Tampilkan postingan dengan label Ulin. Tampilkan semua postingan

Ngaliwet* di Dusun Bambu Family Leisure Park

Ke Lembang ya macet


ngaliwet di saung purbasri

*liwet adalah olahan nasi khas sunda yang di masak dengan cara, beras di masak bersama bumbu rempah yaitu bawang merah, bawang putih, daun salam, laos, biasa  ditambahkan juga ikan teri, irisan cabe rawit, daun bawang, lalu di masak dalam panci bulat bernama kastrol.

Lembang selalu menjadi tujuan wisata favorit di Bandung. Walaupun untuk bisa sampai ke sana terutama di musim libur lebaran atau akhir tahun, harus bermacet-macetan selama berjam-jam. Dan sepertinya orang tidak kapok dengan kemacetan itu.

Termasuk saya? Ehm, nggak juga sih, kalau ke Lembang di musim liburan saya berusaha tidak kesana saat puncaknya macet dan mencari jalan alternatif yang sekiranya tidak diketahui para wisatawan luar Bandung – walaupun tetap ya jalur alternatif ini macet tapi mendingan lah daripada lewat jalan setiabudi.

Apa sih yang menarik di Lembang? Konsep yang di tawarkan restorannya yang tidak sekedar makan, sebut saja misalnya Floating Market, D’Ranch, Rumah Strobery dan sebagainya dengan bonus udaranya yang segar, karena Lembang terletak di kaki gunung Tangkuban Perahu.

Piknik ke Pantai

Piknik itu...
Bagi saya, piknik itu berarti; nge-charge energi, mencari inspirasi dan ide, mempererat bonding dengan anak-anak dan suami, mencoba melihat sesuatu dengan sudut pandang berbeda, waktunya rileks, melupakan sejenak kesibukan rutin yang berputar di urusan rumah dan me time. Me time di tengah anak-anak dan suami, ya ga mikirin masak apa hari ini dan ga perlu beresin rumah hehehe.

Untuk anak-anak piknik berarti saatnya belajar dan melihat hal baru, belajar percaya diri di tempat baru, belajar berinteraksi di lingkungan baru dan semuanya di lakukan sambil bermain.

Dengan alasan itu  piknik penting untuk saya dan keluarga. Jadilah kami mengagendakan piknik rutin, untuk piknik keluar kota di luar jabodetabek setahun sekali saat anak libur sekolah – yaitu ke Bandung sekalian menginap di rumah Ibu - banyak tempat wisata murah dan edukatif yang bisa dikunjungi salah satunya dan masih menjadi favorit anak-anak adalah ke museum Geologi karena ada kerangka Tyrex. Piknik dalam kota minimal sebulan sekali yang  seringnya sekalian olahraga, misal ke taman kota (Tangsel) sekalian lari pagi atau piknik di kolam renang sekalian berenang (jadi biasanya saya memilih kolam renang biasa bukan water bomm). Pikniknya dapat, sehatnya dapat. Dana yang di keluarkan pun relatif murah, di tambah lagi biasanya saya membawa bekal dari rumah, jadi kalaupun di sana jajan sedikit.

Piknik paling berkesan; eksplorasi si kecil dengan low budget
Tahun lalu kami piknik ke pantai, walaupun bukan piknik ke pantai yang pertama kali tapi kali ini lebih berkesan. Pertama, piknik kali  ini mengajak serta Khalif  (waktu pertama kali piknik ke pantai, baru formasi satu alias baru punya anak satu). Kedua, melihat ekspresi mereka yang antusias memberi kesan tersendiri untuk saya. Mereka  berdua nampak enjoy bereksplorasi. Ketiga, ini piknik dadakan dengan low budget tapi menyenangkan dan puas.

Saking antusiasnya, begitu kami sampai di pantai tengah hari, anak-anak minta langsung main walaupun matahari bersinar terik dan pantai lenggang. Setelah dua jam di pantai, akhirnya kami paksa mereka pulang ke penginapan dengan janji sore ke pantai lagi.


tengah hari menantang langit *hadeuh*

Berenang dan piknik di Tirta Maya II Sawangan

Ketiga kalinya saya sekeluarga berenang ke sini dan ada sedikit kejutan selain tarifnya naik juga nampak lebih rapih, terawat dan tertata. Tiketnya sebesar rp 25.000,-.

Dulu pertama kali ke sini saya sempat berguman dalam hati, sayang tempat sebagus dan seluas ini kurang terawat dan di kelola dengan baik. Point plus dari tempat ini adalah banyaknya area hijau. Kolom renang yang dalamnya pun luas (dengan kedalaman maksimal 1.9m), pas buat beneran olahraga berenang.

Banyaknya area hijau selain membuat udara lebih sejuk juga asik buat piknik.

Dan kunjungan kali ini, terlihat banyak perbaikan di sana-sini, dari petugasnya yang berseragam, tanaman dan kebunnya rapih, petugas yang menjaga keselamatan kolam renangnya banyak, kantinnya lebih rapih dsb.

