah dewasa pun kalau dalam islam tidak boleh menonton/membaca hal berbau porno  tapi kadang adegan itu jadi sisipan dalam film/novel,  jika membaca setelah usia dewasa, sudah paham  benar salah sesuai value yang kita anut, menemukan hal berbau porno otak dan hati kecil tidak  membenarkan apalagi mengikuti, jadi sekedar lewat saja sebagai fiksi. Orang yang sudah dewasa memiliki pengendalian diri yang lebih baik jadi kemungkinan kecanduan kecil, kecuali sering baca dari usia muda, nah makanya tidak boleh dibiasakan baca gituan  sejak dini.  

Sampai saat ini anak gadis masih saya wanti-wanti agar tidak membaca novel online selain dengan alasan yang sudah saya sebutkan yaitu novel online tidak ada sensor, juga untuk mengurangi membaca novel. Novel online bisa diakses kapan saja dan sukar dikontrol, ratusan buku bisa diakses. Sedangkan novel cetak terbatas, mengandalkan pinjam teman atau beli sendiri dan kita sebagai orang tua bisa mengontrol/tahu buku yang dibaca anak.

List novel yang aman oleh remaja

Novel Tere Liye

Novel Agatha Christie 

Novel Andre Hirata 

Novel terjemahan Korea dan Jepang dengan teman slice of life

Beberapa novel klasik Jane Austin, Louisa May Alcott (novel yang sudah saya baca).

Beberapa novel Asma Nadia, saya sebut beberapa karena Novel Asma Nadia ada yang kurang cocok dimeja remaja seperti tema rumah tangga hehehe. 

Tere Liye dan Asma Nadia dua penulis populer Indonesia yang cukup konsisten dengan batas sesuai syariat Islam.  Kalaupun ada novel Tere Liye yang ada sentuhan romancenya ya (karena manusia normal itu ada sisi romancenya, ketertarikan antar lawan jenis), ya sekedar suka sama suka. 

Teman-teman ada pendapat lain mengenai novel aplikasi dan remaja, boleh di share ya … 

Dua Resep Olahan Tape yang Harus Dicoba

Dua Olahan  Tape yang Harus Dicoba

Tape atau peuyeum

Tape singkong, kalau di Bandung dan daerah Jawa Barat lain disebut peuyeum adalah nama makanan hasil fermentasi singkong.

Cara membuat peuyem mudah, singkong dikupas dan dicuci bersih lalu ditaburi ragi, tutup dengan daun pisang biarkan 3 hari. Jadi deh. Saya pernah mempraktikannya, tepatnya membantu anak gadis tugas sekolah bikin tape. Tapi ternyata hasilnya tidak  semanis peuyeum yang saya beli di pasar, masih ada rasa sepet dan pahit, kalau soal tekstur sudah pas.

Saya suka banget peuyem, entah dimakan langsung , digoreng dengan tepung atau dipanggang dan nikmati dengan saos gula merah yang dicampur kelapa parut, olahan ini disebut Colenak. Ada yang tahu colenak? Urang bandung pasti tahu ya, jajanan jadul khas Bandung. Kini Colenak termasuk jajanan tradisonal yang langka karena anak anak jaman now lebih suka makanan yang micin-micin hahaha.

Selain diolah dengan resep kearifan lokal seperti di goreng atau dibuat Colenak, peuyeum atau tape bisa diolah dengan resep kekinian yaitu dibuat cake.

Ada dua jenis olahan cake tape yaitu bolu tape dan prol tape.

Perbedaan antara keduanya adalah cara membuat dan takaran bahan. Prol tape  dibuat tanpa mixer, tanpa proses pengembangan jadi teksturnya cake padat dan legit. Bolu tape dibuat dengan cara adonan dibuat mengembang sehingga teksturnya soft.

Bagi saya Bolu tape ataupun prol tape sama enaknya, apalagi dinikmati dengan secangkir kopi atau teh hangat. Dahlah ga ada lawan...

