Assalamualaikum Teman, apa kabar dengan new
normal? Sudah jalan kemana sama anak-anak? Kalau saya sih belum kemana-mana
bawa mereka. Kalau perlu kemana-mana, pasar atau atm, sendiri. Jujur pengennya sih keluyuran ngajak mereka jalan-jalan. Tapi masih menahan diri karena
walaupun sudah boleh kemana-mana, virusnya masih berkeliaran, jumlah yang
positif perhari mencapai ribuan, data tanggal 5 Juli 2020 kenaikan mencapai
1600-an (duh). Mungkin imunitas kita kuat tapi bagaimana dengan orangtua yang sudah
lansia, khawatir kita tak sadar membawa virus, khawatir juga anak terlebih si
kecil yang kedua punya asma.
Anak-anak termasuk yang rentan terkena
penularan virus Covid-19, berdasarkan data IDAI
perbulan Mei 2020 jumlah anak di Indonesia yang terpositif Covid-19
mencapai 500-an orang dan merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara.
Bukan hal mudah, menerapkan protokol kesehatan
pada anak-anak yang masih suka pecicilan, tangannya ga bisa diam pegang sani sini karena ingin tahu, mengeluh
tidak betah pake masker, beda dengan si kaka yang udah remaja,
Tapi ‘merumahkan’ anak-anak bukan berarti diem –diem bae (kalau istilah orang Betawi)
tetap beraktivitas normal, beraktivitas fisik, main di teras atau halaman rumah
agar anak-anak menghirup udara segar dan beraktivitas fisik tapi menghindari main bersama-sama teman
seperti masa normal.
Itu salah satu tips yang saya dapat dari acara web binar Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju; Tanggap Alergi di Masa Pandemi
untuk Generasi Maju, yang saya ikuti hari sabtu tanggal 29 Mei 2020 yang
diadakan PT. Sarihusada Generasi Mahardhika melalui brand SGM Eksplor Advance+
Soya, dengan narasumber Prof. Dr. Budi
Setiabudiawan., dr., SpA(k), M.Kes., - Konsultan Alergi dan Imunologi Anak. Acara
ini sekaligus dalam rangka menyambut
World’s Allergy Week 2020.
Berikut Tips hadapi
new normal/adaptasi kebiasaan baru (AKB) selengkapnya dari dr. Budi Setiabudiawan.
Tidak melakukan
penundaan imunisasi; Jika
sudah waktunya si kecil diimunisasi pastikan tidak ditunda. Memang mengunjungi
rumah sakit saat pandemi itu bikin hati cemas, untuk mengurangi rasa khawatir
dan was-was, pilih rumah sakit khusus ibu bersalin dan anak.
Membuat janji atau daftar dahulu melalui
telepon agar saat ke rumah sakit tidak menunggu lama untuk mengantri. Dan
jangan lupa menerapkan protokol kesehatan; menggunakan masker, membawa hand
sanitizer, anak diberi pengertian untuk tertib di rumah sakit.
Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak; Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak,
disesuaikan dengan SDIDTK (stimulasi
deteksi, intervensi dini tumbuh kembang).
salah satunya dengan cara memantau pertumbuhan
tinggi dan berat badan terhadap usia, anak apakah sesuatu dengan tabel
pertumbuhan anak
Menjaga kesehatan
dengan nutrisi lengkap, seimbang dan aktivitas fisik yang sesuai; Kuatkan sistem imunitas anak dengan memberi mereka nutrisi lengkap dan
seimbang seperti memperbanyak makan buah dan sayuran. Di rumah aja
bukan alasan tidak melakukan apa-apa , main di teras dan halaman rumah.
Ajari anak untuk
mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker dan menghindari
kerumunan/keramaian.
Berjemur di depan rumah setiap pagi sekitar
10-15 menit untuk mengoptimalkan asupan vitamin D yang baik untuk daya tahan tubuh.
Menjadi Orangtua Tanggap Alergi
Dimasa pandemi seperti sekarang menjadi kesehatan
agar sistem imunitas tubuh meningkat sangat penting, terlebih untuk anak-anak
yang sedang tumbuh dan berkembang. Anak yang memiliki alergi sebaiknya diberi
perhatian khusus karena sistem imunnya bisa menurun saat alerginya kambuh.