Tempat ini terletak di Jalan Raya Parung, jika dari Jakarta dari lebak bulus lurus ke arah Ciputat lalu ke arah Parung, tepat di depan Supermarket Giant. Dari luar tampak tidak terlalu mencolok sebagai area renang yang luas tapi parkirannya cukup  luas.

Area Hijau
Nuansa hijau dan sejuk langsung terasa begitu masuk area kolom renang.  Kalau datang pagi malah terasa dingin. Dan dari beberapa kali pengalaman kemari, saya rekomendasikan datang pagi selain udara dan airnya terasa segar juga belum terlalu ramai pengunjung jadi bisa lebih leluasa.

Pilihan kolam renang
Paling depan terdapat dua kolom renang utama dengan 4 kedalaman berbeda, satu kolam anak-anak dengan dua macam kedalaman, dan satu kolam dewasa dengan dua macam kedalaman. Di depannya ada water boom, kolam renang yang di lengkapi perosotan dengan dua macam ketinggian.

kolam renang utama
water boom
Di sisi kanan bawah ada kolom renang anak-anak yang di lengkapi perosotan juga dan di dataran paling bawah ada kolam renang berarus, berbentuk melingkar panjang dengan kedalaman 1.2 m.


kolam renang dengan perosotan kecil

kolam renang berarus 
Di tengah kolom renang melingkar terdapat area tunggu dan taman bermain dengan pohon yang batangnya  menjulur panjang, unik menyerupai kursi panjang.

Berenang dan atau main air
Salah satu yang membuat saya suka dengan area renang di sini, adanya kolam renang dengan ukuran luas dan dalam, pas untuk olahraga berenang. Dengan alasan menghemat,  kami ingin menjadikan kunjungan ke area renang sekalian Kaka olahraga berenang ( diluar hari dan jam les renang). Tapi rencana tinggal rencana, kalau sudah ke area wisata berenang, bawaannya langsung nyebur main air dan kecipak kesana kemari. Jadilah kami membuat kesepakatan, sebelum main air olahraga dulu di tempat dalam.


main air
Duh, kesannya jadi pemaksaan ya hehehe. Tujuannya sih kami ingin anak-anak terbiasa dengan olahraga (apapun olahraganya) hingga merasa menjadi suatu kebutuhan untuk sehat (jangan seperti kami) dan pilihan renang karena emaknya ini ingin agar tinggi badan anaknya gak kayak emaknya hahaha. Untunglah si Kaka hobi main air jadi tak sukar mengarahkannya berenang.

Kaka suka menolak di minta renang gaya bebas, gaya katak adalah fav. nya https://instagram.com/p/5loy87A6gF/?taken-by=t_rinasusanti

Safety first

Yap, walaupun kaka sudah bisa berenang, tetap selalu kami awasi jika berenang atau sekedar main air apalagi di keramaian. Kedua, perlengkapan olahraga berenang harus selalu di kenakan, salah satunya kacamata renang.  Fungsinya agar mata tidak pedih dan iritasi saat berenang. Nah, apa bedanya sih kacamata renang yang harganya 20 ribuan dan bermerk yang harganya di atas 200 ribuan? Dari beberapa pengalaman, kacamata renang yang murah umumnya mudah patah di bagian tengah atau samping, sering bocor (air masuk ke dalam kacamata) dan kacanya mudah buram jadi saat melihat ke dalam air gak jernih. Kacamata renang mahal sebaliknya, jadi untuk memakaian rutin atau olahraga sebaiknya gunakan yang kualitasnya bagus.

Jalan - jalan ke Ragunan

Weekend kemana? Biasanya itu jadi pertanyaan saya di akhir bulan atau long weekend. Kami memiliki agenda dalam sebulan maksimal dua kali mengajak anak-anak ke luar rumah, tujuannya belajar sambil bermain.  Untuk seorang anak melihat dan berinteraksi dengan banyak orang menjadi pembelajaran tidak langsung mengenai bersosialisasi, membangun rasa percaya diri, dan melihat beragam karakter orang.

Ada banyak sekali tempat di Jakarta yang bisa menjadi tujuan wisata keluarga yang murah meriah dan edukatif.  Museum, taman bermain, perpustakaan dan kebun margasatwa yang lebih populer dengan sebutan Ragunan.

Beberapa waktu lalu kami mengajak anak-anak ke sana. Walaupun bukan pengalaman pertama mereka ke kebun binatang (sebelumnya pernah ke teman safari dan kebun binatang Bandung) ternyata tetap membuat mereka excited.


burung pelikan

Ulin di Bogor : Mekarsari

12 mei lalu, Azka Zahra genap 4 tahun. doa mama, abi, uti dan akung semoga Azka jadi anak soleh, sehat dan pintar ya...

Saya dan suami sepakat menghadiahi Azka dengan berkunjung ke suatu tempat yang belum pernah Azka kunjungi,  pilihan jatuh ke taman buah Mekarsari .