Bolu tape atau prol tape cake kesukaan kami sekeluarga, ga heran jika bikin tidak sampai sehari langsung habis.

Yang mau mencoba, berikut resepnya. Untuk teman-teman yang belum punya mixer atau malas bebikinian pake mixer bisa coba prol tape.

Resep Prol Tape Keju

Prol tape keju

Penambahan keju agar rasanya nendang ya man-teman, lebih enak. Kalau tidak pakai keju bagaimana? Nah saya belum mencoba nih kalau tidak pake keju jadi tidak bisa membandingkan.

Bahan

200g tape singkong/peuyeum

100g gula pasir

100g tepung terigu

2 buah telur

100g mentega leleh

1 sdt baking powder

1 sachet kental manis

30g keju parut untuk campuran

30g keju parut untuk topping (banyaknya bisa disesuaikan selera)

Cara membuat

Remas singkong dan kental manis. Sisihkan.

Campur tepung dan baking powder.

Kocok telur dengan whisk, masukkan gula, terigu dan singkong, aduk rata, terakhir masukkan lelehan mentega dan keju parut. Aduk rata. Beri toping dengan keju parut. Panggang 180 derajat 30-40 menit. Tes kematangan.

Resep Bolu Tape Keju

Bolu tape keju

Sumber resep akun ig anitajoyo

Bahan

4 telur

100g gula pasir

1 sdt sp (emulsifier) bisa dibeli ditoko bahan kue

100g tepung terigu

10g tepung maizena

20g susu bubuk

100g mentega/butter leleh

30g keju parut untuk isian

Keju parut untuk taburan/topping.

Haluskan atau cukup remas hingga halus;

160g tape singkong

santan instan ukuran kecil

1 sachet skm

Cara membuat

Mixer telur,  gula  dan sp setelah mengembang, masukkan terigu dan tape berselang seling, sambil diaduk (mixer putar pelan), terakhir masukkan keju dan mentega leleh. Panggang adonan 180 derajat 40 menit. 

Rekomendasi akun resep dalam dan luar negeri di Instagram

Ngomongin soal makanan dan resep, saya punya 4 akun resep favorit di instagram dari dalam dan luar negeri. Kualitas video masaknya bagus jadi enak ditonton, resep ada yang mudah ada yang susah, tinggal disesuaikan hehe

 Ayudiah Respatih



Akun masak pertama yang saya kenal. Resep yang diposting dominan camilan seperti dessert, kue, cake, dsb.

Anitajoyo

Resep-resep di akun mba Anitajoyo banyaknya masakan sehari-hari, jadi kalau cari inspirasi mau masak apa, bisa lihat ignya. Super komplit resep di sini karena mba Anitajoyo sudah rajin ngonten masak sebelum konten masak seramai sekarang.



Turkuazkitchen

Kalau ini saya suka karena videonya aestetik jadi betah nontonnya hehehe. Resepnya agak asing, lha iyalah banyaknya masakan luar negeri hehehe. Tapi beberapa pernah saya coba seperti  resep pasta, resep paling gampang hahaha.

 


Best.Chefme

Akun masak milik seorang anak yang bikin gemes, lugu, pintar dan lucu. Setiap mencoba masakannya pasti baca bismilah dulu. Resepnya mudah dicoba dan butuh waktu singkat memasaknya. Model resep simple. 




Nah kalau akun masak luar negeri ini kadang suka sedikit pusing dengan takaran yang digunakan karena jarang sekali mereka menggunakan ukuran gram, lebih seringnya cup atau oz (bukan ons ya). 



Tapi kini ga bingung lagi setelah nemu web Culinary School yang bisa mengkonversinya. Tinggal masukkan angka pada kolom yang tertera di sana. Di sini juga terdapat tabel jadi bisa tinggal lihat. 



