Jujur, kadang tidak sadar dengan
umur yang menua (menutup mata dari kerutan halus di wajah dan beberapa uban
hehehe) sampai melihat tinggi badan anak – anak, how old am I?
Rasanya baru kemarin jadi mama
baru yang mudah panik, parnoan, apa – apa harus sesuai dengan pedoman buku
parenting. Lahir anak kedua rasanya lebih santai, idealisme pengasuhan
mengendor untuk hal - hal tertentu. Terkenang – kenang juga saat si sulung masih suka tantrum. Pengalaman menghadapi anak tantrum ternyata paling berkesan.
Jadi mama itu... |
Tantrum
Tidak setiap anak melalui masa
tantrum, ini terbukti dengan kedua si kecil saya, si Kaka saat balita kerap tantrum
untuk memaksakan keinginannya, Adik cukup dengan tangisan atau rengekan.
Apa yang ada dibenak Mama saat
melihat seorang anak tantrum di keramaian, seperti mall atau tempat pameran? Si anak meraung dengan kaki dihentak –
hentakkan, saat coba ditenangkan dengan merangkulnya malah mengayun-ayunan tangan kesana - kemari.
Belum lagi teriakannya berkali – kali meminta apa yang diinginkannya!
“Makanya jangan suka ngajak anak
ke mall.”
“Pasti ibu bapaknya kehabisan
uang sampai anaknya ngamuk minta mainan
dibiarin.”
“Alhamdulillah anak saya tahu
diri tidak pernah tuh ngamuk-ngamuk
kalau meminta sesuatu.”
Well, sebenarnya itu adalah komentar - komentar yang saya dengar/baca
secara langsung dari orang yang melihat adegan seorang anak yang sedang tantrum. Dan anak itu adalah si sulung saya.
Kalau ditanya apa saya malu kalau anak tantrum di keramaian? Malu banget tapi saat pertama aja selanjutnya bisa santai dan mesem-mesem.
Kalau ditanya apa saya malu kalau anak tantrum di keramaian? Malu banget tapi saat pertama aja selanjutnya bisa santai dan mesem-mesem.
Yap saat usianya balita di sulung
kerap tantrum jika keinginannya tidak dikabulkan. Jangankan di mall di rumah
saja dia bisa ngamuk hanya karena tidak saya belikan balon (padahal hari sebelumnya sudah beli balon dan balonnya masih ada) atau saya matikan tv
karena jam menontonnya sudah habis sesuai kesepakatan.
Saya dan Pak suami sepakat tidak
akan menurutkan keinginan anak-anak jika berdampak tidak baik. Memilih
membiarkan anak tantrum daripada maksain dan si anak jadi kebiasaan menggunakan amukan untuk ‘menaklukan’
kami.
Saya ingin anak
– anak tumbuh menjadi pribadi tangguh,
bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan, bisa mengontrol keinginan
dirinya, paham jika uang untuk memenuhi kebutuhan bukan keinginan, paham jika
main games di gadget sekedar hiburan bukan kegiatan utama dan ada waktu
tertentu. Gadget untuk membaca buku (ebook) dan sumber informasi. Biasanya saya melibatkan anak - anak saat mencari ide membuat mainan atau mencari informasi terkini di gadget.
Boleh baca Peran Baru Azka , cerita tantrum si sulung yang pernah dimuat di majalah Parenting rubrik Cerita Mama.
Seiring usia si sulung tidak lagi
tantrum tapi bukan berarti sifat keukeuh-nya
hilang hanya saja sekarang caranya tidak dengan tantrum tapi menunda dan
mencari solusi agar keinginannya tercapai. Misal jika ingin membeli sesuatu dia
akan menabung dan menawarkan diri bantu - bantu.
Semua berproses bukan tanpa drama
karena mengungkapkan rasa cinta pada anak – anak tidak bisa selalu dengan cara manis.
Boleh baca Cara Mama Mencintaimu, cara manis mengungkapkan cinta ala saya
yang dimuat di Majalah Ummi rubrik Nuansa Wanita.
Menaklukan Tantrum Anak
Saya bersyukur dengan fase
tantrum yang dilalui si sulung karena itu menunjukkan karakter keukeuh-nya. Penanganan tantrum yang
tepat akan menumbuhkan karakter memiliki
keinginan kuat dan pantang menyerah pada anak. Ini yang saya lakukan saat anak
– anak masih suka tantrum;
Memberi pengertian. Saya menjelaskan dan memberi pengertian
kenapa tidak melulusan keinginan atau memberi pilihan alternatif atas
keinginannya. Walaupun menit berikutnya dia mengamuk, saya yakin dia mendengarkan penjelasan tapi tidak
mau menerima..
Memberi waktu dia melampiaskan kekesalannya. Membiarkan dia melampiaskan kekesalannya. Tidak memukul atau menghardiknya. Jika si sulung kami tantrum di keramaian tugas Pak suami membopongnya sampai mobil. Dia biasanya tertidur sepanjang
perjalanan pulang karena kecapean abis ngamuk hahaha.