Kendaraan hanya bisa sampai parkiran untuk melihat dan berkeliling area beragam pohon buah menggunakan kereta yang disediakan pihak mekarsari dan membayar 10 ribu perorang. Ada pula paket 50 ribu perorang, dengan paket ini, peserta tidak hanya diajak berkeliling tapi singgah di rumah kaca yang khusus membudidayakan melon dengan beragam bentuk dan peserta mendapat satu buah melon dan buah lainnya.

Beragam pohon buah asli Indonesia ada di sini, seperti sarikaya, salak, sawo dsb (yang pastinya jarang ada di supermarket yang didominasi buah import)  Yap,kita patut berbangga karena keanekaragaman ini. Buah lokal yang murah meriah dan menyehatkan.

Dan kebetulan setelah search di google di sana ada outbond flying fox, outbond yang belum pernah Azka coba.





Track flying foxnya lumayan rumit untuk anak-anak (menurut saya) tapi komentar Azka membuat saya dan suami mengerutkan kening,"Aku gak takut," katanya tanpa kami tanya saat dia selesai meluncur dengan flying foxnya...


Eksotis , Mistis dan Mitos


Pilihan untuk berlibur di daerah pantai, sesuai request Azka, karena  nonton Dora n Diego (film kartun fav Azka) selalu merengek minta ke ocean. “Ocean tuch apa sich?” tanya saya suatu hari. “Itu kayak di film dora.” Kami memilih Pelabuhan Ratu karena jaraknya dekat dari Bogor jadi bisa mumer dan gak kelelahan di jalan. Kebetulan pula saya belum pernah ke sini. 

Nah kalau biasanya daerah pantai panas maka si pelabuhan ratu ini sebaliknya, adem. Di sepanjang pantainya juga banyak pohon besar nan rindang. Tapi yang pasti pantai ini eksotis. Walaupun saya belum tahu definisi dan batas yang disebut sesuatu eksotis. Sebagai perbandingannya, kebetulan saya pernah ke Bunaken dan beberapa pantai di bali (alhamdulillah, kalau bukan karena event dari kantor, belum sempat ada bayangan buat ke tempat2 ini). Dan baru ngeh juga kalau setiap pantai memiliki karakter yang berbeda. Pelabuhan Ratu dengan ombak yang tidak pernah berhenti menghempas pantai, makin sore makin besar dan puncaknya di pagi hari, saat yang tepat untuk surfing.

Mungkin keeksotismean ini  yang  kemudian pantai laut selatan ini dihubungkan dengan seorang ratu yang menguasainya, yaitu Nyi Roro Kidul. Kalau klik di om google seputar mitos pantai laut selatan ini, akan muncul beragam versi.

Saya jadi teringat versi yang ditulis Pramoedya Ananta Toer (PAT) dalam salah satu buku Tetralogi Bumi Manusia;
"Tetapi Eropa kolonial tidak berhenti sampai disitu. 
Setelah Pribumi jatuh dalam kehinaan dan tak mampu lagi membela 
dirinya sendiri, 
dilemparkannya hinaan yang sebodoh-bodohnya. 
Mereka mengetawakan penguasa-penguasa pribumi di Jawa yang 
menggunakan tahayul 
untuk menguasai rakyatnya sendiri, dan dengan demikian 
tak mengeluarkan biaya untuk menyewa tenaga-tenaga 
kepolisian untuk mempertahankan kepentingannya. 
Nyai Roro Kidul adalah kreasi Jawa yang gemilang untuk 
mempertahankan kepentingan 
Raja-Raja Pribumi Jawa."
 
Atau di petikan pidato tertulis PAT saat menerima penghargaan Magsasay: 

Salah satu contoh bagaimana pujangga Jawa memitoskan kekalahan 
Sultan Agung, raja pedalaman Jawa, 
yang dalam operasi militer terhadap Batavia-nya Belanda 
pada dekade kedua abad 17 telah mengalami
 kekalahan total. Akibatnya Mataram kehilangan kekuasaannya atas 
Laut Jawa sebagai jalan laut internasional.
Untuk menutupi kehilangan tersebut pujangga Jawa 
menciptakan Dewi Laut Nyai Roro Kidul sebagai selimut, 
 bahwa Mataram masih menguasai laut, di sini Laut Selatan (Samudera Hindia). 
Mytos ini melahirkan anak-anak mytos yang lain: 
bahwa setiap raja Mataram beristerikan Sang Dewi tersebut. 
Anak mytos lain: ditabukan berpakaian hijau di pantai Laut Selatan. 
Ini untuk memutuskan asosiasi orang pada pakaian hijau Kompeni Belanda. 
Dan tanpa disengaja oleh pujangganya sendiri 
Sang Dewi telah mengukuhkan kekuasaan para raja Mataram atas rakyatnya. 
Bahkan menjadi polisi batin rakyat Mataram.



Logika Mitos yang masuk akal bukan?