Imunitas Anak dengan Alergi
Alergi
adalah respon sistem imun yang tidak normal terhadap bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain. Misalnya
debu, bagi anak yang tidak alergi terpapar debu tidak menyebabkan sakit.
sebaliknya untuk si anak alergi debu bisa membuat tubuh mereka bereaksi, entah
itu dermatitis (ruam, gatal pada kulit), sesak nafas mereka,
Kenali alergen
Debu bukan
satu-satunya penyebab alergi. Sesuatu yang menyebabkan alergi disebut alergen.
Alergen dapat berupa makanan dan atau sesuatu yang terhirup. Berikut beberapa
contoh alergen;
Makanan yang termasuk alergen; Susu sapi,
makanan laut (udang, kepiting, udang karang), kacang tanah, tree nuts (kacang
pohon seperti hazelnuts, almond dan kacang mete), gandum, telur dan ikan
Sesuatu yang terhirup; tungau debu rumah,
serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang, jamur kapang.
Alergen susu sapi kasein atau whey protein dalam susu sapi yang
menyebabkan reaksi alergi. Reaksi-reaksi ini dapat diperantara IgE atau
non-IgE. Reaksi alergi yang diperantara IgE cenderung memiliki manisfestasi
klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh tetapi lebih
mudah untuk mendiagnosisnya.
Sekitar 0.5%-7.5% anak,
alergi terhadap susu sapi namun akan sembuh dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Sebanyak 35% alergi susu sapi menyebabkan dermatitis atopic (masalah pada kulit seperti
gatal dan atau ruam)
Kesembuhan alergi susu sapi
Seiring
bertambahnya usia anak, alergi terhadap susu sapi akan sembuh, dengan peluang
kesembuhan 45-55% pada tahun pertama, 60-75% tahun kedua, dan 90% tahun ketiga
dan 97% di tahun kelima usia anak.
Data dari klinik anak di RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta 2012 menunjukkan bahwa 31% dari pasien alergi terhadap putih telur dan
23.8% alergi susu sapi.
Protein susu sapi merupakan makanan penyebab
alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak – anak di Asia.
Bunda Tanggap Alergi
dengan 3K; Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan
Kenali gejala alergi susu sapi dengan mengenali indikasi yang
ditunjukkan si kecil. Penyebabkan gangguan cerna seperti diare (53%) dan kolik
(27%). Gangguan pada kulit seperti gatal dan ruam, kulit urtikaria (18%) dan
dermatitis atopic (35%). Gangguan saluran nafas asma (21%) dan rhinitis (20%), dan
reaksi yang cukup serius Anafilaksis (11%) dengan gejala muntah, sesak dan shock.
Konsultasikan ke
dokter jika muncul
gejala alergi susu sapi pada si kecil agar mendapatkan penanganan yang tepat
dan orangtua tahu apa yang harus dilakukan agar alergi anak tidak kambuh. Dan
mendapatkan rekomendasi pengganti nutrisi yang tepat.
Kendalikan Alergi anak dengan memberikan ASI Eksklusif yang mengandung alergen makanan dalam
jumlah sangat sedikit menginduksi tolerans. Jika memberikan alternative nutrisi
sebaiknya sesuai rekomendasi dokter.
Alternative nutrisi
untuk Anak Alergi
Pemberian nutrisi alternative untuk anak alergi
sebaiknya melalui rekomendasi dokter agar sesuai dengan kondisi alergi anak.
Pastikan si Kecil mendapatkan ASI Ekslusif jika
tidak bisa memberikan karena alasan medis, sebaiknya konsultasikan dengan
dokter.
Ada beberapa formula alternative untuk anak
alergi; formula terhidrolisis ekstensif, formula asam amino dan formula isolate
protein soya . Anak dengan alergi berat formula
asam amino, gejala alergi ringan sedang
protein terhidrolisis ekstensif atau soya.