Mengulang pengertian saat dia sudah tenang. Anak sudah tenang tapi
belum lupa keinginannya yang diabaikan, dia cemberut. Biasanya saya ulang
alasan kenapa saya tidak mengabulkan keinginannya.
Menawarkan solusi. Setelah
mengulang alasan, biasanya kami menawaran solusi. Misal saat ia ingin balon
lagi (dan lagi padahal di rumah ada), saya katakana kalau semua balonnya sudah
empis atau pecah boleh beli balon lagi. Kalau mau mainan lagi saya katakan harus nabung dulu caranya jangan jajan tapi uangnya ditabung.
Boleh baca tips menghadapi Anak Berkemauan Keras yang dimuat di Koran Republika rubrik Leisure.
Membangun Kelekatan
(bonding)
Perjalanan saya membimbing anak –
anak masih panjang dan masalah yang dihadapi akan berbeda seiring usia.
Memasuki usia praremaja (saat ini si sulung saat ini berusia 9 tahun) dan seterusnya saya tidak bisa lagi menaklukan mereka
dengan cara otoriter dalam tanda kutip. Katanya harus tarik ulur, masuk ke
dunia mereka (harus tahu apa yang sedang hits di dunianya – entah lagu, film,
atau tokoh idola mereka), menjadi sahabat mereka.
Timeless |
Agar proses itu berjalan mudah, orangtua harus memiliki ikatan fisik
dan emosi yang baik dengan anak – anak (bonding). Bonding tidak tercipta dengan
sendirinya. Dan saat ini saya tengah mempererat bonding dengan anak – anak
dengan melakukan hal – hal berikut ini;
Bekal ilmu. Tidak ada sekolah untuk jadi orangtua bukan berarti
tidak ada ilmunya. Belajar dari pengalaman bagaimana Ibu membesarkan saya dan keempat adik, melalui buku, ikut diskusi parenting
dsb.
bekal ilmu jadi orangtua |
Memiliki waktu bersama setiap hari. Aktivitas paling rutin yang saya dilakukan bersama anak
– anak adalah dari mulai magrib (sholat bersama hingga mereka tidur. Biasanya kami membaca buku, bermain (paling sering main catur, ular
tangga, congklak dan monopoli), mendampingi mengerjakan belajar, atau anak – anak menggambar sementara saya membaca
buku.
Bekerja sama mengerjakan pekerjaan rumah. Cara lain saya menghabisan
waktu bersama anak-anak adalah mengajak mereka melakukan pekerajaan rumah yang
mudah seperti membantu membuat camilan, menyapu dan meminta mereka mencuci sepatu dan kaos kaki sekolahnya. Biasanya dilakukan saat weekend.
Menjadi pendengar yang baik dan tidak menggurui. Jujur, saya masih
belajar jadi pendengar yang baik dan tidak menggurui. Masih sukar menerima, saya harus memasuki dunia mereka terutama si sulung yang memasuki usia
praremaja. Seperti saat si sulung
mengaku – ngaku suka lagu korea dan ingin saya mendownload untuknya. Secara gitu ya di rumah kami tidak punya
radio dan tidak pernah mendengarkan lagu korea apalagi menonton. Mulai tarik ulur dan diskusi agar pengaruh
teman tidak terlalu dominan.
Belajar sabar dan menahan emosi. Kadang masih ngomel dengan intonasi
kencang, greget saat anak – anak melakukan kebiasaan tak rapih berulang – misal
pulang sekolah lempar tas, kaos kaki dan sepatu dimana saja. Masih belajar sabar...
Anti panik menghadapi anak sakit
Semua Ibu mengalami fase
menghadapi anak sakit. Bagaimana rasanya? Khawatir sudah tentu atau bahkan
panik? Kalau saya iya tapi itu dulu, tahun pertama memiliki anak. Sedikit –
sedikit ke dokter, baru beberapa jam demam ke dokter, anak rewel dikit ke
dokter. Maklumlah ya mama baru yang jauh dari sanak saudara hehehe.
Alhamdulillah seiring usia anak-anak saya banyak belajar termasuk soal menghadapi
mereka sakit. Yang pasti udah tidak panik lagi kalau anak – anak deman, salah
satunya karena selalu sedia obat penurun panas Tempra
Syrup untuk adik dan Tempra Forte untuk Kaka di rumah.
Agar tidak panik menghadapi anak sakit saya biasanya melakukan
hal berikut ini;
Tarik nafas dan yakinkan pada diri sendiri bahwa saya bisa
menanganinya. Sakit adalah hal alamiah,
respon tubuh terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Menyadari hikmah
sakit untuk anak dan orangtua, jadi lebih mensyukuri nikmat sehat dan belajar
sabar. Berdoa untuk kesembuhannya disertai ikhtiar atau usaha agar sembuh.
Memberikan obat yang tepat. Dua hari sebelum tulisan ini publish, Adik (6 tahun) demam. Perkiraan saya karena kelelahan karena dua hari berturut - turut tidur larut malam, main, berenang, dan tidak mau tidur siang. Demamnya lumayan tinggi tapi karena tidak memiliki riwayat kejang saya tidak khawatir. Saya memberinya minum air putih banyak, memintanya tidak main hanya rebahan lalu memberikan obat penurun panas Tempra Syrup.
