Bagaimaja mencari narasumber untuk tulisan di majalah? Begini lho cara resminya. Tapi sebelumnya mau sedikit cerita
pengalaman saya mendapatkan narasumber .
Beberapa tulisan saya di
majalah Ayah Bunda mengharuskan memakai narasumber profesional atau istilahnya konsultan
ahli. Kadang-kadang Ayah Bunda menunjuk langsung narsum yang harus saya hubungi, saya
diberi no kontaknya jadi tinggal tlp dan membuat janji bertemu atau wawancara by phone - biasanya dokter tidak
mau wawancara by phone, katanya
khawatir salah persepsi - dilain waktu
saya yang harus mencarinya sendiri. Awalnya bingung terlebih dengan background pendidikan dan pengalaman
yang tidak ada hubungannya dengan dunia tulis menulis profesional atau
jurnalistik jadi saya tidak memiliki
jaringan atau apapun istilah untuk mendapatkan narasumber profesional di bidang
tertentu. Atas ide suami saya
mencari narasumber di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) tempat saya dan anak-anak biasa memeriksakan kesehatan, letaknya tidak jauh
dari rumah. Dan bisa! Jadilah setiap butuh narasumber dokter spesialis berbeda,
saya mencari terlebih dahulu dokter yang praktik di RSIA ini. Para dokter ini umumnya
enak diajak kerjasama dan komunikatif.
Artikel tentang mata dengan narasumber dokter spesialis mata |
Tapi tugas mencari narsum
minggu lalu membuat saya harus beranjak dari RSIA biasanya karena tidak ada dokter SpOG subspesialis maternal yang praktik di Bogor. Sebenarnya saya punya
satu kenalan dokter SpOG sub spesialis maternal, dokter yang pernah ditunjuk AB
untuk saya di tulisan ini. Tapi dengan pertimbangan mencari pengalaman dan
ingin mendapatkan kenalan dokter baru, saya pun mencarinya dengan cara menelpon Rumah Sakit yang ada di Jakarta.
Rumah sakit umumnya bersedia
dokter yang praktik di tempatnya dijadikan narsum, dengan syarat nama rumah
sakit dicantumkan, agar menguntungkan kedua belah pihak, istilahnya. Untuk
resminya mereka meminta surat resmi permintaan dari saya agar pihak RS merekomendasikan
salah satu dokter spesialis yang saya maksud.
Surat dibuat dan dikirim viab faks lalunsaya menunggu konfirmasi dari RS. Beberapa hari kemudian, setelah saya telp dan
sms menanyakan, pihak RS memberi nama dokter beserta no tlpnya yang bisa saya
hubungi.
“Mba, jangan lupa kami minta
bukti terbitnya ya,” pesan marketing rs.
Oh ya suratnya hanya berisi
bernyataan bahwa saya akan menulis artikel dengan thema A untuk majalah B dan
rencana dimuat edisi C dan meminta pihak rs merekomendasikan dokter spesialis
yang saya maksud. Jangan lupa tinggalkan no tlp kita dan tanyakan kontak person RS untuk konfirmasi atau kabar disetujui atau tidaknya surat permintaan kita.
Oh ya biasanya pihak
marketing rs akan menanyakan apakah ada honor untuk narsum. Hal ini untuk
disampaikan pihak RS pada dokter yang ditunjuk.
Bermanfaat, terimakasih sharingnya Mbak Rina
BalasHapusHonor yg bayar siapa? Pake bayar registrasi dan konsul spt pasien umumnya gak?
BalasHapusyang bayar ab mba....gak pake registrasi karena pake surat resmi...
Hapus