Formula
soya meta analisis menunjukkan bahwa tidak ada efek negative terhadap fungsi
reproduksi dan endokrin, termasuk juga pada sistem imun dan kognitif. sehingga
formula soya aman diberikan dan juga dapat mendukung tumbuh kembang si kecil.
Jangan sepelekan
alergi
Jangan sepelekan alergi walaupun bisa sembuh
dengan sendirinya karena jika alergi dibiarkan efeknya bisa terbawa hingga
dewasa, yaitu jika reaksi si kecil terhadap alergen berupa gangguan pernafasan dapat menyebabkan
asma.
Selain itu jika alergi dibiarkan si kecil akan
terganggu pertumbuhan dan perkembangannya karena sering sakit. Menurut dr. Budi
Setiawan alergi memiliki dampak yang signifikan bagi si kecil, keluarga bahkan
dalam masyarakat.
Dampak pada kesehatan, alergi dapat meningkatkan
resiko penyakit degenerative,seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung.
Dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak yaitu
mengalami keterlambatan pertumbuhan
karena berhubungan dengan jenis dan durasi pantang makanan.
Dampak ekonomi, meningkatkan biaya pengobatan
meningkatkan biaya tidak langsung (kehilangan pendapatan karena sering tidak
masuk kerja).
Dampak
psikologi, Stress pada anak dan orangtua menurunkan kualitas hidup si kecil.
Membedakan alergi dan infeksi
Apakah
disertai demam
Apakah saat
siang lebih dominan dibandingkan pagi atau malam
Apakah
dahak ingus kental atau berwarna
Bila salah
satu dijawab iya mungkin infeksi
Bila semua
dijawab tidak mungkin alergi
Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju
Web binar Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju juga dihadiri Anggi Monika Septie selaku Senior Brand Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Mediana Herwijayanti Digital Marketing Manager SGM Eksplor Advance+ Soya dan Natasha Rizky selebriti dan seorang bunda yang berbagi pengalamannya seputar alergi anak.
Informasi lebih lengkap mengenai alergi bisa teman-teman dapatkan di Soya Dukung Generasi Maju website https://www.generasimaju.co.id/alergianak dan akun instagram https://www.instagram.com/soya_generasimaju. Tersedia juga layanan tanya jawab seputar alergi dan ada beragam resep bernutrisi, mudah dan menarik untuk si kecil.
Saya pikir alergi makanan tertentu tidak bisa sembuh mba. Ternyata pertambahan usia bisa mengurangi dampak alergi makanan ya. Tapi kalo alergi debu gak akan berpengaruh terhadap usia ya Mba..
BalasHapusAlergi memang masalah pelik buat anak2 dan ortu ya Mba
BalasHapusMemang ortu kudu lebih smart dan tanggap!
Wih, ini sih webinar yg mantulll!
seneng banget aku ikutan juga webinar ini, jadi nambah ilmu banget seputar alergi anak, dan alhamdulillah sgm soya care bgt soal ini
BalasHapusWah mksh mba diingatkan ttg imunisasi. Baru sampai campai trus datang pandemi jd belum ke RS lagi nih buat vaksin si kecil
BalasHapusBener banget kalau alergi bisa jadi masalah yang serius, kasihan anak dan ortunya. Tapi untungnya sekarang banyak produk susu yang diperuntukkan lhusus bagi yang punya alergi ya mbak
BalasHapusAlergi pada anak memang paling riskan, kalau ortu ga tanggap kasihan si anak. Webinarnya manfaat banget nih. Thanks sudah berbagi..
BalasHapusLho? Kecoak tuh bisa menimbulkan alergi juga ta? Duluuu aku punya alergi dingin, kalau belum berjemur di bawah sinar matahari, batukku tak henti-henti. Semoga alergi ini cukup berhenti di aku aja sebab anakku udah aku kasih susu soya juga hahhaa.
BalasHapusAlergi itu memang ngga bisa dianggap remeh ya.. kita sebagai orangtua itu harus tanggap, punya atau tidak punya anak alergi harus memahami tentang alergi pada anak.. jadi tau ya mbak, jika anak alergi harus seperti apa dengan 3K sudah jadi langkah tepat.