 

 

 

Tentang Keberuntungan

Tentang Keberuntungan

Masih ga nyangka anak gadis keterima di sman favorit Tangsel. Sejujurnya saya sempat tidak pede waktu anaknya nyeletuk pengen nyoba masuk sman itu karena namanya favorit pasti banyak peminat, saingan banyak. Daripada peluangnya kecil atau malah tidak memiliki peluang lolos, saya saranan pilih sman lain, yang penting negeri, si anak gadis pun nurut.

Lomba Indomaret dan kalah 😀


Detail menaklukan sekolah negeri dengan jalur prestasi bisa di baca di   Menaklukan sekolah negeri dengan jalur prestasi 

Bisa dibilang kami beruntung. 

Tapi saat kata beruntung itu diungkapkan orang lain kok rasanya gimana gitu heuheu. Jadi seorang teman (orang tua teman sekolah anak gadis) saat ketemu bilang - setelah mengucapkan selamat,”Beruntung ya Mam Azka, kadang orang pintar kalah sama orang beruntung.”

Benarkah sekedar beruntung? 

Kalau dipikir-pikir dan flash back ke belakang, anak gadis keterima di sman bukan semata keberuntungan. Nilai akademisnya memang ga wow, di atas rata-rata sedikit, nilainya kisaran 80 sampai 85, tergantung mata pelajarannya hahaha. 

Rajin ikut kejuaraan, ga selalu menang, pernah mau nangis karena lawannya lebih tinggi 😀


Tapi perjuangan untuk akhirnya juara di kejuaraan nasional bela diri tingkat SMP ini cukup panjang. Dia konsisten aktif latihan bela diri sejak kelas 4 SD dan terus berlanjut sampai kelas 3 SMP. Seminggu latihan 2 sampai 3 kali (hanya saat pandemi off latihan), jam latihan bisa bertambah jika akan ikut kejuaraan. Sepanjang aktif bela diri sudah 7 kali ikut bertandingan, dari tingkat sekolah, kota, daerah hingga akhirnya pertandingan ke 8 ikut kejurnas. Peran saya dan suami dikegiatan ini kecil, artinya tanpa paksaan, kalau ikut lomba pun yang dia yang mau bukan dorongan kami.

Keberuntungan adalah saat kesempatan datang pada waktu yang tepat sesuai skenario sang Pencipta. 

Boleh baca Prestasi bidang literasi 

Di luar latihan itu, dia harus tetap belajar agar nilai akademiknya bagus, kami mentargetkan nilai akademiknya masuk 10 besar di kelas. Jadi kalau hasil ujiannya kurang bagus, pasti kena semprot bapaknya. Belum termasuk juga menghadapi kegalakan mamanya kalau ngajarin matematika hahaha. Belum termasuk saya mendorongnya untuk tetap menggambar  dan ikut lomba gambar online. Di luar itu si anak yang senang berorganisasi tidak pernah mau ketinggalan ikut kegiatan ini itu di sekolah.



Salah satu  event lomba gambar online dengan skala nasional dan diikuti profesional adalah lomba menggambar kemasan Teh Botol Sostro tahun 2020 tapi kalah, kedua lomba gambar Indomaret 2023 tapi  kalah juga dan yang membuat saya salut dia tidak putus asa malah meng apply jadi freelancer gambar.

Sejujurnya saya pernah ada di moment kecewa karena anak tidak menonjol secara akademik di sekolah, katakanlah nilai rata-ratanya tidak sampai diperingkat 1,2,3 di kelas sampai saya teringat 8 kecerdasan versi Howard Gardner. Belum lagi kecerdasan spiritual dan emosional.Yap setiap anak punya kecerdasan yang unik yang tidak selalu berkorelasi dengan nilai akademik di sekolah. Si anak cerdas kinestetik, visual atau interpersonal mungkin tidak menonjol dalam bidang akademik di sekolah tapi menonjol di bidang lain. Jadi buat mama-mama yang anaknya secara akademik biasa aja di sekolah, bukan berarti anak kita bodoh atau tidak memiliki bakat, tapi bakatnya ada di bidang lain, tinggal digali jika belum kelihatan. 

