Cara Membatasi Anak Bermain Games
Saya termasuk Mama yang mudah
curiga kalau anak fokus di ponsel lama-lama, beneran lagi bikin tugas? Main
games atau scroll media sosial? Fokus anak saat ini memang mudah terdistraksi
dengan ponsel, sedang mengerjakan tugas melalui ponsel, diselingi bukan whatapps,
diselingi main games. Terlepas games memiliki dampak positif, dampak negatifnya jangan disepelekan,
selain menyebabkan kecanduan, juga mempengaruhi perilaku dan beresiko terkena
cyber criminals seperti pelecehan seksual secara online.
Kadang saya berpikir nggak usahlah
anak-anak main games biar ini itu karena jaman saya kecil nggak ada games, asik-asik
aja dan anak-anaknya pinter juga berstrategi. Sayangnya tidak seperti itu,
apalagi anak-anak terbiasa berinteraksi dengan ponsel karena kebutuhan untuk
belajar, mengerjakan tugas, guru mengirimkan tugas , mencari literature dsb.
Ujian sekolah pun harus melalui ponsel karena soalnya diakses di sana, di satu
sisi baik agar paperless , sisi lain anak-anak jadi tergantung ponsel.
Dan kita tidak bisa memantau anak
24 jam, kita juga tidak bisa terlalu ketat dank eras mengatur mereka karena
respon anak bisa jadi negative. Sudah banyak kasus, tekanan orang tua terlalu
ketat dan besar, membuat anak depresi berujung mencelakakan dirinya sendiri dan
orang lain.
Jadi untuk membatasi anak bermain
games selain membatasi adalah memberi pilihan kegiatan positif dan melakukan
diskusi dengan anak mengenai, kenapa
bermain games harus dibatasi, resiko kejahatan dari games online yang memang
sudah terjadi dan pernah jadi headline berita, efek kecanduan main games dan
pentingnya memiliki life skill karena seiring usia dia harus mandiri.
Berikut beberapa kegiatan yang
saya lakukan di rumah untuk kedua anak saya agar tidak banyak fokus pada
ponsel.
Tugas membaca buku
Anak-anak di rumah termasuk anak
yang suka baca buku, jadi tidak terlalu sulit meminta mereka baca buku, yang
sulit harus setiap saat menyediakan buku baru hahaha dan mereka kurang suka
baca buku via ponsel (ebook) katanya kurang nyaman. Untunglah perpustakaan di
sekolah mereka punya koleksi buku lumayan jadi kadang mereka meminjam dari
sekolah. Sejauh ini mereka masih suka baca buku fiksi, terutama buku-buku Tere
Liye.
Mulai bulan lalu saya menugasi
mereka membaca satu buku pilihan saya, non fiksi, ngerti ngga ngerti, paham nggak paham harus
baca, karena setelah dibaca akan kami diskusikan. Satu buku satu bulan durasi
bacanya.
Mendorong ikut ekskul di sekolah sesuai minat
Mengikutsertakan anak pada ekskul
di sekolah membuat jam sekolah anak lebih panjang pada hari-hari tertentu, jadi
jika ekskul yang diikuti anak sesuai minat, anak akan enjoy. Selain menambah
kesibukan dan keterampilan, ekskul juga menambah pertemanan karena anak jadi
kenal teman selain teman sekelas bahkan adik dan kakak kelas. Beberapa ekskul
kadang diikutsertakan dalam lomba di luar sekolah, jika anak ikut lomba akan
melatih rasa percaya diri dan sportivitas anak.
Dilibatkan dalam pekerjaan rumah
Life skills yang harus dimiliki
anak bukan hanya pelajaran di sekolah, yang tak kalah penting pekerjaan rumah
sederhana agar kelak mereka mandiri dan terbiasa melakukan apa-apa sendiri.
Terlihat kecil dan sepele pekerjaan rumah ini tapi berdampak besar untuk anak kelak saat dia
berpisah dari rumah entah untuk sekolah/kuliah/kerja atau berumah tangga.