BalasHapusbener nih mbak kita nggak boleh sepelein alergi anak. soalnya anak yang mudah alergi tandanya imun tubuhnya lemah. contohnya aku nih punya alergi sama debu dan dingin mudah pilek klo imunnya lemah. hehe
BalasHapussebagai seorang ibu pengetahuan tentang alergi dan penanganannya emang penting banget karena itu program SGM ini keren banget loh karena memberikan edukasi tentang alergi
BalasHapusAnak saya nih alergi, memang nurun dari orang tuanya, huhuhu... Lagi masa pandemi begini dijaga banget jangan sampai alerginya kambuh
BalasHapusHarus bis amengenali dan mendeteksi dulu ya sebelum bilang kena alergi. Wah makasih udah dikasih tau tiga hal yang membedakannya
BalasHapusAnakku konsumsi susu sapi, beberapa merek susu memang tidak cocok mba, langsung gatal-gatal gitu. Tapi parahnya si dari debu, makanya pakai sabun khusus alergi.
BalasHapusDisaat pandemi gini tuh memang kita lebih sensitif ya termasuk urusan anak-anak juga, aku pokoknya ada yang aneh dikit langsung cari tau dulu.
BalasHapuswah aku lihat dokter Budi kesukaanku. Beliau menjelaskannya dengan sangat sederhana dan mudah dimengerti.
BalasHapusAnakku ada alergi dan paham bener gimana rasanya stress saat alerginya kumat hehe. AKhirnya ya sebisa mungkin ngecek makanan yang masuk ke anak.
BalasHapusOh ya sama satu lg menjaga imunitasnya, soalnya kalau imunitasnya bagus biasnaya alerginya gak kumat.
Ada kemungkinan anak menurun dari alergi yang dialami salah satu apalagi kedua orangtua yaa, kak..
BalasHapusPerlu banget niih...cek alergi anak-anak. Agar penanganannya tepat.
Alergi memang ngg boleh dianggap enteng.. Apalagi karena banyak yang akivatnya fatas dan berujung kematian yaaa mba
BalasHapusMengenali alergen ini penting ya mba agar kita tahu antisipasi apa yang perlu diambil. Juga membiasakan pada anak untuk mengetahui apa saja yang harus dihindarinya.
BalasHapusBenar sekali ya mbak, alergi g boleh diremehkan..
BalasHapusHarus dicari tahu sebabnya dgn segera
alergi ini emang gak bisa disepelakan, apalagi kalau ortunya ada alergi, anak bisa jadi pun ikut alergi. Alhamdulillah, so far anak-anak gak ada alergi susu sapi.
BalasHapusmakasih sharingnya ya Mbak :)
Bener banget, punya anak alergi mah kudu tanggap banget. Kalo enggak, kasian deh kambuh-kambuh. Kayak aku dulu, kurang tanggap, jadinya kasian anak. Untung sekarang mah jauh lebih mudah ya, dokter bisa online. Produk khusus anak alergi juga ada.
BalasHapusPunya anak yang alergi memang harus trus tanggap ya bun agar tumbuh kembang anak bisa terus optimal apalagi dimasa pandemi seperti sekarang..duh bkin deg2an trus sebagai ibu smoga anak2 kita selalu aehat y bun
BalasHapusSebagai orang tua, kita wajib ya untuk paham mengenai tanda-tanda alergi pada anak, kalau gak bisa berabe dan mempengaruhi tumbuh kembang mereka
BalasHapusImunisasi di zaman pandemi begini memang serba rikuh yaa..
BalasHapusInginnya kalau punya bayi dirumahaja. Alhamdulillah, himbauan ini membuat para Ibu tetap tenang saat memiliki bayi.
Buat yang alergi memang hatus menghindari makanan pencetus atau alergen karena emang alergi makanan nggak bisa sembuh ya mbak. Tapi bisa sembuh dengan menghindari alergen
BalasHapusKalo alergi jangan diabaikan soalnya ponakanku alergi ayam setiap makan ayam badannya pada merah. Alhamdulillah nya sih ga sampai parah tapi habis makan ayam sekujur tubuhnya pada merah
BalasHapus