Sebagian besar dari kita masih mengkorelasikan  pintar dengan nilai akademik, semua nilai mata pelajaran tinggi di sekolah berarti anak pintar. Berbahayanya jika mindset ini masuk ke dalam benak anak, jadi dia merasa bodoh jika ada nilai  mapel kecil, timbul rasa rendah diri dan merasa tidak mampu padahal dia hanya belum menemukan kelebihannya.   

Anak saya pernah ada di posisi ini, tapi saya selalu meyakinkannya, dia bisa hanya  timeline yang berbeda untuk keahlian yang memang bukan bakatnya. Misal untuk paham matematika mungkin dia butuh waktu belajar lebih banyak dari temannya yang pintar matematika, tapi dia butuh waktu sedikit untuk bisa menggambar dengan detail dan belajar berenang dengan baik.   Saya bilang, kamu hanya perlu paham matematika dasar karena terpakai dalam keseharian, selepas sma bisa pilih jurusan yang ga ketemu matematika  heuheu. 

Bayangkan betapa kakunya dunia ini jika semua anak (yang kelak jadi orang dewasa) jago matematika, kita tidak dapat menikmati film animasi yang ciamik, film dengan cerita yang mengaduk emosi, musik yang enak di dengar atau permainan olahraga yang seru di tonton, tidak ada orang yang menyampaikan hal spiritual yang membuat hati adem tentram. 

Albert Einstein say, Everybody is genius but if you judge a fish by it's ability to climb a tree it will live it's whole life believing that it's stupid

Salah satu buku parenting yang saya baca saat anak-anak masih balita dan berkesan Battle Hymn of the Tiger Mother, yang membuat saya berpikir kadang perlu jadi  Tiger Mom untuk mendukung bakat dan minat anak. But every family has different rules, different value, yang cocok untuk keluarga kami belum tentu cocok untuk keluarga yang lain, begitu pula sebaliknya.

Btw, semangat membersamai anak-anak. Setiap anak membawa bakatnya masing-masing. 

Albert Einstein say, Everybody is genius but if you judge a fish by it's ability to climb a tree it will live it's whole life believing that it's stupid

Stimulasi Anak dengan Masak Seru Bareng Ibu

 Stimulasi Anak  dengan Masak Seru Bareng Ibu 

Salah satu cara stimulasi  yang saya lakukan pada anak-anak saat kecil adalah mengajak mereka ke dapur. Agar ‘bermain’ di dapur aman, pastikan aktivitas tidak menggunakan benda tajam seperti pisau jadi biasanya mengajak membuat kue.

Banyak stimulasi yang bisa didapat saat anak-anak ‘bermain’ di dapur,  kosakata bahan makanan mereka akan bertambah, kinestetik terstimulasi karena anak akan terus bergerak dan bereksplorasi dengan alat dan bahan makanan yang ada di dapur, secara tidak langsung motorik halus akan terstimulasi,  saat mengajak anak membuat kue, anak akan berkenalan dengan timbangan dan angka. Dapur juga tempat yang  tepat dan aman untuk anak mengeksplorasi indra peraba, perasa dan penciumannya. Selain kecerdasan anak terstimulasi, mengajak anak beraktivitas di dapur juga meningkatkan bonding antara anak dan ibu.


Masak seru bareng ibu


Saya pernah menceritakan mengajak anak-anak di dapur saat mereka usia balita di sini. 

membekali life skill
Seiring usia,  ketika anak-anak  memasuki usia sekolah intensitas bermain di dapur jadi berkurang tapi kenangan saat mereka main di dapur sepertinya cukup melekat, jadi saat kembali diajak ke dapur untuk membuat makanan kesukaan seperti membuat dimsum, cake, aneka olahan ayam, pasta, mereka semangat. Tidak kaku jika diminta bantuan mamanya masak. Si Kaka yang duduk di kelas 3 SMP sudah punya inisiatif masak, dengan catatan yang dimasak makanan kesukaannya, olahan ayam dan telur. Si sulung senang waktu saya rekomendasikan beberapa akun masak dengan video masak estetik dalam negeri maupun luar negeri dan pernah  mencoba mempraktikkan resepnya.  