Life skils sederhana seperti
memasak nasi, membereskan barang sendiri setelah digunakan, termasuk mencuci
pakaian, biasanya saya menugaskan mereka mencuci kaos kaki, sepatu dan tas
sendiri. Karena saya tidak memiliki art, mencuci piring dan menyapu kadang
dilakukan anak-anak.
Memiliki kegiatan lain di rumah selain belajar dan bantu pekerjaan rumah
Kedua anak di rumah diajarkan
bermain musik ala kadarnya karena niatnya agar ada kegiatan daripada nonton
atau main ponsel. Karena alakadarnya mereka belajar otodidak, tentunya saja
awalnya dipaksa hehehe. Anak-anak belajar belajar organ/piano dengan aplikasi
simply piano, belajar gitar secara otodidak.
Beri anak uang saku secukupnya
Apa hubungannya sama main games?
Jelas ada, kalau uang saku anak ngepas, mereka nggak punya kelebihan uang untuk
beli voucher games online, sederhana tapi dampaknya besar.
Bermain games online sepengetahuan atau didampingi orang tua
Seperti ditulis di atas, tidak
mungkin memblock anak dari akses main games atau tidak dikenalkan games karena
kalaupun tidak kita kenalkan pasti kenal games dari teman. Jadi saya memastikan
tahu games yang didownload anak-anak di ponsel dan tahu kapan mereka
memainkannya. Alhamdulillah mungkin inilah previlage sebagai rumah tangga,
memiliki lebih banyak waktu memantau anak.
Karena uang saku anak-anak
terbatas sesekali kami membelikan voucher
games. Bukan kebetulan, saya dan suami nasabah BRI, dan memiliki aplikasi
BRImo.
Emobile BRImoMudahSerbaBisa sangat memudahkan untuk berbagai transaksi, termasuk topupgames , apalagi ada promo khusus untuk top up games yaitu mendapat cash back hingga 20 ribu.
Keuntungan membeli voucher games
di #BRImoMudahSerbaBisa terdapat berbagai jenis voucher game
seperti PlayStation Store Gift Card, Steam Wallet, UniPin Voucher,
Google Play, Mobile Legend.
Cara membeli voucher game di
BRImo :
Buka aplikasi BRImo
Login dengan username dan
password
Pilih menu lifestyle, lanjutkan
pilih menu ‘voucher game’, lalu pilih game yang akan kita beli, pilih nominal
pembelian, lanjutkan, pilih sumber dana dan rekening, klik konfirmasi.
Cara Redeem voucher games di
Google Play:
Buka aplikasi Google Play, pilih
icon di halaman kanan atas, pilih menu payment and subscriptions, masukkan
redeem code pada halaman ini, masukkan kode voucher, lanjutkan dengan klik
‘confirm’ untuk melakukan penukaran kode. Lalu klik ‘see reward’ untuk melihat
saldo google play.
BRImo FSTVL
Dan ada kabar gembira untuk para
nasabah tabungan BRI pengguna Super
Apps BRImo yaitu BRImo FSTVL 2024 yang dimulai dari 1 Oktober 2024 – 31 Maret
2025. Melalui BRImo FSTVL, BRI memberikan apresiasi serta pengalaman kepada
seluruh nasabah yang terus meningkatkan saldo serta memperbanyak transaksi
menggunakan BRImo, kartu debit dan kartu kredit BRI.
Program BRImo FSTVL 2024
merupakan sebuah program loyalty yang dipersembahkan untuk seluruh nasabah
tabungan BRI dalam bentuk undian berhadiah yang bersumber dari setia rata-rata
saldo dan nominal BRI Poin yang dimiliki nasabah selama periode program.
Program Direct Gift (Redeem
BRIPoin) adalah program loyalty yang diberikan kepada seluruh nasabah Tabungan
BRI (BritAma dan Simpedes), pengguna e-banking (BRImo, Qlola Internet Banking,
dan ATM), kartu debit dan kartu kredit BRI akan mendapatkan reward dalam bentuk
BRIPoin atas setiap transaksi yang dilakukan.