Memberikan obat yang tepat. Dua hari sebelum tulisan ini publish, Adik (6 tahun) demam. Perkiraan saya karena kelelahan karena dua hari berturut - turut tidur larut malam, main, berenang, dan tidak mau tidur siang. Demamnya lumayan tinggi tapi karena tidak memiliki riwayat kejang saya tidak khawatir. Saya memberinya minum air putih banyak, memintanya tidak main hanya rebahan lalu memberikan obat penurun panas Tempra Syrup.
Pilihan saya jatuh pada Tempra selain karena anak – anak suka rasa manisnya juga aman di lambung,
tidak perlu dikocok karena 100% larut (ini cocok untuk saya yang suka lupa jika misalnya ada
obat resep dari dokter dan harus dikocok sebelum digunakan – efeknya obat bisa
tidak bekerja efektif karena dosis kurang), dan dosis Tempra Syrup tepat –
tidak menimbulkan over dosis dan kurang dosis.
Tempra tersedia dalam tiga pilihan untuk usia berbeda; Tempra Drops untuk usia 2 tahun, Tempra Syrup usia 1 - 6 tahun dan Tempra Syrup usia 6 - 12 tahun. Kandungan parasetamolnya disesuaikan dengan peruntukan usia, tempra forte 250 mg tempra syrup 160 mg. Jadi dosisnya tepat - tidak kurang tidak lebih. Selengkapnya tentang Tempra bisa dilihat di
Tempra tersedia dalam tiga pilihan untuk usia berbeda; Tempra Drops untuk usia 2 tahun, Tempra Syrup usia 1 - 6 tahun dan Tempra Syrup usia 6 - 12 tahun. Kandungan parasetamolnya disesuaikan dengan peruntukan usia, tempra forte 250 mg tempra syrup 160 mg. Jadi dosisnya tepat - tidak kurang tidak lebih. Selengkapnya tentang Tempra bisa dilihat di
Lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak. Saat sakit biasanya
anak – anak manja. Jadi
biasanya kalau anak – anak sakit saya bangun lebih pagi, beberapa pekerjaan
rumah ditunda (ga keburu ngepel lantai sehari dua hari kalau anak sakit udah
biasa hehehe) atau dialihkan (cucian ke Laudry). Make it simple pokoknya. Menghabiskan banyak waktu saat anak sakit
memberikan dorongan mental untuk cepat sembuh dan kita juga
jadi bisa tahu perkembangan sakitnya. Apa demannya karena flu atau hal lain?
Menu makan disesuaikan. Salah satu proses penyembuhan sakit adalah
asupan gizi yang baik. Saya
biasanya menyiasati dengan mengganti nasi dengan bubur, untuk sayurnya sop atau
bayam bening, lauknya sebisa mungkin menghindari digoreng.
Jika sakit berlanjut membawa anak ke dokter. Demam karena flu dengan istirahat
cukup, makan makanan bergizi dan memberi
obat pereda demam/nyeri, biasanya akan sembuh dalam 3 sampai 4 hari. Kalau
saya, jika hari ke 4 deman anak - anak tak kunjung sembuh padahal sudah diberi
obat penurun panas, saya membawa mereka ke dokter, untuk memastikan penyebab
demannya. Khawatirnya kan deman yang disebabkan penyakit berbahaya seperti DBD
atau typus .
Setiap mama pasti punya cerita
berbeda menghadapi anak sakit atau mengungkapkan cinta pada mereka because
every mom has own battle. Bagaimana cerita teman-teman?
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Semoga sehat selalu bunda dan keluarga :) aamiin
BalasHapusMakasih mba ...
HapusWaaah ternyata Azka dulu suka tantrum ya. Alhamdulilah duo bocil gak ada yang tantrum apalagi di tempat umum. Tapi nggak tau juga nih si Firdan
BalasHapusKayaknya ada dikit dikit sifat ngeyelnya nih.
Smg firdan kalem juga ga tantrum...rempong klo udah tantrum di tempat umum
HapusTips menghadapi anak sangat membatu banget untuk aku, terimakasih
BalasHapusTerimakasih tips2 nya bunda, semoga keluarga srlalu sehat y brrkat tempra
BalasHapusTerima kasih mba
HapusKasihi ibu memang sepanjang masa ya, mak
BalasHapusIya dan tiap hari jd momen belajar
HapusAnak2 ku juga cocok pakai tempra untuk menurunkan demam
BalasHapusJd tenang ya asal ada tempra d rumah
HapusAku baru ngerti apa itu tantrum, kirain nama penyakit *ditendang :(*
BalasHapusAku dan adikku sih ngerasanya nggak pernah sampe ngamuk-ngamuk gitu kalo lagi pengen sesuatu, udah takut duluan sama Mamah kalo marah, haha. Jadi ya, kalo emang ada keinginan bilang aja, kalopun belum bisa dikabulin, biar tau artinya sabar dan berusaha :)