Untuk anak yang memasuki usia remaja mengajak mereka memasak di dapur sama dengan membekalinya life skill. Bukan mereka harus jago masak tapi minimal tidak kaku jika keadaan mengharuskan mereka memasak, misalnya saat jadi anak kost tinggal di luar kota bahkan luar negeri. 


Dimulai dari Rinnai

Rinnai awet
  Bicara soal masak – memasak di dapur  tidak lepas dari kompor.       Masak atau baking pasti perlu kompor. Kompor yang saya gunakan di rumah adalah kompor Rinnai. Kompor sebagai salah satu teman wajib anda di dapur.  Kompor Rinnai menemani perjalanan memasak saya selama berumah tangga, kurang lebih 17 tahun!


Saya pernah menuliskannya di sini Perjalanan Memasak Bersama Rinnai

Berawal dari seorang sepupu yang menghadiahi kompor Rinnai saat kami menikah. Setelah 10 tahun,  kompor hadiah pernikahan itu kami lungsurkan  dan menggantinya dengan Rinnai yang baru. Pilihan jatuh kepada Rinnai karena awet, masalah yang terjadi biasanya hanya pada tungku api dan itu bisa dibeli dengan mudah di toko peralatan rumah tangga online ataupun offline



Rice Cooker Miyako

Selan Rinnai, peralatan dapur yang menemani perjalanan  adalah Rice Cooker Miyako. Pilihan jatuh pada Miyako karena kualitasnya terjamin, nasi matang sempurna dan pulen. 











Kolaborasi Miyako x Rinnai

Dalam rangka merayakan hari ibu, natal dan tahun baru 2023. Rinnai berkolaborasi dengan Miyako. Miyako x Rinnai, mengadakan kompetisi foto dengan tema “Masak Seru Bareng Ibu” yang berlangsung dari tanggal 1-30 desember 2022. Foto yang mengabadikan momen bahagia ibu melakukan aktivitas di dapur bersama buah hati tercinta dan mempostingnya di laman instagram.

Kompetisi foto ini bertujuan agar para ibu dapat berbaur dengan anak-anak mereka serta memberikan edukasi positif kepada anak-anak akan banyaknya kegiatan positif yang dilakukan di rumah bersama keluarga. dari kegiatan tersebut dapat tercipta moment seru di hari ibu dan dapat berlanjut ke kegiatan sehari-hari. Kegiatan memasak di dapur juga menjadi pilihan kegiatan positif agar anak-anak tidak terus menerus terpapar oleh gadget dan bisa menyerap hal-hal poitif yang dapat dilakukan di dapur bersama ibu.

Kegiatan ini juga sejalan dengan fokus  Miyako dan Rinnai yang ingin mengajak para ibu untuk terus semangat dalam menjalani perannya sebagai “Super Mom” yang selalu memberikan yang terbaik.

kompetisi foto ini menantang kreativitas para ibu yang aktif di media sosial untuk ikut serta mengabadikan momen seru di dapur bersama buah hati.

Selain kompetisi foto Miyako x Rinnai juga mengadakan Live Cooking demo di instagram pada 23 desember 2022 dengan menggunakan beberapa produk Miyako dan Rinnai dengan beragam hadiah menarik. Untuk para ibu yang ikut kompetisi ini dapat ikut Live Cooking demo tanpa registrasi. live cooking demo akan berlangsung pukul 9.00 – 10.00 wib di instagram Rinnai (@rinnai_Indonesia) dan pukul 14.00-15.00 wib di instagram Miyako (@miyako_indonesia)

Puncak kompetisi ‘Masak Seru Bareng Ibu’, pemenang kompetisi akan mendapat kesempatan untuk masak bersama chef Norman Ismail secara langsung di studio Miyako dan Rinnai. Pemenang utama yang sudah terpilih dan diumumkan secara langsung di media sosial Miyako dan Rinnai. Info untuk memenangkan hadiah produk-produk Miyako dan Rinnai dengan total hadiah puluhan juta rupiah dan ratusan merchendice menarik lainnya. 