Dengan memperbanyak tabungan dan
meningkatkan transaksi di #BRImo FSTVL #BerlimpahHadiah, makin besar kesempatan meraih berbagai
hadiah menarik seperti 10.000 hadiah langsung dari #BRImoRSTVL, hadiah undian
BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha dan kendaraan vespa primaveral dan hadiah
mingguan di Friday Deals.
Sejak anakku harus pegang HP karena zaman covid menuntutnya punya hp utk kebutuhan belajar, aku sudah ketar ketir terkait dengan goodaan main game. Luamyan masih jadi PR sih karena memang gak mudah menerapkan disiplin terkait main game ke anak nih
BalasHapusAplikasi BRImo tuh bener-bener ngebantu banget sih buat kebutuhan top up apapun. Semudah itu aksesnya dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan
BalasHapusIni PR besar banget buat orang tua zaman now ya, Mbak Rina. Tipsnya sangat relatable, apalagi soal pentingnya komunikasi dengan anak. Noted banget!
BalasHapusBeda lagi kalau ternyata memang bakat dan minatnya justru di game. Mungkin kita bisa switch persepsi kita tentang game yang tadinya hanya sebagai hiburan bisa menjadi sarana anak mengasah keterampilan. Yang penting, voucher gamenya lancar ya
BalasHapusMasih PR banget buatku utk anak2 nggak terlalu banyak screentime. Karena mereka tuh melakukan kegiatan2 lain kayak 'supaya boleh main HP'. Soal voucher game, dulu sempat yang sering pengin beli, terutama kalau pas dapat 'angpao' hari raya. Kalau sekarang sih sudah jarang sekali beli voucer game
BalasHapusMain game itu ada plus minusnya. Saya sendiri juga memberikan peraturan pada anak lelaki saya yang senang main game. Tidak boleh terlalu lama main game hingga sampai mengganggu belajar atau lupa makan dan salat.
BalasHapusDi lain sisi saya juga mendukung kegiatan tersebut karena ternyata dia memang fokus ingin jadi pemain e-sport.
Jadi memang tergantung kitanya, ya, harus bisa bijak saat bermain game.
klo molly dulu gak boleh main games biar kakinya gak tegang bun. maklum efek radang otak dulu ngaruh ke kaki dan tangan kaku klo otaknya tegang.
BalasHapusBener banget ini, membingungkan memang perhapean ini, mau aku larang keras, sekolah wajib bawa hape karena ada quizi, mau aku batasi harus bawel. Satu-satunya jalan yang mengalihkan dengan kita berperan di dalamnya ya mak
BalasHapusAku bersyukur anakku kini banyak kegiatan di sekolah, jadi pengurus OSIS dan aktif di ekskul jadi berkurang main game-nya.
BalasHapusMeski begitu rutin aku juga yang belikan voucher games di BRImo apalagi terdapat berbagai jenis voucher game disini
Asalkan terkontrol screen time-nya, gapapa sih ya anak bermain games melalui smartphonenya. Yang penting ada kesepakatan bersama, berapa lama boleh nge-game dan berapa budget yang diberikan untuk hobi yang satu ini.
BalasHapusLiburan ini, kudu merencanakan berbagai kegiatan positif yang memberikan ruang anak-anak untuk bisa tetap bergerak dan berpikir aktif, bukan hanya bersantai dan bermain games. Kemarin uda beli peralatan bebersih yang bisa dijadikan salah satu agenda anak-anak biar rutin bebersih, hehhee.. minimal, "wilayah" mereka sendiri.
BalasHapusSyukur-syukur kalau mau "menjajah" sampai ruangan lain di rumah. Biar sama-sama nyamaaan..
Apalagi musim liburan gini, bener bener mesti di rem banget nih screentimenya anak-anak ya maaaaak.. Eh tapi gaa da salahnya nih beliin voucher games buat reward liburan. apalagi belinya di BRImo, ada cashbacknya yaa.. hihi
BalasHapus