 

 

 

 



 

 

 











[Parenteen]Tujuh kemampuan manajemen diri yang harus dimiliki anak remaja

Tujuh kemampuan manajemen diri yang harus dimiliki anak remaja

Bulan lalu saya mengikuti Talk show yang sangat menarik dengan narasumber Ms. Irene Phiter seorang Parent Coach, master trainer dari BrainFit Indonesia, Strengths Coach – Gallup, Results-Based-Coach – Neuroleadership. Talk show ini diselenggarakan di Aurum Meeting Room 2 nd Floor, Hotel Pullman Jakarta oleh UIC College Jakarta dan UTS College Sydney, dengan tema 7 Essential SELF-Management Skills to prepare Your Child Before Studying Overseas. Liputannya sudah saya tulis di sini.

Di postingan ini saya hanya akan menuliskan 7 kemampuan managemen diri yang harus dimiliki anak remaja yang bisa dilatih orang tua di rumah agar kelak anak tidak hanya mandiri tapi mampu mengelola emosinya dengan baik.

7 Essential SELF-Management Skills to prepare Your Child

A teen’s brain a work in progress

Berdasarkan penelitian, pada usia ini kemampuan berpikir si remaja di dominasi emosi, kebanyakan keputusan diambil berdasarkan pertimbangan emosional, suka tidak suka, yang banyak disukai atau sedang trend. Belum terlalu memikirkan sebab akibatnya.

Sebagai Mama yang memiliki anak remaja (usia 15 tahun) saya bisa melihat ini pada anak gadis saya. Antusias pada banyak hal, semangat mengerjakan ini itu apalagi bareng teman, tapi kemampuan untuk merencanakan sesuatu masih belum bisa, masih berdasarkan spontanitas sehingga sering kebingungan, ‘aku ngerjain apa dulu ya’? atau merasa  ‘aku tidak ada waktu’. 

Berikut 7 kemampuan manajemen diri yang harus dimiliki remaja;

Train dan coach problem solving skills. Mengajari anak kemampuan memecahkan masalah. Untuk mendapatkan kemampuan ini, si remaja bisa diilatih di rumah dengan meminta menyelesaikan masalah keseharian, misal saat mencari atau meminta sesuatu, berikan alternatif pilihan.  Jangan membiarkan kita, orangtua cepat mengambil keputusan dengan mengatakan, ya udah itu aja, ini saja, beli saja dsb. Biarkan anak belajar membuat keputusan. Terlihat sepele ya tapi berpengaruh banget lho. Saat  anak berkata, terserah Mama, terserah Papa, artinya mereka tidak berani memutuskan.

A lack of problem solving skiils has been linked to mental health problems, such as depression  and suicidality   Amy Morin , Prof Psychotherapist and psychology at Northeastern University

5 langkah melatih problem solving skills pada anak remaja;

Define, definiskan  masalah

Brainstorm, berikan pilihan-beberapa alternatif

Pick, pilih salah satu setelah dipertimbangkan, pinjam jika pilih membeli solusi terlalu mudah dan anak tidak belajar fight.

Implement, lakukan, pinjam adik.

Review, nilai hasil keputusan, baikkah atau perlu perbaikan. hemat dan efisien.

Contoh kasus, Misal saat anak di rumah mencari kaos kaki dan tidak ketemu, orang tua jangan cepat memutuskan beli baru tapi beri alternative pada anak untuk menyelesaikan masalah dengan alternative lain (membeli alternative terakhir), misal meminjam punya adik.

Practice making choices – the right choices

Memilih antara yang baik dan buruk, pasti mudah, tapi jika dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama baik dan harus memilih salah satu?
Misal saat memilih makanan sehat, sayur atau salad buah?

Terapkan ini dalam kehidupan keseharian anak remaja, saat dia bingung membuat keputusan, misal anak saya pernah bingung mau pilih ekskul antara nari sama atletik, sama-sama dia sukai, tapi tidak bisa ambil dua-duanya karena waktunya bersamaan. Dengan pertimbangannya sendiri dia memilih atletic, kalau saya inginnya dia ikut nari hehehe.

Keputusan kecil yang rasanya bisa kita ambil alih keputusannya tapi berdampak tidak baik bagi perkembangannya. Jadi tahan diri untuk mengambil alih keputusan, biarkan si anak memilih, orang tua cukup menanyakan alasan kenapa pilihannya itu. Jika tidak membawa dampak negatif, melanggar norma sosial dan agama, biarkan anak dengan keputusannya.

It’s always as simple right or wrong choice. The hardest part is to choose between right and right choices.

Practice planing ahead and organizing. Melatih remaja untuk membuat rencana dan mengorganisir. Anak remaja yang didominasi emosi cenderung belum mampu membuat rencana, lebih suka hal yang sifatnya spontan. Hari ini ya hari ini, besok bagaimana besok.

Mulai latih si remaja membuat rencana, misal rencana kegiatan besok hari selain sekolah apa yang akan dikerjakan di rumah.  Ini bisa dilakukan dengan memberi anak buku agenda dan diminta mencatat rencana kegiatannya jangka panjang atau pendeknya di sana.

Planing requires the ability to think about the future or anticipate possibilities and the right ways to reach specific goals.

Healthy Coping Skills, melatih anak mengatasi kesehatan mentalnya. Perasaan marah, frustasi, takut,  merasa sendiri dan kecewa adalah manusiawi. Setiap orang pernah merasakan perasaan itu. Biarkan anak mengenalinya tapi latih untuk mengatasinya. Cari penyebab perasaan itu muncul, cari solusinya. Jika tak sanggup sendiri, sarankan anak meminta bantuan tapi pada orang tepat.

College student don’t know how to deal wih anger, frustration, loneliness, fear or disappointment. Teen who lack healthy coping skills may turn to food, drugs, alcohol to deal with the discomfort.  

Develop self-love and practise concrete habits of self-love

Melatih anak mencintai dirinya sendiri. Merasa dirinya dicintai dan layak dicintai. Membuat anak merasa dirinya berharga.

Self-confidence, percaya diri, menerima kelebihan dan kekurangannya hingga bisa tampil percaya diri di manapun.

Self-care,  memiliki rasa kepedulian pada dirinya sendiri, kebersihan, kesehatan dan kebutuhan dirinya.

Self-control, memiliki kontrol diri yang baik sehingga tidak mudah terbawa/terhasut oleh teman-temannya. Dia sudah bisa menentukan sikap, ya atau tidak saat diajak temannya.

Self-compassion, menyayangi dirinya sendiri.

Bagaimana melatih self-love ini? Hargai setiap kemajuan anak, beri pujian yang sesuai, tidak berlebihan, berikan kasih sayang, dengarkan keluhan atau obrolannya.

Encourage taking actions and executing plans

Mendorong anak mengambil tindakan dan mengerjakan rencana tidak sekedar tahu. Jadi saat anak berencana ingin ini itu, yang berkaitan dengan hal yang diasukai atau minati, dorong untuk mewujudkannya, jangan hanya diangan-angan atau sekedar tahu dan ingin.

Train and model growth mindset

Membentuk mindset yang terus tumbuh, dengan cara;

Building the habit of doing experiment and try out new things, beri kesempatan pada anak untuk berekplorasi sesuai keingian dan minatnya.

Building the habit of learning from mistakes, toleransi saat melakukan kesalahan selama kesalahannya bukan hal fatal. Biarkan anak belajar dari kesalahannya.

Building the habit of listening and asking for feedback and input from others. Ini dilakukan dengan cara orangtua memberi contoh dengan cara mendengarkan masukan anak.

Building the habit of mindset and behaviour sefl-monitoring, memberi anak waktu merenung dan menilai keputusan yang sudah diambilnya.